Selain bonus pahala yang dilipatgandakan, Allah memberkati bulan puasa dengan satu hadiah super istimewa yang Ia sediakan di sepuluh malam terkahir di bulan puasa. Hadiah itu adalah malam lailatul qadar. Dari berbagai riwayat hadist dan penjelasan para ulama, malam lailatul qadar merupakan malam yang penuh kemuliaan, karena di malam ini Allah melimpahkan keberkahan dan kebaikan.
Karenanya malam istimewa ini diyakini memiliki kualitas yang lebih baik dibanding 1000 bulan. Lailatul qadar menjadi malam yang penuh kemuliaan karena malam ini dipilih oleh Allah sebagai malam diturunkannya alquran melalui perantara malaikan Jibril. Dalam sebuah kisah disebutkan bahwa suatu ketika Rasul bercerita tentang seorang sholeh yang berasal dari bani Israil. Ia adalah orang yang dilimpahi kemuliaan karena telah berjuang di jalan Allah selama 1000 bulan.
Mendengar kisah ini, para sahabat rasul pun menjadi iri; mereka tentu ingin mendapat kemuliaan yang sama, namun 1000 bulan merupakan rentang waktu yang terlalu lama. terlebih, kebanyakan umat rasul tidak memiliki usia yang panjang. Rasul pun merenungi hal ini dengan penuh kesedihan karena ia mengira bahwa ummatnya tidak akan berkesempatan untuk menikmati ibadah selama 1000 bulan.
Kemudian Allah menganugerahkan malam lailatul qadar sebagai malam yang lebih baik daripada 1000 bulan tersebut, maka Rasul bersabda, “Carilah malam lailatul qadar di malam ganjil pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan” (HR: Bukhari 4/225 dan Muslim 1169). Rasul mengutamakan malam ini karena di malam yang penuh keberkahan ini malaikat turun dalam jumlah yang sangat banyak, mereka akan meng-amin-kan setiap doa yang diucapkan oleh manusia hingga terbitnya fajar.
Allah menjelaskan hal ini dalam alquran yang berbunyi, ”Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qodr : 4 – 5). Rasul sendiri tidak mengetahui secara pasti kapan malam itu akan datang, namun beliau menyatakan bahwa malam itu akan datang di malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Beliau lalu menjelaskan ciri-ciri utama malam lailatu qadar, yakni;
- Kondisi malam begitu tenang, tidak ada angin kencang, terang benderang, tidak dingin, tidak hujan, dan tidak panas. Dikisahkan oleh Ibnu Abbas radliyallahu’anhu. Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah.”
- Bagi yang menjalankan ibadah di malam lailatul qadar, mereka akan merasakan ketenangan dan kebahagiaan luar biasa, suatu hal yang tidak akan mereka rasakan di malam-malam yang lain. mereka akan dilimpahi dengan ketenangan hati sehingga mereka dapat beribadah dengan penuh kemuliaan.
- Keesokan harinya, matahari terbit dengan begitu cerahnya, namun cahayanya tidak menimbulkan panas sama sekali. Dikisahkan Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan.”
Rasul kemudian menitipkan sebuah doa kepada ummatnya yang bersemangat untuk ‘berburu’ malam penuh kemuliaan ini, doa tersebut berbunyi:
”Allahumma innaka afuwwun karim tuhibbul afwa fa’fu anni”,
artinya: “Ya Allah Engkau Yang Maha Pengampun Lagi Maha Pemurah, Engkau senang mengampuni hamba-hambaMu karena itu ampunilah dosa-dosaku”.=
Jadi, tunggu apalagi? Happy hunting!