Relawan Perdamaian Berjuang Melalui Berbagai Perkumpulan

Relawan Perdamaian Berjuang Melalui Berbagai Perkumpulan

- in Narasi
1760
0

Indonesia sebagai negara kesatuan mesti dijaga. Komponen penyusun negara-bangsa yang beraneka ragam, di satu sisi menjadi warna yang begitu indah, tapi di sisi lain sangat potensial menimbulkan konflik. Sejumlah peristiwa yang mengancam kesatuan negara-bangsa juga menjadi indikasi betapa pentingnya keterlibatan segenap lapisan masyarakat untuk ikut andil menjaga negara-bangsa agar tetap damai. Sehingga tugas menjaga perdamaian tidak hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan seluruh masyarakat Indonesia. Menjaga perdamaian berarti mengupayakan kesejahteraan.

Elemen masyarakat paling penting yang diharapkan ikut menjaga perdamaian adalah pemuda. Dikatakan penting, karena pemuda memiliki akses yang luas, di samping daya kreativitas dan semangat muda yang tinggi. Sejarah juga telah membuktikan, banyak perubahan besar dunia yang diinisiasi oleh pemuda.

Era serba digital seperti sekarang ini juga banyak dinikmati pemuda. Mereka oleh beberapa pakar disebut sebagai generasi Y, yaitu generasi yang lahir pada saat teknologi internet telah berkembang pesat. Berbeda dengan generasi sebelumnya, yang cenderung mendapatkan sumber informasi dari satu arah. Generasi muda, yang banyak bersinggungan dengan gawai, memiliki akses yang luas untuk mencari informasi dari berbagai versi.

Akan tetapi, teknologi juga tidak melulu berdampak positif. Memang benar bahwa teknologi telah memudahkan kita untuk mencari berbagai informasi dari belahan dunia manapun hanya dengan sekali klik. Namun, informasi yang berjubel juga tak jarang mengandung konten-konten kekerasan dan juga berita bohong atau hoaks. Jika tidak berhati-hati, maka pemuda akan mudah terjerumus ke dalam sikap dan perilaku yang mengarah pada kekerasan. Entah kekerasan itu atas nama agama maupun pilihan politik.

Maka dari itu, cerdas dan bijak menjadi dua hal yang harus ada dalam diri pemuda. Terlebih dalam konteks bermedia sosial, kecerdasan bisa diaplikasikan dalam bentuk pencarian informasi bukan hanya dari satu sumber saja, melainkan dari berbagai sumber. Dari berbagai sumber itulah, kita bisa menarik kesimpulan dan keputusan untuk bersikap. Sementara bijak diaplikasikan dalam penggunaan media sosial, dengan tidak menyebarkan konten yang belum jelas kebenarannya. Bijak, menurut penulis, adalah sikap lanjutan dari cerdas dalam memilah informasi. Informasi yang telah dipilah, kemudian diproduksi ulang lalu diviralkan melalui media sosial.

Ikut Berbagai Perkumpulan

Selain berjuang di media sosial, dengan menebarkan konten-konten positif, pemuda juga mesti sadar bahwa dia hidup di dunia nyata, masyarakat. Konsekuensinya, pemuda juga diharapkan mau dan mampu berinteraksi dengan lingkungan setempat, sembari menebar semangat perdamaian.

Banyak wadah yang bisa digunakan pemuda untuk menyebar semangat perdamaian. Pemuda bisa bergabung ke dalam berbagai perkumpulan yang ada di masyarakat. Bagi pemuda desa, ia bisa bergabung dengan karang taruna. Menebar semangat pedamaian melalui perkumpulan ini cukup potensial, mengingat anggotanya yang mayoritas generasi muda. Generasi yang dikenal memiliki semangat tinggi, jika telah memahami arti pentingnya perdamaian, tentu akan menguntungkan misi untuk penyebaran perdamaian. Berbekal semangat ini, pemuda bisa menjadi duta damai di desa, sebagai upaya untuk menangkal kelompok-kelompok radikalisme yang kerap menargetkan pelosok desa sebagai lahan indoktrinasi.

Di dunia kampus, mahasiswa juga bisa bergabung dengan berbagai perkumpulan yang ada, baik itu organisasi intra maupun ekstra. Melalui wadah organisasi, mahasiswa bisa belajar makna dari perdamaian, dengan persinggungannya dengan sesama mahasiswa dari berbagai suku, agama, ras, dan golongan. Kebiasaan bersinggungan dengan orang yang berbeda, akan mengilhami mahasiswa bahwa hidup bukanlah dibentuk oleh satu golongan, melainkan berbagai golongan yang berbeda-beda. Berangkat dari hal semacam inilah, pada gilirannya akan sampai kepada pemahaman kebangsaan. Bahwa NKRI dibangun dengan keanekaragaman. Sehingga bisa dikatakan, bahwa toleransi merupakan sifat dan sikap yang mesti dimiliki segenap warga Indonesia.

Masjid juga bisa menjadi ladang untuk persemaian nilai perdamaian. Para aktivis masjid mesti menyadari posisinya yang strategis ini. Bahwa melalui masjid-masjid, para pemuda dan mahasiswa bisa memberikan pemahaman tentang pentingnya makna perdamaian. Bahwa Indonesia akan terpecah belah jika tidak dirawat dengan semangat perdamaian. Dua keuntungan yang bisa didapatkan aktivis masjid adalah, pertama, dekat dengan masyarakat. Kedua, bagi masjid yang menyelenggarakan TPA/TPQ, aktivis masjid bisa dekat dan dicintai anak-anak.

Dua keuntungan tersebut, bisa dimanfaatkan aktivis masjid untuk menyebarkan nilai-nilai perdamaian. Bisa dalam bentuk ceramah atau disisipkan dalam materi-materi TPA/TPQ. Selain itu, bisa juga menggunakan media buletin Jum’at, untuk menebar nilai perdamaian melalui tulisan.

Facebook Comments