Narasi

Ronda Digital: Peran Generasi Millennial dalam Menangkal Narasi Kebencian di Media Sosial

Percaya ataupun tidak, perlahan dunia maya sudah dijadikan seseorang untuk bermeditasi, berkeluh kesah, hingga seringkali dijadikan pemecah solusi untuk generasi Millennial. Dari sinilah bisa jadi dunia maya akan mengikis jiwa sosial seseorang apabila hal ini tidak dibumbui dengan penyebaran pentingnya etika dan sosialisasi yang membangun.

Sudah seharusnya di tahun 2019 ini kemajuan teknologi dimanfaatkan dengan baik serta digunakan dengan bijak. Sehingga setiap orang bisa menemukan informasi yang menyegarkan dan baik untuk dijadikan pengetahuan. Selain itu, Informasi ini juga akan menjadi modal penting bagi setiap orang untuk senantiasa memupuk solidaritas dan membangun keakraban dalam bersosialisasi dalam lingkungan maupun di dunia maya.

Sejalan dengan itu, yang harus senantiasa disuarakan dalam dunia maya ialah. Informasi-informasi yang membangun, pendidikan mental, sampai dengan pendidikan karakter. Sehingga, asupan pengetahuan yang diterima oleh pengguna media sosial juga sesuai dengan ekspektasi. Yaitu pengetahuan semakin luas, cara berpikir juga akan kritis dan bisa membangun.

Menggunakan media dengan bijak akan mengantarkan seseorang pada pengetahuan baru, hingga pemahaman yang bisa membangun. Dengan kata lain, apa yang didapatkannya dari media bisa disosialisasikan dengan bagi untuk orang-orang yang ada di sekitarnya. Hingga media sosial menjadi bekal bagi setiap orang untuk membangun kerukunan dan peradaban yang mendamaikan.

Terlebih penghuni media sosial tiap tahun semakin bertambah. Tidak hanya kalangan orang remaja atau dewasa saja yang bisa mengakses media sosial. Anak yang masih menginjak sekolah dasar juga dengan mudah menggunakan media sosial. Itulah yang kemudian menjadi alasan, mengapa media menyebarkan perdamaian melalui media sosial teramat penting.

Baca juga : Siskamling Medsos : Upaya Mengkampanyekan Perdamaian di media sosial

Sebab, doktrin yang ditawarkan terbilang sangat besar. Bahkan, penyebaran yang terjadi pun cukup cepat. Hal ini bisa dilihat dalam Instagram, web, twitter, dan beberapa akun media sosial lainya. Sebab, dengan media inilah seseorang bisa menemukan kabar-kabar baru. Entah itu kabar yang baik ataukah sebaliknya.

Inilah yang seharusnya dipikirkan bersama ke depannya. Bahwasanya berita buruk juga sangat cepat tersebar. Dan untuk menengahi hal itu, sudah seharusnya dunia maya dijadikan salah satu alat ukur untuk bersosialisasi dan kampanye perdamaian kepada seluruh masyarakat untuk cinta nasionalisme. Selain itu, hal ini juga akan mendukung maju dan kembangnya masyarakat. Sebab, suntikan yang diberikan media maya juga menjadi pengaruh akan maju dan berkembangnya negara.

Menyuarakan Perdamaian di Dunia Maya

Pergantian tahun menjadi salah satu tanda, bahwa kemajuan akan semakin pesat lagi. Tidak menutup kemungkinan pengetahuan-pengetahuan baru akan muncul. Namun, dari perkembangan teknologi tersebut pasti ada dampak positif dan negatifnya. Maka di  tahun 2019 inilah seharusnya kemajuan teknologi yang semakin canggih digunakan sebagai upaya untuk menangkal kebencian. Dengan tujuan tidak ada adu domba di tahun politik ini.

Menggunakan dunia maya sebagai panggung perdamaian, sudah menjadi keharusan setiap orang. Media sosial dimanfaatkan untuk menyuarakan perdamaian, memberikan sebuah penjelasan pentingnya mencintai dan menjaga negeri ini  dengan sepenuh hati. Sehingga seseorang mengerti bagaimana menjaga dan menghargai setiap apa yang ada di dalamnya.

Cinta damai adalah bentuk cinta kita terhadap sesama. Tidak memandang derajat ataupun kedudukan. Karena sejatinya kita berdiri pada asas yang sama. Yaitu ideologi Pancasila. Sebuah ideologi yang mengajarkan seseorang untuk selalu berteduh pada kebersamaan, kesetaraan, dan pentingnya kerukunan.

Perdamaian tercipta tidak hanya satu orang, tetapi untuk setiap penduduk bangsa. Maka jaga dan rawat negeri yang makmur ini dengan baik. Sampai kita bisa mengerti bagaimana rasa memiliki dan menjaga. Jangan pernah mau diadu domba oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Dan persatuan kitalah yang akan menjadi jembatan untuk membangun kerukunan.

Untuk itu, sudah seharusnya kita bersama membangun kerukunan dan perdamaian. Baik itu melalui media sosial ataupun tindakan langsung. Karena hal itulah yang akan berpengaruh pada karakter seseorang. Hingga seseorang bisa menemukan perdamaian dalam dirinya sendiri dan juga untuk orang lain.

Sudiyantoro. Penulis adalah Penikmat Buku dan Pegiat Literasi Asli Rembang.

Sudiyantoro

Penulis adalah Penikmat Buku dan Pegiat Literasi Asli Rembang

View Comments

Recent Posts

Makna Jumat Agung dan Relevansinya dalam Mengakhiri Penjajahan di Palestina

Jumat Agung, yang diperingati oleh umat Kristiani sebagai hari wafatnya Yesus Kristus di kayu salib,…

22 jam ago

Jumat Agung dan Harapan bagi Dunia yang Terluka

Jumat Agung yang jatuh pada 18 April 2025 bukan sekadar penanda dalam kalender liturgi, melainkan…

22 jam ago

Refleksi Jumat Agung : Derita Palestina yang Melahirkan Harapan

Jumat Agung adalah momen hening nan sakral bagi umat Kristiani. Bukan sekadar memperingati wafatnya Yesus…

22 jam ago

Belajar dari Kisah Perjanjian Hudaibiyah dalam Menanggapi Seruan Jihad

Perjanjian Hudaibiyah, sebuah episode penting dalam sejarah Islam, memberikan pelajaran mendalam tentang prioritas maslahat umat…

2 hari ago

Mengkritisi Fatwa Jihad Tidak Berarti Menormalisasi Penjajahan

Seperti sudah diduga sejak awal, fatwa jihad melawan Israel yang dikeluarkan International Union of Muslim…

2 hari ago

Menguji Dampak Fatwa Aliansi Militer Negara-Negara Islam dalam Isu Palestina

Konflik yang berkecamuk di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 hingga hari ini telah menjadi…

2 hari ago