Indonesia sejatinya tidak hanya diuji dengan penyakit menular mematikan melalui penyebaran virus corona (covid-19), tetapi juga virus ideologis yang bersifat laten yang mudah menyasar siapapun. Di tengah pandemi saat ini sebaran virus ideologi yang bertentangan dengan nilai Pancasila dan prinsip keagamaan yang moderat justru semakin meningkat.
Pandemi justru seolah menjadi kesempatan dan momen terbaik bagi kelompok yang mencoba mengiklankan ideologi alternatif untuk menggantikan ideologi bangsa. Suara-suara sumbang tentang khilafah sebagai solusi dan bahaya laten komunisme tidak boleh diabaikan karena acapkali muncul di tengah kepanikan sosial masyarakat.
Dalam gempuran berbagai ideologi ini, bangsa ini tidak hanya fokus menyibukkan diri dengan persoalan bagaimana menahan dan mematikan ideologi lain, tetapi justru yang terpenting adalah membangun imunitas ideologi Pancasila di tengah masyarakat. Sampai kapanpun perang ideologi dan pemikiran tidak akan pernah usai. Karena itulah masyarakat harus mempunyai daya imun dan vaksin ideologi yang memadai dalam menangkal infiltrasi ideologi yang siap datang kapanpun.
Penting dalam konteks imunisasi ideologi ini negara tidak harus bekerja sendirian. Penanaman ideologi Pancasila yang dilakukan negara secara sepihak justru akan melahirkan kesan indoktrinasi yang bisa memunculkan kembali memori lama otoritarianisme. Pemerintah harus menggandeng kekuatan civil society untuk memasyarakatkan Pancasila. Gerakan masyarakat ini salah satunya paling efektif adalah dengan organisasi kemasyarakatan (ormas), utamanya ormas Islam. Kenapa?
Ada beberapa alasan penting mengapa ormas Islam menjadi penting sebagai bagian dari mitra negara dalam membangun imunitas ideologi di tengah masyarakat. Pertama, fakta sejarah ormas Islam Indonesia merupakan gerakan sipil yang sudah sangat dewasa dan matang dalam pertarungan ideologi pada masa lalu dalam membangun fondasi negara ini. Sejarah mencatat, di samping peran penting perebutan kemerdekaan, Ormas Islam telah membangun komitmen dengan berbagai elemen untuk menasbihkan Pancasila sebagai pengikat kebersamaan dalam kemajemukan.
Baca Juga : Vaksinasi Deradikalisasi Berbasis Moderasi Teologi
Kedua, seringkali perdebatan ideologis yang muncul selalu membenturkan antara sentimen keagamaan dengan ideologi Pancasila. Dalam banyak hal, negara justru sering dituduh sedang melakukan pendzaliman terhadap agama (baca: Islam) dalam kebijakan dan program tertentu. Bahkan dalam level tertentu Pancasila dibenturkan dengan klaim-klaim keagamaan yang dipandang tidak selaras dengan pandangan Islam.
Dalam konteks inilah, sejatinya Ormas Islam mempunyai peran penting untuk membangun imunitas masyarakat dengan meluruskan pemahaman yang keliru dari kelompok yang ingin membenturkan Islam dan Pancasila. Keberadaan ulama, tokoh masyarakat, dan lembaga pendidikan yang dimiliki ormas Islam menjadi media desiminasi yang sangat efektif dalam membumikan Pancasila di tengah masyarakat.
Ketiga, Ormas Islam di Indonesia terutama yang lahir pada era sebelum kemerdekaan mempunyai kerangka identitas yang unik dan khas nusantara yaitu pandangan moderat. Ormas Islam menjadi salah satu kekuatan yang justru mampu mengawinkan antara Islam dan semangat kebangsaan. Sudah menjadi final dalam pandangan ormas Islam Indonesia untuk mengutak-atik kembali apalagi membenturkan Islam dan Pancasila.
Dari sini bisa pula dilacak bahwa ormas Islam yang sering koar-koar Pancasila vs Islam adalah organisasi yang ahistoris yang hanya datang menikmati Indonesia tanpa mengetahui jerih payah perjuangan ulama dan rakyat Indonesia. Sasaran mereka adalah generasi muda untuk dibutakan sejarah perjuangan bangsa dengan mengiming-imingi ideologi lain yang seolah-olah menjadi solusi di siang bolong. Walhasil, membangun daya tahan masyarakat dalam desain kebijakan negara harus pula merangkul kekuatan besar gerakan masyarakat sipil yang dalam konteks Indonesia banyak diperankan oleh ormas Islam. Karena itulah, Ormas Islam yang telah berjasa besar dalam meletakkan fondasi negara ini sangat penting dilibatkan dalam membangun imunitas ideologi kebangsaan di tengah masyarakat.
This post was last modified on 16 Juni 2020 12:55 PM
Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…
Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…
Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…