Narasi

Kuatkan Faktor Primordial untuk Indonesia Bermartabat

Dalam sebuah bangsa yang maju diperlukan kekokohan dalam suatu ikatan, baik ikatan kekerabatan (darah dan keluarga), kesamaan suku bangsa, daerah asal, (homeland), bahasa, dan adat istiadat. Hal demikian biasa disebut sebagai faktor primordial yang merupakan sebuah eksistensi identitas diri sebagai bangsa yang menyatukan masyarakatnya dari beberapa perbedaan dengan demikian akan mudah membentuk sebuah bangsa dan negara yang kuat nan kokoh. Bangsa indonesia termasuk kedalam faktor primordial yang memiliki banyak perbedaan sekaligus disebut sebagai masyarakat majemuk, dan digelari sebagai bangsa yang nasionalime. Dalam semboyan-nya tersurat dengan tulisan bhinneka tunggal ika, berbeda-beda tetapi satu tujuan.

Dalam prinsip Bhinneka Tunggal Ika pada dasarnya adalah kesediaan warga bangsa untuk bersatu dalam perbedaan (unity in diversity). Yang disebut bersatu dalam perbedaan adalah kesediaan warga bangsa untuk setia pada lembaga yang disebut negara dan pemerintahnya, tanpa menghilangkan keterikatannya pada suku bangsa, adat, ras, dan agamaya. Sesungguhnya warga bangsa memiliki kesetiaan ganda (multiloyalities). Warga setia pada identitas primordialnya dan warga memiliki kesetiaan pada pemerintahdan negara, namun mereka menunjukkan kesetiaan yang lebih besar pada kebersamaan yang terwujud dalam bangsa-negara di bawah satu pemerintah yang sah. Mereka sepakat untuk hidup bersama di bawah bangsa meskipun berbeda latar belakangnya. (Winarno, S.Pd.,M.Si./pendidikan kewarganegaraan:2007)

Kita bisa memahami bahwa hal yang terpenting dalam negera ini adalah persatuan, dan nilai persatuan itu tidak akan pernah terwujud jika kita tidak punya sikap dan pemikiran nasionalis, nasionalis dalam artian tanpa harus membeda-bedakan agama, ras dan suku dari mana tetapi berpikiran bahwa kita adalah saudara setanah air. Hal seperti itu yang dimaksudkan dalam faktor primordial diatas.

Selain itu, persepsi yang sama di antara warga masyarakat tentang sejarah mereka dapat menyatukan diri dalam satu wadah yang kokoh yaitu bangsa indonesia. Persepsi yang sama tentang sejarah dimasa lampau, seperti saling merasakannya penderitaan dimasa penjajahan, terombang-ambing dalam ketidakpastian jati diri sebagai bangsa. Dengan itu semua akhirnya melahirkan tekad dan tujuan yang sama diantara masyarakat indonesia.

Kuatkan Identitas Nasional

Secara istilah, identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan. Secara etimologi, identitas berasal dari kata “identitas” dan “nasional” kata identitas berasal dari bahasa inggris identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Dengan demikian, identitas berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang dimiliki seorang, kelompok, masyarakat bahkan suatu yang sehingga dengan identitas itu bisa membedakannya dengan kata lain. Kata “nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Nasional menunjuk pada kelompok-kelompok persekutuan hidup manusia yang lebih besar dari sekedar pengelompokan berdasarkan ras, agama, budaya, bahasa, dan sebagainya. Oleh karena itu, identitas nasional lebih merujuk pada identitas bangsa dalam pengertian politik (political unity).

Biasanya proses pembentukan suatu bangsa membutuhkan identitas-identitas untuk menyambung atau menyatukan masyarakat bangsa yang memiliki kepentingan atau yang bersangkutan dalam pembuatan bangsa tersebut. Identitas yang dimaksudkan dalam perumusan membutuhkan faktor-faktor yang diperkirakan akan menjadi identitas suatu bangsa yang didirikan bersama, meliputi primordial, sakral, tokoh, bhinneka tunggal ika, sejarah, perkembangan ekonomi, dan kelembagaan (Ramlan Surbakti, 1999)

Dalam pembahasan sebelumnya penulis sudah menjelaskan tentang faktor primordial yang mencakup semua ikatan, seperti ikatan kekerabatan, suku bangsa, daerah asal, bahasa, dan adat istiadat. Lain dari pada itu masih banyak lagi faktor pembentukan identitas suatu negara, misalnya faktor sakral yang merupakan bentuk keyakinan yang dipercayai bersama atau ideologi doktriner yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan, atau pemimpin dari para tokoh yang disegani oleh masyarakat dapat pula menjadi faktor yang menyatukan bangsa dan negara seperti misalnya di indonesia yaitu Soekarrno dan Hatta, kita bisa melihat bagaimana kedua tokoh itu menyatukan bangsa ini messkipun dia tau bahwa indonesia terdiri dari begitu banyak perbedaan.

Merujuk pada pembahasan diatas bahwa menguatkan identitas nasional perlu digalakkan dalam bangsa ini, terlebih faktor-faktor yang mendukung pembangunan jati diri bangsa-negara. Sebagaimana kita pahami dewasa ini permainan politik terkadang terlalu bablas dalam mendukung parpolnya sehingga melupakan jati dirinya sebagai bangsa yang meradab, kita tentu masih ingat penghinaan yang dilakukan kepada kepala negara atau pemimpin negri ini dan juga penghinaan pada lambang garuda indonesia, inilah yang disayangkan. maka sangat pantas jika kita kembalikan marwah bangsa ini, menjaga identitas bangsa dengan sama-sama menguatkan indentitas nasional yang menjadi faktor kebangkitan bersama.

Amiruddin Mb

Recent Posts

Demistifikasi Agama dan Politik Inklusif untuk Kemanusiaan

Agama dan politik di Indonesia selalu menjadi isu yang sensitif sekaligus penting. Keduanya memiliki kekuatan…

6 jam ago

Merawat Hubungan Agama dan Politik yang Bersih dari Politisasi Agama

Sesungguhnya, agama tidak pernah bertentangan dengan politik. Agama dan politik itu sifatnya integratif. Agama dapat…

6 jam ago

Agama (Tidak) Bisa Dipisahkan dalam Politik?

Pada mulanya politik adalah sebuah jalan untuk mencapai tujuan yang mulia. Politik adalah seni untuk…

6 jam ago

Ruang Maya Sehat, Demokrasi Kuat

Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…

1 hari ago

Mencegah Mudharat “Jualan Agama” Pada Pilkada 2024

Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…

1 hari ago

Prinsip Teo-Antroposentrisme Kuntowijoyo, Jembatan antara Dimensi Ilahi dan Realitas Sosial

Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…

1 hari ago