Barangkali tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika game online dapat menjadi media dakwah. Game online kerap dipersepsikan negatif. Menyita waktu, membuat pemainnya kecanduan, menyedot kuota internet secara signifikan, boros lantaran harus membeli skin, dan persepsi negatif lainnya. Namun, siapa sangka game online justru menjadi media dakwah yang efektif.
Adalah Muhamad Tedy Purba atau dikenal sebagai Abi Azkakia, yang mengubah citra negatif game online menjadi media dakwah. Terinspirasi oleh banyaknya anak muda dan remaja bahkan anak-anak yang gemar main game online, ia melakukan live streaming TikTok bermain Mobile Legends sembari menyisipkan pesan keagamaan.
Langkah yang awalnya iseng itu tenyata disambut positif netizen. Penonton live streaming-nya meningkat dari waktu ke waktu. Jumlah pengikutnya pun mengalami kenaikan. Ia pun membentuk sebuah komunitas digital bernama Majelis Nurul Legend, berisi para penggemar game online Mobile Legend yang rutin menyimak tayangan langsungnya di TikTok.
Materi dakwah Ustad Abi Azkakia terbilang sederhana. Ia mengajarkan tauhid dasar, yakni bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan dalam Islam yang berhak disembah. Ia menganalogikan adegan peperangan di game Mobile Legend sebagai peperangan melesan hawa nafsu dan sikap negatif.
Ia juga selalu berpesan pada para jamaahnya agar tidak mudah mengumpat atau mengeluarkan kata kasar, sebagaimana lazim di kalangan gamer. Sebaliknya, ia mengajarkan agar pengikutnya membiasakan mengucap kalimat thayyibah dalam kondisi apa pun.
Komunitas digital Majelis Nurul Legends ini kian besar dari waktu ke waktu. Game online yang kerap dicap negatif nyatanya mampu menjadi media dakwah yang efektif. Anggota komunitas Majelis Nurul Legends berjumlah ratusan hingga ribuan yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka disatukan oleh kegemaran bermain game online dan keinginan untuk belajar agama lebih dalam.
Bisa disimpulkan bahwa dakwah Abi Azkakia melalui platform game online yang disiarkan langsung melalui akun TikTok-nya itu merupakan dakwah akhlak. Dakwah sederhana yang mengajarkan prinsip dasar dalam Islam. Sebuah dakwah yang belakangan kerap diabaikan oleh para ustad, kiai, atau penceramah lainnya.
Banyak para pendakwah hari ini sibuk berbicara hal-hal besar. Berbicara tentang sistem politik, ekonomi, atau hukum Islam yang asing bagi masyarakat awam. Namun, pandakwah itu abai pada isu dasar dalam Islam, yakni akhlak.
Ustad Abi Azkakia mengisi kekosongan itu. Dakwahnya terbilang sederhana. Misal mengganti makian atau umpatan dengan ucapan astaghfirullah, masyaallah, dan sejenisnya. Sekilas itu hal sederhana. Namun, sebenarnya pesan yang terkandung begitu dalam. Umpatan negatif atau makian bukan sekadar ungkapan rasa kecewa atau marah.
Namun, juga dapat menggambarkan kebencian dan penghakiman. Dalam konteks beragama misalnya, makian kafir, murtad, sesat, bidah, dan sebagainya rawan dijadikan sebagai pembenaran atas tindakan kekerasaan. Dengan kata lain, umpatan adalah bentuk kekerasan verbal yang berbahaya.
Model dakwah dengan menggunakan medium game online adalah sebuah metode baru dalam dunia dakwah Nusantara. Meski secara pola, hal ini pernah dilakukan oleh para Walisongo yang menyebarkan Islam periode awal di Nusantara. Sejumlah anggota Walisongo mengadaptasi kultur lokal sebagai medium dakwah agar lebih mudah diterima oleh masyarakat.
Di masa lalu, bentuk budaya lokal itu ada gamelan (musik), tembang (puisi yang dilagukan), tarian, upacara adat, dan sebagainya. Kini di zaman digital, game online adalah salah satu bentuk budaya populer yang merepresentasikan identitas kaum muda. Menjadi tepat jika game online diadaptasi oleh pendakwah sebagai medium menyampaikan pesan keagamaan.
Komunitas Majelis Nurul Legends adalah sebuah fenomena di zaman digital. Bagaimana sebuah platform game online yang populer di kalangan anak muda diadaptasi sebagai media dakwah adalah terobosan yang patut diapresiasi. Dapat dibayangkan jika metode ini diadaptasi untuk mengampanyekan Islam moderat atau moderasi beragama. Tentu efeknya akan sangat signifikan.
Selain itu, model dakwah ala Ustad Azkakia relevan dsn urgen di tengah banyaknya komplain terkait dakwah konvensional yang kerap menimbulkan persoalan. Model dakwah konvensional yang mengumpulkan jemaah dalam satu tempat dan waktu yang sama kerap kali menimbulkan gejolak sosial. Mulai dari kemacetan, gangguan kenyamanan dan keamanan warga sampai masalah sampah yang kerap menjadi polemik. Dakwah melalui jalur streaming tidak hanya mudah dan murah, namun juga sekaligus ramah lingkungan dan tentunya adaptif terhadap gaya hidup kaum muda yang notabene digital native.