Jihad Santri dalam Menyebarkan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin di Panggung Global

Jihad Santri dalam Menyebarkan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin di Panggung Global

- in Narasi
2
0

Dalam sejarah panjang perjalanan bangsa Indonesia, santri memiliki peran yang tak terpisahkan dari perjuangan kemerdekaan. Sebagai kelompok yang tumbuh dan berkembang dalam ranah keagamaan yang kuat, perjuangan santri tidak hanya terbatas pada ranah spiritual, tetapi juga melibatkan kontribusi nasionalistik yang signifikan. Di balik keteguhan iman mereka terhadap ajaran Islam, para santri juga mengerti pentingnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan mengawal kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan darah dan air mata.

Namun, dalam beberapa dekade terakhir, kelompok-kelompok radikal dengan ideologi transnasional berupaya untuk menggiring pemahaman tentang santri ke arah yang berbeda. Mereka secara sengaja menanamkan gagasan yang merusak tentang Islam, dengan mengklaim bahwa santri adalah ujung tombak dalam menegakkan hukum Tuhan versi mereka. Pemahaman ini berupaya merusak identitas santri yang sesungguhnya, sebuah identitas yang tidak hanya berakar pada agama, tetapi juga pada semangat kebangsaan yang mendalam.

Santri adalah representasi dari identitas Nusantara yang telah ada jauh sebelum paham radikal ini mulai berkembang. Mereka adalah bagian integral dari sejarah panjang Indonesia, dengan prinsip kebangsaan yang sudah mendarah daging, bukan hanya sekadar entitas keagamaan. Mereka adalah para pejuang yang turut serta mengusir penjajah dan mempertahankan tanah air dari berbagai ancaman, mulai dari masa penjajahan Belanda hingga zaman modern yang penuh tantangan.

Arah perjuangan santri yang sesungguhnya tersembunyi di balik perjuangan mereka dalam menjaga NKRI dan membela nilai-nilai kebangsaan tersebut kini mendapat penegasan lebih lanjut dalam tema Hari Santri Nasional 2025, “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia”. Tema ini mencerminkan semangat santri yang tidak hanya berfokus pada ranah domestik, tetapi juga berambisi untuk memberikan kontribusi yang nyata pada tataran global.

“Mengawal Indonesia Merdeka” bukan hanya seruan untuk mempertahankan Indonesia dari ancaman eksternal, tetapi juga penegasan bahwa perjuangan menjaga kemerdekaan adalah bagian dari kewajiban agama. Resolusi Jihad yang diproklamirkan pada 22 Oktober 1945 telah membuktikan bahwa hubbul wathon (cinta tanah air) adalah bagian dari iman.

Bagi santri, mempertahankan NKRI bukanlah sekadar urusan politik semata, melainkan kewajiban yang erat kaitannya dengan perintah agama. Cinta tanah air adalah cermin dari cinta kepada Tuhan, karena tanah air adalah anugerah yang harus dijaga dan dipertahankan demi kelangsungan hidup umat manusia, yang menjadi bagian dari agama Islam itu sendiri.

Dengan demikian, perjuangan santri bukan hanya terbatas pada pertahanan fisik negara atau menjaga kemerdekaan dalam artian sempit. Santri mengerti bahwa penegakkan hukum Allah di bumi Nusantara melalui kedamaian, keadilan, dan keberagaman merupakan manifestasi dari perjuangan mereka untuk membangun peradaban yang lebih baik, bukan hanya di tingkat nasional, tetapi juga global.

Jihad kebangsaan berfungsi sebagai dasar yang kokoh bagi setiap langkah perjuangan santri dalam menjaga eksistensi Indonesia sebagai negara-bangsa yang merdeka. Sejak zaman kemerdekaan, santri telah berjuang dengan sepenuh hati untuk Indonesia, dari yang tergabung dalam barisan pejuang fisik melawan penjajah hingga yang kini terus berjuang mempertahankan nilai-nilai kebangsaan melalui berbagai bidang kehidupan, seperti politik, sosial, dan budaya.

Namun, perjuangan santri tidak berhenti di sana. Santri ditantang untuk memberikan kontribusi dalam bentuk lain, yakni melalui peningkatan kualitas intelektual dan pemikiran. Jihad intelektual ini adalah upaya santri untuk memberikan warna baru dalam peradaban dunia dengan berbagi pengetahuan yang berlandaskan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin. Islam yang membawa kebaikan bagi seluruh alam semesta. Intelektualisme dalam dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan akan menjadi sarana bagi santri untuk ikut serta memengaruhi kebijakan global, berbagi solusi atas tantangan dunia modern, dan membawa Islam sebagai agama yang moderat dan penuh kasih sayang.

Dalam dunia yang semakin terhubung ini, peran santri dalam mewarnai peradaban dunia melalui pendidikan dan keilmuan menjadi semakin penting. Banyak santri yang kini telah mengukir prestasi di berbagai bidang ilmu, mulai dari teknologi, ekonomi, hingga politik. Mereka tidak hanya menjadi pemimpin di dalam negeri, tetapi juga di mata dunia.

Santri dengan perjuangan intelektualnya harus bisa menjadi jembatan bagi dialog antarbudaya dan antaragama, serta menjadi pelopor dalam membangun dunia yang lebih adil dan damai. Perjuangan mereka untuk mengembangkan ilmu pengetahuan harus terus didorong, karena melalui pengetahuan itulah mereka bisa memberikan dampak yang lebih luas, tidak hanya untuk Indonesia, tetapi juga untuk umat manusia secara keseluruhan.

Perjuangan santri merupakan perjuangan yang penuh dengan pengorbanan dan tekad yang tak kenal lelah. Dari memegang teguh nilai-nilai agama hingga berjuang untuk menjaga NKRI, para santri terus mewarnai perjalanan bangsa Indonesia, dan kini mereka juga diharapkan dapat mewarnai peradaban dunia. Jihad kebangsaan dan jihad intelektual adalah dua sisi perjuangan santri yang tidak bisa dipisahkan. Dengan semangat Hari Santri Nasional 2025, mari kita teruskan perjuangan ini untuk menjaga Indonesia Merdeka dan mewarnai peradaban dunia dengan nilai-nilai Islam yang membawa kedamaian bagi seluruh umat manusia.

Facebook Comments