Sabtu, 5 Oktober, 2024
Informasi Damai
Archives by: Hana

Hana

0 comments

Hana Posts

Menafsir Ulang Relasi Mayoritas dan Minoritas

Dalam Negara Bangsa Semua Sama sebagai Muwathinun, Tak Ada Mayoritas-Minoritas
Narasi
Dalam kehidupan bermasyarakat, fenomena mayoritas dan minoritas sering menjadi pusat pembahasan dalam berbagai konteks, baik itu politik, agama, sosial, maupun budaya. Istilah mayoritas dan minoritas tidak hanya menunjukkan jumlah, tetapi juga mencerminkan posisi kekuasaan dan pengaruh dalam masyarakat. Konsep ini seringkali membawa pada relasi yang timpang, di mana mayoritas memiliki kekuasaan lebih besar dan minoritas seringkali mengalami marginalisasi atau subordinasi. Untuk mencapai masyarakat yang lebih adil, penting untuk menafsir ulang ...
Read more 0

Mengupayakan Kampanye Alternatif Tanpa Merusak Persatuan

Kampanye Ramah Tanpa Fitnah
Narasi
Kampanye politik adalah bagian integral dari sistem demokrasi, di mana kandidat dan partai politik bersaing untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat. Namun, di balik upaya untuk memenangkan hati rakyat, ada tantangan besar yang sering kali muncul: bagaimana menyampaikan pesan dan memenangkan persaingan tanpa merusak persatuan bangsa. Kampanye politik yang memecah belah dapat mengakibatkan polarisasi di tengah masyarakat, yang pada akhirnya menghambat pembangunan bangsa secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk mengupayakan ...
Read more 0

Menghindari Kekerasan Remaja: Tantangan dan Solusi

Setiap peradaban besar mempunyai titik tolak dan momentum yang diperingati yang dikenal dengan sistem kalender. Kalender Gregorian adalah yang identik dengan umat Nasrani dan paling umum dikenal secara internasional diperkenalkan Paus Gregorius XIII pada tahun 1582 yang mengawali pada 1 Januari. Bangsa Yahudi dengan kalender Ibrani mengenal tahun baru Rosh Hashanah. Ada juga peradaban Tionghoa berbasis siklus bulan yang dikenal dengan Imlek. Ada pula Kalender Persia yang dikenal sebagai Kalender Iran dengan tahun baru yang disebut Nowruz. Dan tentu saja, peradaban Islam yang dikenal dengan tahun baru Hijriyah, dimulai bulan Muharram. Kenapa Islam akhirnya memutuskan harus mempunyai sistem kalender dan peringatan yang harus diperingati setiap tahun? Bukankah Nabi tidak mengajarkannya? Pertama tentu kita tidak boleh berasumsi Islam dengan ijtihad pemikiran dan kebudayaannya sudah selesai ketika Nabi wafat. Banyak sekali tantangan dan kebutuhan yang harus dilalui dan dilampaui umat Islam. Inovasi, kreasi dan kebaruan bukan bid’ah yang tabu dalam memajukan Islam. Adalah Khalifah Umar bin Khattab yang berinisiatif agar umat Islam mempunyai sistem penanggalan yang jelas karena ketiadaan catatan waktu dari dokumen untuk keperluan admistratif pemerintahan. Dipanggillah tokoh-tokoh untuk mendiskusikan sistem kalender dan awal mula tahun dalam Islam. Singkat kata, Islam mengawali pada momentum perpindahan dari Makkah ke Madinah yang dikenal hijrah. Sistem kalender ini pun dikenal dengan Tahun Hijriyah. Bukan merujuk pada sistem kalender Romawi, Persia dan sebagainya. Bukan pula merujuk pada kelahiran atau wafatnya Nabi. Pilihan cerdas umat Islam adalah momentum hijrah. Jenius dan tepat sekali ketika kalender Islam disandarkan pada momentum hijrah. Setiap tahun umat Islam diingatkan untuk kembali mengambil pesan dan semangat perpindahan mentalitas dan pemikiran dari kejumudan, fanatisme, dan kebencian menuju semangat komunitas Madinah yang dinamis, toleran, terbuka dan yang paling penting terikat dalam persaudaraan. Hijrah Nabi ke Madinah bukan sekedar pelarian dan pencarian suaka politik sebagaimana hijrah sebelumnya. Hijrah kali ini berbeda. Ada misi penyelamatan umat dari cengkraman penyiksaan kaum Qurays sekaligus misi perdamaian di Madinah sebagaimana permintaan para suku-suku yang selalu terlibat pertikaian di sana. Maka, yang paling sukses dan teringat dari hijrah ini adalah ikatan persaudaraan Madinah. Membangun sebuah peradaban yang diikat dengan tali persaudaraan. Tidak ada lagi kekerasan, kebencian dan ekslusifitas, tetapi semua berada dalam naungan konsitusi yang disusun dan diperjanjikan bersama. Sangat brilian apa yang dilakukan Rasulullah dengan gerakan hijrah dan membangun Madinah. Tidak ada yang merasa tersisihkan. Pendatang tidak mengalahkan pribumi. Perbedaan suku dan agama bukan halangan untuk saling melindungi. Negara dengan ide demokrasi yang pada saat bersamaan daratan lain masih bermegah-megah dengan sistem kekaisaran dan kerajaan. Dan tentu saja, tidak mengherankan ketika sahabat Umar, sang Khalifah dan mujtahid ini, tidak diragukan memilih momentum hijrah sebagai penanda awal tahun baru Islam. Bukan tanpa makna dan pesan. Umar tentu saja ingin umat Islam generasi berikutnya yang belum mengalami peristiwa hijrah mampu merasakan energi dan sensasi hijrah. Apa pesannya? Umat Islam diajak untuk melakukan muhasabah. Intropeksi dan refleksi. Meninggalkan kebiasaan penuh dendam, benci dan permusuhan menuju semangat saling bersaudara. Selamat Tahun Baru Islam, Mari Perkokoh Persaudaraan Kebangsaan Kita.
Narasi
Kekerasan remaja adalah salah satu isu sosial yang terus menjadi perhatian di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Remaja, sebagai kelompok yang sedang dalam proses mencari jati diri, kerap kali berada dalam situasi yang rentan terhadap tekanan sosial, emosi yang tidak stabil, dan pengaruh lingkungan yang negatif. Kekerasan di kalangan remaja tidak hanya berdampak pada korban secara fisik, tetapi juga merusak perkembangan emosional dan psikologis mereka. Oleh karena itu, sangat penting ...
Read more 0

