Narasi

Meneladani Dakwah ala Rasulullah

Membicarakan Rasulullah tidak akan pernah ada habisnya, baik dari sejarah, kehidupan maupun ajarannya. Dari sekian pembahasan mengenai Rasulullah yang dilakukan para cendekiawan kini maupun dulu, sedikit sekali membahas mengenai cara dakwahnya. Hal ini sangat penting untuk era kekinian, tatkala orang melakukan penyebaran (dakwah) Islam.

Melihat cara dakwah secara menyeluruh Rasulullah, beliau hanya melakukan kurang dari setengah abad. Tetapi capaian yang dilakukan dalam dakwahnya melampaui segala penjuru dunia. Tetapi ia melakukan dakwah ke semua bangsa, yang meliputi watak, selera dan budaya masing-masing, dan mereka berbondong-bondong memeluk agama Islam.

Salah satu cendekiawan barat, Molier, pernah mengatakan bahwa mustahil pula untuk memperbaiki kebiadaban komunitas seperti itu –jahiliah, dalam waktu singkat tidak kurang lebih dari 23 tahun dan mengangkatnya ke garda terdepan dalam kemanusiaan. Tetapi hal ini dapat dilakukan oleh Muhammad.

Kenyataan ini jelas membuktikan bahwa ajaran yang beliau bawa memang bersifat universal dan dapat diterima semua suku bangsa. Itulah yang membuat Rasulullah Saw. diakui sebagai murabbi paling berpengaruh, paling menonjol, dan paling kredibel di sepanjang sejarah manusia.

Dari capaian yang dilakukan oleh Rasulullah dalam menyebarkan agama Islam selayaknya ditiru oleh umat Islam dan segenap orang yang mendakwahkan ajaran suci atas nama agama Islam. Berdakwah yang dapat diterima oleh siapa pun dan di mana pun ketika kita berdakwah. Kemudian timbul pertanyaan, dakwah seperti apa yang dilakukan oleh Rasulullah?

Rasulullah mengedepankan memberikan contoh akhlak yang baik kepada orang-orang sekitarnya, dan mengedepankan rasa kasih-sayang serta kemanusiaan. Baik itu kejujuran, keteraturan, kemanusiaan dan kasih sayang. Mengedepankan rasa kemanusiaan saat menyebarkan agama Islam. Kita bisa melihat contoh-contoh yang tersebar, ketika beliau diusik, mereka tidak membalas dengan amarah, tetapi dengan kasih sayang dan ilmu pengetahuan.

Rasulullah selalu berinteraksi dengan manusia secara utuh, baik dari aspek akal, hati, jiwa maupun perasaan tanpa sedikit pun mengabaikan salah satu di antaranya. Rasulullah telah berhasil memotivasi keempat potensi yang dimiliki setiap manusia itu sehingga mampu mengubah orang yang sebelumnya biadab menjadi beradab.

Salah satu cara Rasulullah dakwah dengan kasih dan cinta tatkala mendakwahkan Islam kepada Umar bin Khattab yang terkenal dengan watak keras. Melihat hal itu, Rasulullah tak lantas membalas dengan watak keras pula, tetapi dengan cara lembut dan penuh kasih sayang. Dengan tindakan ini, kemudian Umar keras akhirnya masuk Islam dan menjadi penganut Islam yang lembut.

Ada begitu banyak ayat yang memperhatikan serta memerintahkan kita untuk selalu memperhatikan unsur kemanusiaan. Dengan menelaah semua ayat tersebut, kita pasti akan dapat melihat jelas betapa agama Islam sangat memperhatikan kemanusiaan. Seperti dalam QS. Ali Imran ayat 104 dan 110 yang menjelaskan bahwa kehadiran Islam untuk memperbaiki rasa kemanusiaan, jiwa dan akal melalui ilmu pengetahuan.

Dengan tindakan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa Islam selalu menerima manusia seutuhnya: rohnya, perasaannya, kelembutannya, pikirannya secara utuh dan seimbang kemudian diarahkan ke tujuan penciptaannya yang sejati. Sama sekali tidak ada pengabaian ataupun ketidakkeseimbangan mengenai kemanusiaan dalam mendakwahkan ajaran Islam yang suci tersebut.

Rekam jejak keberhasilan Muhammad dalam mendidik umat manusia ini tentu menjadi bukti lain yang mengukuhkan kebenaran sebagai seorang Utusan Allah. Selain itu, Muhammad harus menjadi teladan semua lini –paling pokok adalah teladan akhlaknya. Bahwa dalam menyebarkan atau mendakwahkan agama Islam kita harus memperbaiki dan menerapkan ajaran Rasulullah ke diri ini.

Tetapi yang paling terpenting bahwa Muhammad mendakwahkan ajaran suci Islam bukan untuk mengadu domba masyarakat. Tetapi Rasulullah mempersatukan perbedaan yang di muka bumi. Keberagaman yang dikarunikan oleh Allah tetap dijaga dalam rasa kemanusiaan. Muhammad mempersatukan bukan untuk menyeragamkan keberagaman terus. Tindakan-tindakan semacam ini, kemudian memberikan nuansa menyejukkan, damai dan nyaman mengenai ajaran Islam.

Ngarjito Ardi

Ngarjito Ardi Setyanto adalah Peneliti di LABeL Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga

Recent Posts

Hijrah yang Perlu Kita Lakukan di Masa Sekarang

Adakah sesuatu yang lebih mendalam dari sekadar menjadi bagian dari kelompok? Adakah tujuan yang lebih…

4 jam ago

Distorsi Makna Hijrah; Belajar dari Deportan dan Returnee ISIS

Pernahkah Anda mendengar tentang deportan dan returnee ISIS? Deportan ISIS adalah individu-individu berlatar belakang WNI…

5 jam ago

Khoiru Ummah adalah Ide Kemanusiaan, bukan Semangat Sektarian

Umat terbaik atau “khairu ummah” adalah salah satu kredo dalam ajaran Islam yang nyaris selalu…

5 jam ago

Menyoal Hijrah Salafi; Hegemoni Eksklusivisme Komunal Berkedok Purifikasi Agama

Dalam beberapa tahun belakangan kita menyaksikan sebuah fenomena baru dalam lanskap keislaman di Indonesia. Yakni…

1 hari ago

Menelaah Visi Hijrah: Dari Persaudaraan Sempit-Fanatik Menuju Persaudaraan Kebangsaan

Setiap tahun baru Islam tiba, umat Muslim diingatkan pada satu peristiwa agung dalam sejarah Islam: hijrah…

1 hari ago

Refleksi Tahun Baru Islam 1447 Hijriah; Meneladani Cara Nabi Muhamad Membangun Kota Madinah yang Majemuk

Tahun Baru Islam 1447 Hijriah menjadi momen penting untuk merenungkan kembali makna hijrah dalam kehidupan…

1 hari ago