Gus Dur dan Tantangan Toleransi 2024

Gus Dur dan Tantangan Toleransi 2024

- in Narasi
181
0
Gus Dur dan Tantangan Toleransi 2024

Indonesia, negara dengan keberagaman etnis, agama, dan budaya, telah melewati berbagai konflik dan perpecahan di masa lalu. Dengan sejarah yang dimiliki oleh Indonesia, sudah semestinya pemerintah dan masyarakatnya mampu menjadikan sejarah tersebut menjadi landasan untuk membangun fondasi yang kokoh bagi masa depan.

Jika merenung pada masa lalu, seharusnya masyarakat dapat memperkuat nilai-nilai yang membentuk fondasi bagi masyarakat yang inklusif dan harmonis. KH. Abdurrahman Wahid, yang merupakan salah satu tokoh toleransi di Indonesia, memberikan wawasan berharga tentang pentingnya membangun kerukunan dan menghindari ekstremisme agama.

KH. Abdurrahman Wahid atau yang lebih di kenal dengan sebutan Gus Dur, merupakan pemimpin Muslim moderat sekaligus presiden Indonesia keempat. Beliau dikenal sebagai tokoh yang mendorong toleransi antaragama. Pandangan Gus Dur terhadap toleransi tercermin dalam pendekatannya yang inklusif terhadap keberagaman. Beliau mengajarkan bahwa kemajemukan bukanlah sebuah ancaman, justru merupakan sebuah kekayaan.

Gus Dur menekankan perlunya menghargai perbedaan dan memahami bahwa setiap individu memiliki hak untuk menjalankan keyakinannya. Filosofi keberagaman yang dianutnya merangsang pertumbuhan budaya toleransi di tengah-tengah masyarakat. Menurut Gus Dur, toleransi bukan hanya soal menerima perbedaan, tetapi juga tentang menghormati hak setiap orang untuk memiliki keyakinan masing-masing.

Perlu diperhatikan bahwa terdapat langkah-langkah kongkret untuk membangun perdamaian dan toleransi, seperti: Pendidikan inklusif, dialog antaragama, media yang bertanggungjawab, dan penguatan hukum.

Pertama, Pendidikan Inklusif dengan mengintegrasikan pendidikan toleransi dan pemahaman antaragama dalam kurikulum sekolah. Tenaga pendidik bisa memperkenalkan kisah-kisah sukses dan nilai-nilai toleransi melalui buku pelajaran.

Kedua, Dialog antaragama yakni menjalankan kegiatan yang mempertemukan antara pemuka agama dengan masyarakat. Menyelenggarakan forum publik yang memfasilitasi diskusi terbuka tentang perbedaan keyakinan akan mampu mendorong pemikiran masyarakat yang lebih moderat dan toleransi.

Ketiga, Media yang bertanggungjawab yang dapat menyajikan informasi dengan akurat dan objektif. Memberikan ruang untuk suara beragam, mempromosikan pesan perdamaian dan toleransi.

Keempat, Penguatan Hukum akan mampu melindungi hak azasi manusia dan mencegah adanya diskriminasi. Dengan penguatan hukum juga akan membangun kepercayaan masyarakat pada aparat keamanan dengan menjaga keadilan dan profesionalisme

Pentingnya mempersempit konflik, kekerasan, dan ketidakstabilan sosial di Indonesia memerlukan perhatian serius terhadap ancaman ekstremisme agama. Masyarakat perlu menyadari bahwa ekstremisme agama merugikan tidak hanya bagi kelompok tertentu, tetapi juga bagi keberlangsungan perdamaian dan toleransi.

Mendukung pemberdayaan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menangkal propaganda ekstremisme adalah langkah kunci. Pendidikan yang mendalam tentang risiko ekstremisme, bersama dengan promosi nilai-nilai toleransi, dapat membentuk benteng kuat melawan paham radikal.

Indonesia, dengan segala keberagamannya, memiliki potensi besar untuk menjadi contoh masyarakat yang toleran dan damai. Melalui pembelajaran dari sejarah dan inspirasi dari tokoh-tokoh seperti Gus Dur, kita dapat membentuk masa depan yang lebih baik. Bersama-sama menjaga keberagaman Indonesia sebagai kekayaan dan membangun masyarakat yang mampu hidup dalam harmoni, saling menghormati, dan merayakan perbedaan.

Facebook Comments