Gerakan masif aksi terorisme tidak hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga terjadi dunia maya. Ajakan untuk melawan dan memerangi pemerintah melalui propaganda jihad yang ditafsirkan sebagai perintah berperang melawan pemerintah karena dianggap thoghut merupakan bagian dari aksi terorisme di dunia maya itu. Penafsiran ayat jihad yang tidak komprehensif dan sepotong-sepotong untuk menghalakan segala cara bertindak anarkis di dunia nyata itu diawali oleh propaganda di dunia maya.
Di era digital ini, seluruh lapisan masyarakat mulai dari masyarakat desa sampai masyarakat kota, dari anak kecil sampai orang tua, dari petani sampai pejabat pemerintah, tidak pernah terlepas dari berbagai jenis gadget yang menghubungkan mereka dengan dunia maya. Dengan adanya internet, semua ajaran, aliran, kepercayaan dan tulisan-tulisan terkait dengan kepentingan pribadi dan kelompok dapat dengan mudah didapat, termasuk berbagai tafsiran terkait dengan jihad.
Menyebarnya pemahaman sempit terhadap ajaran agama diawali oleh sikap kurang hati-hati terhadap informasi. Penjelasan yang didapat di internet seharusnya tidak ditelan mentah-mentah, perlu diteruskan dengan melacak ke sumber yang lebih jauh dan otoritatif atau bertanya kepada ahlinya sehingga kita tidak mendapat pemahaman yang salah.
Hal lain yang harus juga dilakukan untuk melindungi dunia maya kita dari tafisran-tafsiran sempit agama adalah dengan memperbanyak tulisan-tulisan yang memuat nilai-nilai toleran dalam rangka dakwah bil qalam. Dakwah ini berfungsi untuk melakukan konter terhadap tulisan-tulisan radikal yang tersebar di dunia maya. Dakwah bil qalam dapat pula dilakukan dengan memperbanyak blog, web, dan sejenisnya yang memuat tetang ajaran untuk saling menghargai, menghormati dan menyanyangi sesama warga negara Indonesia. Diketahui bersama bahwa Indonesia tidak hanya terdiri dari satu suku, agama, ras, dan kepercayaan saja; negeri kita kaya terhadap perbedaan.
Dengan melakukan Dakwah bil Qalam kita telah turut membentengi seluruh lapisan masyarakat dari paham radikal. Pemahaman yang sempit tentang agama (mindliness) dapat membuat orang hanya mengakui dan membenarkan kepercayaan diri sendiri, orang lain pasti salah. Jika tidak sepaham maka harus diperangi, nauzubillah. Dakwah bil Qalam ini harus menjadi bagian dari visi dan misi memberantas Paham radikal yang berujung pada aksi terorisme. Dakwah ini tidak hanya dapat dilakukan melalui media cetak seperti buku, koran, majalah dan lain sebagainya, tetapi juga melalui media sosial seperti line, tweeter, whatsApp, facebook, instagram dan lain.
Dakwah ini juga tidak harus berupa tulisan panjang dengan ratusan bahkan ribuan kata, lakukan saja dengan kata-kata yang singkat namun padat dan mudah dipahami oleh masyarakat, seperti “jihad bukanlah membunuh orang lain, tetapi mensejahterakan orang dengan membantu yang kurang mampu” dan kata-kata lainnya yang mengandung pesan perdamaian. Tulisan itu dapat dishare melalui media-media tadi sehingga pembaca dapat memahami esensi pesan yang terkandungan dalam tulisan itu. Oleh karena itu, dakwah bil qalam harus mendapatkan perhatian dari semua pihak, khususnya mahasiswa sebagai insan akademik agar turut aktif memerangi dan membentengi diri dan lingkungan sekitar dari paham radikal.
Menjelang Pilkada Serentak 2024, ruang digital di Indonesia menjadi semakin sibuk. Media sosial, yang telah…
Tahun 2024 adalah tahun politik. Pesta demokrasi melalui Pemilu telah. Kini masyarakat siap menyambut pemilihan…
Kelompok konservatif seperti Hizbut Tahrir Indonesia selalu menjadikan agama sebagai palang pintu terakhir segala problematika…
Dunia politik, pada dasarnya, adalah sebuah dunia dimana orang menjadi paham akan manusia dengan segala…
Sebuah video rekaman detik-detik “carok” di Sampang, Madura beredar di media sosial. Kekerasan itu terjadi…
Dalam ranah politik jelang Pilkada 2024, kita dihadapkan pada fenomena yang mengkhawatirkan, yakni potensi meningkatnya…