Keagamaan

Bahaya Fitnah dalam Kehidupan Sehari-Hari

Islam sejak awal telah mengingatkan akan dampak fitnah yang sangat berbahaya bagi umatnya bahkan Islam menselaraskan perbuatan fitnah dengan membunuh. Jika seseorang memfitnah satu orang maka orang itu sama halnya jika membunuh semua orang. Artinya dosa seorang pembunuh satu orang sama halnya dengan dosa jika membunuh semua orang. Demikian Islam mengingatkan bahwa memfitnah sama saja membunuh. Artinya dosa seorang yang memfitnah sama besarnya dengan seorang pembunuh.

Fitnah dianggap sangat berbahaya selain karena motif fitnah adalah menuduh seseorang melakukan sesuatu yang tidak benar untuk merusak reputasi seseorang. Memfitnah sama halnya menjatuhkan martabat seseorang atau menghina seseorang padahal belum tentu apa yang difitnahkan itu sesuai dengan perbuatan yang difitnah. Sementara dalam Islam menjaga martabat dan harga diri seseorang serta menyembunyikan aib seseorang adalah salah satu kewajiban antara sesama muslim.

Akhir-akhir ini sifat memfitnah atau menyebarkan berita tidak benar tentang seseorang seakan-akan sudah dianggap biasa dan bukan dosa besar. Ironisnya karena yang memfitnah dan yang difitnah adalah orang Islam sendiri bahkan tidak jarang seorang figur atau tokoh agama yang sangat terpandang dan dihormati oleh satu kelompok yang difitnah . Media online menjadi sarang empuk bagi mereka yang suka menyebar fitnah karena selain bisa menyembunyikan identitas juga dengan mudah menghindar dan tidak bertanggung jawab padahal sesungguhnya baik lewat media online maupun dengan media offline sama saja dosanya karena intinya adalah memfitnah artinya dosanya sama saja. Yang paling parah jika yang memfitnah dengan asik menyaksikan bagaimana orang lain berdebat dengan isu yang difitnahkan kepada seseorang.

Pertanyaan yang paling mendasar, apakah mereka yang suka memfitnah atau menyebar berita hoax tidak sadar bahwa fitnah adalah dosa besar apalagi memfitnah sesama muslim atau yang seagama dan sebangsa. Tentu dapat dipastikan bahwa mereka sangat mengerti bahwa fitnah dilarang keras dalam agama tetapi demi menjatuhkan orang lain atau yang dianggap tidak sejalan dengan pikirannya ia rela memfitnah walaupun ia sadar bahwa fitnah adalah dosa besar.

Perbedaan pandangan keagamaan dan metoda dakwah adalah sesuatu yang wajar-wajar saja tetapi memfitnah haruslah dihindari karena disadari atau tidak dampak  fitnah sangatlah berbahaya. Salah satu fitnah yang terjadi dalam sejarah Islam yang kita kenal adalah bagaimana pertumpahan darah terjadi diantara kaum muslimin pada era-era Khilafah Islamiyah yang sulit dihindari oleh kaum muslimin saat itu hanya karena pertikaian yang terjadi di antara mereka dan sudut pandang yang berbeda serta munculnya oknum-oknum yang memang menginginkan kehancuran bagi umat Islam. Walayazubillah minzalik.

This post was last modified on 4 Januari 2017 1:25 PM

Suaib Tahir

Suaib tahir adalah salah satu tim penulis pusat media damai (pmd). Sebelumnya adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi timur tengah. Selain aktif menulis di PMD juga aktif mengajar di kampus dan organisasi

Recent Posts

Ketika Umat Muslim Ikut Mensukseskan Perayaan Natal, Salahkah?

Setiap memasuki bulan Desember, ruang publik Indonesia selalu diselimuti perdebatan klasik tak berujung: bolehkah umat…

4 jam ago

Negara bukan Hanya Milik Satu Agama; Menegakkan Kesetaraan dan Keadilan untuk Semua

Belakangan ini, ruang publik kita kembali diramaikan oleh perdebatan sensitif terkait relasi agama dan negara.…

4 jam ago

Patriotisme Inklusif: Saat Iman yang Kuat Melahirkan Rasa Aman bagi Sesama

Diskursus publik kita belakangan ini diuji oleh sebuah polemik yang sebetulnya tidak perlu diperdebatkan. Rencana…

4 jam ago

Jebakan Beragama di Era Simulakra

Banyak yang cemas soal inisiatif Kementerian Agama yang hendak menyelenggarakan perayaan Natal bersama bagi pegawainya,…

1 hari ago

Melampaui Nalar Dikotomistik Beragama; Toleransi Sebagai Fondasi Masyarakat Madani

Penolakan kegiatan Natal Bersama Kementerian Agama menandakan bahwa sebagian umat beragama terutama Islam masih terjebak…

1 hari ago

Menanggalkan Cara Beragama yang “Hitam-Putih”, Menuju Beragama Berbasis Cinta

Belakangan ini, lini masa kita kembali riuh. Rencana Kementerian Agama untuk menggelar perayaan Natal bersama…

1 hari ago