Pramuka dan Perdamaian di Dunia Maya

Pramuka dan Perdamaian di Dunia Maya

- in Narasi
1713
0

BNPT sudah menggelar berbagai cara agar perdamaian di Indonesia semakin hari sekain dirasakan secara nyata oleh seluruh warga negara Indonesia. Banyak program yang dicanangkan, salah satunya adalah merekrut pemuda-pemuda untuk dilatih menjadi duta damai di dunia maya maupun dunia nyata (Duta Damai-red).

Berbeda dengan BNPT, tetapi masih satu nafas, yakni gerakan Pramuka. Ya. Pramuka yang populer di kalangan pelajar ini juga memiliki peran signifikan nan strategis dalam menciptkan Indonesia damai. Hal ini terbukti dari berbagai program yang dilaksanakan. Diantaranya adalah dengan mencegah konflik-konflik di sekolah seperti bullying dan sebagainya.

Dalam catatan sejarah, Gerakan Praja Muda Karana (Pramuka) sangat berkontribusi dalam pembangunan bangsa ini. Terbukti, sejak tanggal 14 Agustus 1961, dimana Gerakan Pramuka diresmikan oleh Bung Karno, hingga saat ini masih eksis dan terus membangun negeri.

Sudah 56 tahun Pramuka membangun Indonesia damai dan sejahtera. Maka tak ayal jika tema Hari Pramuka ke-56 Tahun 2017, tepatnya pada tanggal 14 Agustus 21017 lalu, adalah “Bekerja untuk Kaum Muda Mewariskan yang Terbaik Bagi Bangsa“. “Mewariskan Terbaik bagi Bangsa” makna dan praktikknya sangat fleksibel.

Bagi masyarakat umum, hari pramuka itu bisa dimaknai sebagai cara untuk mengenang dan mengejawantahkan spirit anggota pramukan yang suka menolong tanpa memandang agama dan ras. Sementara bagi kalangan pelajar, hari pramuka dapat dimaknai sebagai waktu yang tepat untuk mendekontekstualisasikan nilai-nilai dalam gerakan pramuka dalam kehidupan dan kebutuhan saat ini, seperti menyebarkan konten positif di dunia maya (media sosial).

Sepintas tema yang diusung sangat dalam dan memiliki relevansi di era kini. Gerakan Pramuka yang diorganisir melalui kegiatan ekstrakulikuler di lembaga sekolah ini, sekali lagi, telah mengudara dan membawa panji-panji kecermelangan generasi muda. Apalagi kegiatan-kegiatan yang mewarnai setiap event kepramukaan selalu erat kaitannya dengan kepemimpinan dan nilai-nilai luhur lainnya.

Mewariskan Perdamaian

Tidak berlebihan apabila gerakan Pramuda merupakan agen perdamaian dunia. Hal ini terlihat dari butir-butir dasa darma (sepuluh kebaikan). Sepuluh nilai kebajikan itu menjadi ketentuan moral dan landasan moral bagi setiap anggota pramuka. Jadi, selain hafal diluar kepala, para anggota wajib mengamalkannya. Setidaknya dalam nilai-nilai itu sangat menjung-jung tinggi perdamaian.

Pertama, takwa kepada tuhan Yang Maha Esa. Makna takwa tidak sekedar takut kepada Allah. Lebih dari itu adalah yang mampe menjaga dan menyelamatkan dirinya dan orang sekitarnya dari bahaya apapun yang mengancam. Jadi, makna perdamaian sangat lekat dalam hal ini.

Kedua, cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Poin kedua dari butir-butir Dasa Darma ini sangat lembut, seperti karakter asli orang Indonesia. Kasih sayang sesama manusia tanpa memandang agama, ras, suku dan golongan. Selama ia manusia, maka harus dikasihi, bukan dimusuhi. Sehingga mengisyaratkan hidup harmoni.

Antar kelompok, sekalipun berbeda tetap menjunjung tinggi kasih sayang. Sekalipun terdapat perbedaan diantara mereka, semuanya dianggap sebagai sesuatu yang tidak bisa dihindari akhirnya dengan cara memahami satu sama lainlah jalan yang ditempuh.

Ketiga, patriot yang sopan dan kesatria. Jiwa patriot harus selalu tertanam dalam diri setiap individu. Jiwa patriot tidak akan menjadikan pribadi mengkhianati negeri ini, juga bukan menjadi pembohong. Ia akan setia pada negara.

Keempat, bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Satu nilai yang banyak digambar-gemborkan orang adalah tanggung jawab. Akan tetapi, semua itu hanya bualan belaka. Banyak orang yang mudah mengucapkan NKRI harga mati. Akan tetapi, ketika Indonesia sesama saudara saja bertengkar. Di mana letak jargon NKRI harga mati itu? Nah, dalam Pramuka, kesetiaan diajarkan pada tempatnya. Dalam konteks bernegara, yang wajib ditaati adalah pemimpin yang sah. Mereka juga tidak ada upaya untuk mengganti ideologi negeri ini.

Terakhir, suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Suci disini mempunyai makna sangat luas. Salah satu pemicu kegaduhan dan perpecahan di Indonesia, terutama dalam dua tahun belakangan ini adalah, maraknya perkataan yang tidak suci seperti ujaran kebencian, fitnah, agitasi, dan masih banyak lainnya.

Pada saat kondisi seperti itulah, para anggota Pramuka dituntut untuk mengimbangi konten-konten negatif dan selanjutnya mengedukasi masyarakat agar suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Nilai-nilai yang tersebut terlalu sayang jika hanya dikonsumsi untuk anggota pramuka saja. Oleh sebab, para anggota pramuka harus mulai melebarkan sayap medan perangnya di dunia maya; menyebarkan konten yang bertanggung jawab, berdasarkan fikiran yang suci untuk membangun Indonesia damai. Dan semua itu senada dengan butir “patriot yang sopan dan ksatria”, bahwa pahlawan zaman now adalah yang berjuang; mengcounter kontens sesat di dunia maya.

Facebook Comments