Mengajarkan Semangat Perdamaian Melalui Asian Games

Mengajarkan Semangat Perdamaian Melalui Asian Games

- in Narasi
1490
0
Mengajarkan Semangat Perdamaian Melalui Asian Games

Asian Games ke 18 yang telah dimulai sepekan lalu menjadi momentum yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia. Pasalnya, selain bangsa Indonesia telah sukses mejadi tuan rumah yang baik di mata dunia, Indonesia juga telah berhasil meraih beragam penghargaan yang membanggakan. Lewat berbagai perjuangan yang tertatih-tatih, para atlit Indonesia berhasil menyumbangkan sekitar 90 medali. 30 medali emas, 23 medali perak, dan 37 medali perunggu (Detik.com, 30/08/18). Sungguh prestasi yang sangat fantastis, jika dibandingkan dengan target yang harus dilampaui oleh para atlit Indonesia. Bahkan, ini adalah hasil terbaik jika dibandingkan dengan keikutsertaan para atlit Indonesia di ajang Asian Games beberapa dekade yang lalu.

Terlepas dari kisah heroik para atlit Indonesia dalam gharumkan nama Indonesia. Salah satu prestasi yang tak kalah penting hingga Indonesia sering disebut-sebut oleh bangsa-bangsa lainnya adalah pembangunan perdamaian dari masa ke masa. Indonesia yang jamak terkenal sebagai negara majemuk menjadi salah satu negara yang diidolakan karena mampu menjaga kestabilan perdamaian. Kestabilan perdamaian dalam konteks ini dipandang penting, sebab kemajemukan oleh bangsa luar dianggap sebagai pencerca kehidupan hingga tak bisa didampingkan dalam silsilah kehidupan. Namun nyatanya, hal itu berbanding terbalik dengan negara Indonesia. Sebab melalui kemajemukan itu, Indonesia justru mebangun kekuatan lewat spirit bhineka tungga ika, hingga terciptalah persatuan dan kesatuan bangsa.

Semakna dengan itu, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi juga pernah mengatakan bahwa pemerintahan dunia menaruh kepercayaan kepada Indonesia tentang hakikat pembangunan perdamaian dunia. Lebih dalam lagi, bahkan negara-negara besar seperti Afganistan, Rakine, Lebanon, dan masih banyak negara lain yang ingin belajar membangun hakikat perdamaian dari Indonesia (Kompas.com, 13/12/2017). Alasannya cukup sepadan dengan apa yang disematkaan di atas. Tak lain karena ndonesia mampu menjaga harmonisasi kebersamaan, meski paham kebhinekaan selalu menyatu dalam kehidupan. Sebab konteks hakiki yang terjadi di beragam negara manapun—kebanyakan—tak pernah mampu menyandingkan beragam perbedaan untuk diarahkan secara mujur ke ranah persatuan. Karena itulah, kehadiran perdamaian di Indonesia dianggap sebagai ilham yang perlu diajarkan pada dunia, agar perdamaian dunia bisa menjelma dalam kehidupan.

Solidaritas Asian Games

Penyambutan asian games yang telah dikumandangkan sejak sepekan kemarin tentu bisa digunakan sebagai spirit yang bertujuan untuk mengajarkan hakikat perdamaian. Melalui Asian Games itu, mari kita bersama membangun persepsi keharmoniasan perbedaan, agar masayarakat luar mengetahui secara betul tentang ilham perbedaan sebagai karunia Tuhan. Albert Einsten dalam buku “The Heart of Awareness” pernah mengatakan bahwa “perdamian tidak dapat dijaga dengan mengandalkan kekuatan, namun perdamaian hanya bisa diwujudkan melalui pengertian.” Spirit memahami perbedaan sebagai karunia dari Tuhan inilah yang jarang dimiliki oleh perdamaian dunia, hingga menyebabkan area persatuan kerap kali mengalami gulung tikar. Karena itu, melalui wujud olimpiade Asian Games ini, mari kita rajut sebuah persatuan dan kesatuan demi mambangun sebuah kesantunan sosial di mata global.

Tujuannya, agar masyarakat luar yang hadir di Indonesia bisa melihat dengan seksama tentang budi luhur dan kesantunan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dalam memahami perbedaan, sehingga kebajikan demikian bisa dicopy paste ke dalam bangsanya dan menciptakan perdamaian dunia. Selain itu, wujud lain yang perlu kita ajarkan kepada dunia melalui Asian games untuk menjaga kestabilan perdamaian adalah pembangunan pola pikir persatuan melalui dunia virtual. Sebab tentu beragam negara lain juga memiliki permasalahan yang sama seperti yang dihadapi oleh Indoneisa. Yakni kenyinyiran-kenyinyiran yang berujung pada perselisihan di dunia virtual. Karena itulah, pengajaran pada tahap kedua ini perlu diajarkan, agar dunia virtual bisa digunakan sebagai kampanye persatuan dan kesatuan dengan baik dan benar. Melalui itu, pemahaman masyarakat dunia terlebih dalam rumpun Asia akan terbina dan tertata, hingga melahirkan regenerasi yang cinta dengan kesatuan dan persatuan.

Selanjutnya, melalui Asian Games mari kita sematkan beragam pelajaran yang menjurus pada upaya pembangunan solidaritas antar sesama. Dengan kata lain, dalam perihal ini Indonesia menjadi penggalang solidaritas dengan tanpa mengenal batas. Implikasinya, perdamaian dunia menjadi hierarki yang tak pernah surut dalam melingkupi seluruh pasaran global. Pun, jika kita mengamati tujuan terbentuknya Asian Games dari masa ke masa, maka Asian Games lebih cenderung mengemban misi untuk membangun solidaritas melalui pertarungan olahraga. Sebab olah raga adalah salah satu perihal penting yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan jiwa dan raga. Bahkan kita juga pasti tak asing dengan pepatah Arab yang mengatakan bahwa al-aqlu al-salim fi jismi al-salim (akal yang sehat berada pada badan yang sehat). Karena itu, di ajang pertarungan olah raga terbesar se-Asia ini, mari kita membangun hakikat perdamaian melalui solidaritas sosial antar bangsa dan negara. Semoga mellaui itu, kita bisa amanah mengajarkan beragam upaya perdamaian kepada pemerintahan global. Wallahu a’lam bi al-shawaab.

Facebook Comments