Narasi

Pancasila: Ideologi Penangkal Terorisme

Akhir-akhir ini sebagian orang memandang bahwa ideologi terorisme bukan merupakan ancaman yang nyata bagi dirinya, bahkan cenderung dibiarkan berkembang biak begitu saja di bumi nusantara ini. Kita tidak bisa memungkiri pemikiran yang demikian, dan pemikiran tersebut bukan serta-merta bisa diartikan sebagai pendukung ideologi terorisme. Namun secara tidak langsung, pembiaran terhadap tersebarnya ideologi terorisme, merupakan dukungan yang tidak terhitung oleh pemerhati terorisme. Dukungan-dukungan tak terhitung inilah yang bisa memuluskan tersebarnya ideologi terorisme.

Adanya regenarasi pelaku terorisme menjadi bukti kuat terhadap adanya penyebaran ideologi ini secara luas, yang didukung oleh masyarakat-masyarakat yang membiarkannya tersebar. Ideologi terorisme yang sudah menyebar dan mengakar di bumi nusantara ini, jangan pernah dianggap sebagai angit lewat, tetapi kita harus memperhatikannya dengan seksama mengenai penyebarannya.

Ideologi terorisme bukan saja meracuni pemikiran masyarakat Indonesia secara luas, tetapi juga meracuni karakter seseorang dalam bergaul sehari-hari. Perubahan karakter seseorang bukan hanya berasal dari lingkungan sekitar, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh ideologi yang diyakininya benar. Keyakinannya terhadap ideologi ini, membuat dirinya berusaha sekuat tenaga untuk berbuat menurut kebenaran ideologinya, tanpa memandang dan mempertimbangkan ideologi lainnya.

Kita tahu bahwa ideologi-ideologi di dunia ini sangat bervariasi, ada ideologi komunisme, liberalisme, sosialisme, kapitalisme, konservatisme dan nasionalisme. Namun kenapa masyarakat tetap memilih ideologi terorisme, ketimbang memilih salah satu ideologi tersebut?

Kita juga tahu bahwa masyarakat Indonesia sangat mengagumi akan perdamaian dan kehidupan yang nyaman. Cita-cita tersebut sudah banyak diutarakan dalam berbagai obrolan, seminar, pelatihan, workshop, maupun dalam pendidikan formal. Tetapi masih ada saja sebagian masyarakat Indonesia yang memilih ideologi terorisme.

Oleh karena itu, kita memerlukan senjata yang ampuh untuk menangkal penyebaran ideologi ini kepada para generasi muda dan seluruh masyarakat Indonesia. Ketika persoalannya adalah ideologi, maka kita menangkalnya dengan menggunakan ideologi pula. Indonesia sebagai negara yang besar, memiliki ideologi pancasila yang kuat untuk dijadikan sebagai penangkal ideologi terorisme.

Jika ideologi terorisme menawarkan kebencian, perpecahan dan kekerasan, maka ideologi pancasila menawarkan perdamaian, persatuan, keadilan, kesejahteraan, dan kemanusiaan, yang semuanya bermuara kepada pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dari Ideologi Ke Aksi

Suatu ideologi ditanamkan di dalam diri manusuia, bukan hanya untuk pengetahuan dirinya, tetapi untuk mempengaruhi pola pikir dan tindakannya sehari-hari. Ideologi terorisme, menuntut penganutnya untuk selalu melakukan aksi yang mencekam, meresahkan masyarakat dan membuat masyarakat ketakutan.

Aksi dari ideologi terorisme tersebut diterjemahkan ke dalam kerusuhan, peledakkan bom, penyebaran isu kebencian dan penyebaran fitnah kepada siapapun yang dianggapnya sebagai lawan. Fenomena semacam ini sering kita dengar beritanya, bahkan kita alami sendiri dalam kehidupan kita di Indonesia.

Oleh karena itu Ideologi Pancasila sebagai basis berpikir dan bertindak masyarakat Indonesia harus benar-benar dioptimalkan untuk menangkal hal tersebut. Dari ideologi pancasila, masyarakat Indonesia tidak akan membiarkan begitu saja ideologi terorisme ini menyebar di Indonesia.

Tatkala aksi terorisme menjadi pusat perhatian di seluruh penjuru dunia, maka aksi perdamaian yang berlandaskan ideologi pencasila juga harus menjadi topik utama bagi siapapun. Aksi ini bisa ditunjukkan melalui saling menghormati, saling menolong, menebar berita yang baik dan benar, menepati janji, adil terhadap diri sendiri dan terhadap saudaranya, menggunakan dunia maya sebagai dakwah kebenaran.

Di sini peran dunia maya sangat signifikan dalam penyebaran ideologi pancasila untuk ditanamkan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Kita memakai ideologi pancasila untuk menangkal ideologi terorisme harus benar-benar dilaksanakan bersama-sama. Sinergitas antar berbagai lini perlu dibangun dan dokokohkan dalam satu ikrar yang sejati. Sasaran penangkalan ini ialah dunia maya dan dunia nyata, agar kemanapun dan di manapun porses penyebaran ideologi terorisme ini bisa diredam.

Arief Rifkiawan Hamzah

Menyelesaikan pendidikan jenjang magister di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pernah nyantri di Ponpes Al-Hikmah 1 Benda, Sirampog, Brebes dan Ponpes Darul Falah Pare, Kediri. Saat ini ia sebagai Tutor di Universitas Terbuka.

Recent Posts

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

24 jam ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

24 jam ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

24 jam ago

Politik dan Kesucian: Menyimak Geliat Agama di Pilkada 2024

Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…

24 jam ago

Potensi Ancaman Pilkada 2024; Dari Kekerasan Sipil ke Kebangkitan Terorisme

Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…

2 hari ago

Mencegah Agenda Mistifikasi Politik Jelang Pilkada

Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…

2 hari ago