Digital Native dalam Kontestasi Politik

Menseterilkan Ruang Maya dari Propaganda Politik Identitas Menjelang Pemilu 2024
Narasi
Dalam era digital saat ini, generasi muda atau yang lebih dikenal dengan sebutan “digital native” memiliki peran yang semakin penting dalam kontestasi politik. Digital native adalah mereka yang lahir setelah tahun 1980-an, yaitu generasi yang tumbuh bersama teknologi digital seperti internet, smartphone, dan media sosial. Kehadiran mereka dalam dinamika politik membawa perubahan besar dalam cara berpolitik, terutama dalam aspek partisipasi politik, pembentukan opini, hingga kemenangan kandidat politik tertentu. Bagaimana sebenarnya ...
Read more 0

Menghindari Provokasi di Tengah Kontestasi Politik

Menghindari Provokasi di Tengah Kontestasi Politik
Kontestasi politik sering kali menjadi momen yang menegangkan, baik bagi para politisi maupun masyarakat luas. Setiap pemilu atau pemilihan umum membawa harapan perubahan bagi sebagian orang, tetapi juga menjadi sumber kekhawatiran bagi yang lain. Di tengah-tengah situasi ini, provokasi kerap muncul, baik secara langsung maupun tidak langsung. Provokasi bisa berbentuk kata-kata, aksi, atau bahkan unggahan di media sosial yang memancing emosi. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita semua untuk ...
Read more 0

Menyambut Tahun Politik: Kuatkan Persatuan

Sisi Lain Nasionalisme yang Dirayakan Secara Berlebihan
Narasi
Tahun politik selalu menjadi masa yang penuh dinamika di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Setiap beberapa tahun, rakyat Indonesia akan menghadapi pemilihan umum yang menentukan arah bangsa ke depan. Tahun politik bukan hanya soal memilih pemimpin atau wakil rakyat, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat menghadapi perbedaan pilihan dan pendapat. Di tengah-tengah perbedaan ini, sangat penting bagi kita untuk tetap menjaga persatuan sebagai bangsa yang besar dan beragam. Tahun politik merupakan ...
Read more 0