Akhir Desember 2009, saya ikut bergabung dengan ribuan orang pelayat di Masjid Ulul Albab, Tebuireng. Kami menunggu datangnya jenazah sang idola, guru, teman, kekasih maupun ‘musuh’, yang malam sebelumnya dkabarkan telah wafat; meninggalkan kami semua. Dengung suara shalawat mengalir, wajah-wajah sendu berkelebatan, gelisah menunggu dan gigil hati penuh kesedihan yang terus menyerang. Pagi itu, kami berkumpul bersama, menunggu untuk memberikan penghormatan terakhir untuk beliau, KH. Abdurrahman Wahid, yang biasa kami ...
Read more 0 Archives by: Azzam Anwar
