Narasi

Diplomasi Soekarno Dan Duka Palestina

Soekarno sebagai seorang pemikir dan pemimpin pergerakan yang terbesar sepanjang sejarah bangsa Indonesia. Bahkan Michael Leifer dalam bukunya Indonesia Foreign Policy, sebenarnya Soekarno telah berpikir maju satu dekade lebih cepat dari Jamannya. Dalam sejarah dunia belum ada suatu organisasi yang tidak disponsori oleh negara maju.

Namun, dengan adanya Konfrensi Asia-Afrika, Soekarno tampil mempesona, karena kemampuan menggalang solidaritas negara terjajah. Seorang pemimpin dari suatu negara dari belahan dunia berkembang yang tidak pernah diperhatikan  mampu  membentuk  organisasi  yang  mengimbangi  kekuatan negara maju.

Jejak-jejak pemikiran Soekarno muda dia, hingga menjadi kepala Negara, konsisten melalui retorikanya membangun kesadaran dan konsisten terhadap anti Imprealisme   dan   kapitalisme.   Dia   menyadari   bahwa   bangsa   Indonesia   dan Negara-negara terjajah tidak hanya mengahadapi satu negara atau beberapa negara Imprealis dan kapitalis, tetapi menghadapi suatusistem imprealisme dan kapitalisme internasional. Untuk itu dia giat membangun kesadaran dan solidaritas negara terjajah membangun kekuatan mengahadapi sistem tersebut.

Soekarno menyadari peta politik Internasional bahwa selain Nasionalisme, dan ideologi Marxisme, Islam sebagai kekuatan yang mampu mengimbangi Imprealisme dan kapitalisme internasional. Melalui konfrensi Islam Asia – Afrika, soekarno dalam pidatonya  membangkitkan  kesadaran  dan  persatuan  untuk  membangun  kekuatan dalam menghadapi Negara-negara imprealis-kapitalis.

Sebagai pemikir dan pemimpin pergerakan Soekarno menyempurnakan pemikirannya melalui retorikanya di Sidang Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada tahun 1960, melalui pidatonya To Build The Worl New, dia menawarkan membangun dunia kembali yang lebih Adil, dan mengusulkan Pancasila sebagai piagam PBB.

Dalam  komunikasi  Internasional  Soekarno  memainkan  peran  “diplomasi tingkat tinggi” summit diplomacy, dimana peran kepala negara dominan dalam pelaksaan diplomasi. Dia tampil bukan hanya membawa pesan bahkan dirinya adalah pesan  itu  sendiri.  Sehingga  dunia  mengenal  Indonesia  melalui  dirinya. Kemampuannya  dalam  menggalang  opini  publik  internasional  dilihat  bagaimana reaksi  para  pemimpin  dunia  menanggapi  retorika  dan  sikap  politik  Soekarno. Sehingga dimanapun berada terutama diluar negeri menjadi sorotan media massa internasional.

Kenyataan dalam kehidupan politik menunjukkan, bahwa seorang pemimpin politik adalah orang yang memiliki kemampuan memobilisasi opini publik; dan kegiatan memobilisasi opini public komunikasi (Onong, 2000:159). Sehingga  Soekarno  kemudian  tampil  sebagai  komunikator  yang bepengaruh dan tampil terdepan mewakili Negara Asia-Afrika.

Seorang pemimpin dengan   kemampuan   retorikanya,   mampu   membangun   suatu   pemahaman   dari pemimpin dan rakyat dari Negara-negara terindas tentu memiliki kredibilitas, dan kemampuan     untuk     mempengaruhi     dan     membangun     solidaritas     bersama Negara-negara terjajah  tentu isi pesan  dalam  retorikanya  mampu mengidentifikasi semua yang mendengarnya dengan apa yang dirasakan oleh Pemimpin retorikanya.

Konflik Palestina

Pada konteks ini, kekuatan diplomasi Soekarno perlu ditiru oleh masyarakat Indonesia. Meskipun sebenarnya, Indonesia sudah berupaya melalui kementrian luar negeri—Retno Marsudi—menyuarakan di forum internasional tentang dukungan Indonesia terhadap Palestina dan meminta organisasi internasional untuk mengambil sikap tegas atas serangan Israel kepada masyarakat sipil di sana.

Akan tetapi, diplomasi tersebut masih belum membuahkan hasil. Semoga dengan upaya-upaya diplomasi yang sudah dilakukan perwakilan kementrian luar negeri Indonesia, mampu membuahkan hasil yang bagus. Sehingga, tidak ada lagi korban jiwa di antara kedua belah pihak.

This post was last modified on 6 November 2023 3:21 PM

Yulia Durotul Khikmah

Recent Posts

Belajar dari Kisah Perjanjian Hudaibiyah dalam Menanggapi Seruan Jihad

Perjanjian Hudaibiyah, sebuah episode penting dalam sejarah Islam, memberikan pelajaran mendalam tentang prioritas maslahat umat…

6 jam ago

Mengkritisi Fatwa Jihad Tidak Berarti Menormalisasi Penjajahan

Seperti sudah diduga sejak awal, fatwa jihad melawan Israel yang dikeluarkan International Union of Muslim…

6 jam ago

Menguji Dampak Fatwa Aliansi Militer Negara-Negara Islam dalam Isu Palestina

Konflik yang berkecamuk di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 hingga hari ini telah menjadi…

7 jam ago

Mewaspadai Penumpang Gelap Perjuangan “Jihad” Palestina

Perjuangan rakyat Palestina merupakan salah satu simbol terpenting dalam panggung kemanusiaan global. Selama puluhan tahun,…

7 jam ago

Residu Fatwa Jihad IUMS; Dari Instabilitas Nasional ke Gejolak Geopolitik

Keluarnya fatwa jihad melawan Israel oleh International Union of Muslim Scholars kiranya dapat dipahami dari…

1 hari ago

Membaca Nakba dan Komitmen Internasional terhadap Palestina

Persis dua tahun lalu, untuk pertama kalinya dalam sejarah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin 15…

1 hari ago