Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, telah menjadi pijakan yang kuat dalam membangun kesatuan dan keragaman di negara ini sejak kemerdekaan pada tahun 1945. Pancasila menekankan nilai-nilai pluralisme, demokrasi, persatuan, dan keadilan sosial.
Salah satu tokoh yang sangat berjasa dalam memperkuat dan mempromosikan Pancasila adalah Prof. Azumardi Azra, seorang cendekiawan Islam terkemuka di Indonesia. Prof. Azra telah memberikan pemahaman yang mendalam tentang Pancasila dan mengungkapkan mengapa ideologi khilafah tidak dapat menggantikan prinsip-prinsip yang dipegang oleh Pancasila.
Latar Belakang Prof. Azumardi Azra
Sebagai seorang cendekiawan, Prof. Azra telah menulis banyak buku dan artikel yang berkaitan dengan sejarah, budaya, dan pemikiran Islam di Indonesia. Salah satu kontribusinya yang paling signifikan adalah dalam mengkaji hubungan antara Islam dan negara, termasuk dukungannya terhadap Pancasila.
Prof. Azra dengan tegas menyatakan bahwa Pancasila adalah ideologi yang sesuai dengan ajaran Islam dan mampu mewadahi keragaman agama dan kepercayaan di Indonesia. Ia menekankan bahwa Pancasila bukanlah anti-Islam, tetapi justru sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan universal dalam Islam.
Dalam tulisan dan pidatonya, Prof. Azra sering menggarisbawahi pentingnya menjaga keberagaman dan harmoni sosial di Indonesia. Ia menyoroti nilai-nilai inklusif dan toleransi dalam Pancasila yang memungkinkan berbagai kelompok agama dan kepercayaan hidup berdampingan dengan damai.
Dengan latar belakang pendidikan yang luas, pengetahuan yang mendalam tentang Islam, dan dedikasinya dalam memperkuat Pancasila, Prof. Azumardi Azra telah memberikan sumbangsih yang berharga dalam membangun kesadaran akan pentingnya Pancasila sebagai dasar negara yang inklusif dan demokratis di Indonesia.
5 Nilai Pancasila Menurut Prof. Azumardi Azra
Prof. Azumardi Azra menyadari jika Pancasila adalah ideologi luhur yang mempunyai nilai-nilai kebajikan yang kuat. Pancasila tidak akan pernah bisa tergantikan dengan ideologi baru, seperti halnya khilafah. Pancasila adalah putusan final yang telah dirangkum oleh banyak pahlawan dan hingga kini relevan untuk diterapkan dalam kultur masyarakat Indonesia. Setidaknya ada 5 nilai Pancasila yang disoroti oleh Prof. Azumardi Azra.
Pertama, Prof. Azumardi Azra mengakui bahwa Pancasila sebagai dasar negara Indonesia memiliki akar historis dan sosio-kultural yang kuat. Pancasila lahir sebagai respons atas situasi dan konteks sejarah Indonesia yang unik, yang melibatkan berbagai kelompok etnis, agama, dan kebudayaan yang berbeda. Ideologi khilafah, di sisi lain, bersifat eksklusif dan menempatkan Islam sebagai satu-satunya dasar negara. Hal ini akan mengecualikan dan mengabaikan keragaman agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia.
Kedua, Pancasila menekankan persatuan dan kesatuan bangsa. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika, yang artinya “berbeda-beda tetapi tetap satu,” mencerminkan semangat inklusif Pancasila. Pancasila mampu mengakomodasi berbagai kelompok dan mempromosikan harmoni sosial. Di sisi lain, ideologi khilafah cenderung menekankan dominasi satu kelompok agama tertentu dan tidak menghargai keragaman dan perbedaan. Ini berpotensi memicu konflik sosial dan memecah belah masyarakat Indonesia.
Ketiga, Pancasila menjunjung tinggi prinsip demokrasi dan kebebasan beragama. Pancasila menjamin hak setiap warga negara untuk berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan dan mempraktikkan agama masing-masing sesuai dengan keyakinan mereka. Sementara itu, ideologi khilafah cenderung memiliki sistem pemerintahan otoriter dan mengekang kebebasan individu, terutama dalam konteks kebebasan beragama. Ini bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi dan kebebasan yang dijunjung tinggi dalam Pancasila.
Keempat, Pancasila mendorong terciptanya keadilan sosial. Prinsip-prinsip Pancasila, seperti keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, memberikan landasan bagi pemerintah untuk mengatasi kesenjangan sosial dan ekonomi. Sebaliknya, ideologi khilafah cenderung menempatkan fokus pada penegakan hukum syariah tanpa mempertimbangkan keadilan sosial dalam konteks yang lebih luas.
Kelima, Prof. Azra menekankan pentingnya toleransi dan dialog antarumat beragama. Pancasila mempromosikan semangat saling menghargai dan bekerja sama antara berbagai agama dan kepercayaan. Ideologi khilafah, dengan tujuan mengimplementasikan aturan Islam yang ketat, mungkin menghasilkan ketegangan antarumat beragama dan tidak memungkinkan ruang bagi dialog dan toleransi.
Maka Prof. Azumardi Azra telah memberikan argumen yang kuat tentang mengapa Pancasila tidak bisa digantikan oleh ideologi khilafah. Pancasila mewakili semangat inklusif, persatuan, demokrasi, keadilan sosial, dan toleransi agama yang sangat penting bagi negara Indonesia. Sebagai cendekiawan Islam terkemuka, Prof. Azra telah berperan penting dalam mempromosikan dan mempertahankan nilai-nilai Pancasila serta memperkuat harmoni sosial di Indonesia.