Narasi

Bela Negara Ala Kaum Milenial

Bela Negara merupakan sebuah kewajiban bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa pengecualian, karena kedamaian dan ketentramaan saat ini merupakan sebuah anugerah yang tidak kita dapatkan secara mudah, harus ada pertumpahan darah, tangisan, dan jeritan yang telah dirasakan oleh pejuang-pejuang Indonesia, terutama kaum muda yang selalu memiliki semangat juang yang begitu tinggi.

Perjuangan tersebut terbukti saat terjadinya agresi militer II Belanda yang berhasil melumpuhkan ibu kota Republik Indonesia yang berada di Yogyakarta dan menahan pimpinan RI pada saat itu. Meskipun ibu kota dan pimpinan tertinggi bangsa dilumpuhkan, tetapi semangat juang untuk mempertahakan kemerdekaan Indonesia mereka pertahankan dan hal tersebut menjadi esensi bela Negara yang tidak akan pernah padam sampai kapan pun. Hari ini pun kita masih ingat dan menjadikan hari yang patut kita kenang setiap tahunnya yaitu Hari Bela Negara (HBN) yang jatuh pada tanggal 19 Desember 2018. Maka dari itu semangat juang mereka harus kita aplikasikan sampai saat ini.

Pada masa sekarang Indonesia sudah berada di masa yang sangat tenang dan tidak ada lagi peperangan seperti zaman dahulu. Namun kita pun tidak boleh santai-santai atas kemerdekaan ini, karena perjuangan bela Negara harus selalu digaungkan terutama oleh kaum milenial pada saat ini. Ancaman perpecahan bisa saja terjadi kalo kita tidak peduli lagi dengan Negara ini, terutama pada dunia maya yang akhir-akhir ini banyak sekali menimbulkan kegaduhan sehingga perpecahan itu pun terjadi, dunia maya ini juga merupakan dunia dimana kaum milenial menghabiskan banyak waktu. Di dunia maya juga banyak terdapat konten negatif yang bisa saja membuat kaum milenial ikut terlibat pula, namun selain konten negatif dunia maya pun bisa menyediakan konten positif tergantung kita sendiri yang mengaksesnya, karena dunia maya hanya sebuah fasilitas yang tidak bisa dibendung karena wilayahnya tidak terhingga.

Baca juga : Tentang Sejarah, Pentingnya Bela Negara dan Keutuhan NKRI

 Tidak heran jika dunia maya dapat dijadikan tempat untuk membuat perpecahan dan kegaduhan untuk negeri kita ini. Maka dari itu kita harus selalu membela Negara ini dengan menjadi agent perdamaian dengan cara menyemai dunia maya dengan konten-konten positif dan menjauh konten-konten negatif. Jika masa penjajahan kita menggunakan senjata bambu runcing dan parang, maka pada hari ini kita menggunakan senjata gawai (smartphone) yang didalamnya terdapat sosial media dan amunisinya adalah kuota internet. Senjata ini sangat ampuh untuk dimasa-masa sekarang untuk kaum milenial membela persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 Apa bila kaum milenial menggunakan senjata itu dengan baik maka Indonesia kedepannya akan semakin damai dan tentram. Mari sebarkan konten perdamaian untuk Indonesia lebih indah, karena kita tidak mau Indonesia hancur dalam isu-isu yang sebenernya bisa kita cegah dari sejak dini. Pergunakan media sosial dengan baik jangan sebar berita bohong dan mulailah mencintai jangan membenci.

Abdul Raufian

Penulis merupakan anggota Surosowan Duta Damai, dan merupakan Mahasiswa Uin Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

View Comments

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

44 menit ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

47 menit ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

48 menit ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

1 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

1 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

1 hari ago