Idul Fitri: Sejarah dan Perkembangannya

Idul Fitri: Sejarah dan Perkembangannya

- in Narasi
5029
0

Dalam sejarahnya disebutkan bahwa Rasul selama hidup menjumpai bulan ramadhan sebanyak 13 kali, dimulai pada tahun ke-41 Ramadhan (Agustus 610 M) hingga tahun ke 53 (April, 622M). Selama masa itu hanya mewajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa, sementara kewajiban membayar zakat dan perayaan idul fitri belum dikenal pada saat itu.

Hingga suatu ketika Rasul memutuskan untuk melakukan hijrah ke kota Madinah dan menetap di kota itu selama 17 bulan. Pada bulan Sya’ban tahun ke-2 dalam kalender Hijriyah, Allah menurunkan ayat 183-184 surah al-Baqarah yang kemudian menjadi dasar bagi diwajibkannya berpuasa di bulan Ramadhan. Tidak lama setelah itu Allah menurunkan lagi ayat yang menjelaskan tentang kewajiban membayar zakat (QS, 2:277).

Pada awalnya zakat hanya berupa infaq yang harus dikeluarkan oleh orang-orang dari golongan yang mampu diperuntukkan kepada golongan faqir miskin dan untuk kepentingan membela agama. ketetapan tentang jumlah dan jenis infaq masih belum diatur secara spesifik kala itu. Ketetapan tentang jenis dan besaran jumlah zakat baru ada sejak tahun ke-2 Hijriyah.

Ketika di Madinah pula Rasul menyaksikan orang-orang merayakan dua hari yang secara khsusu merekan gunakan untuk bersenang-senang. Ketika Rasul bertanya dua hari apa yang mereka rayakan, mereka menyatakan bahwa dua hari tersebut adalah hari yang penuh kesenangan. Rasul lantas memberitahu mereka bahwa Allah memiliki dua hari besar yang jauh lebih menyenangkan dibanding dua hari yang sedang mereka rayakan, dua hari tersebut adalah hari raya idul fitri dan hari raya idul adha.

Hari raya idul fitri merupakan penutup dari rangkaian ibadah puasa yang telah dijalankan selama satu bulan sebelumnya. Idul fitri merupakan perayaan atas sebuah kemenangan besar, yakni kemenangan dalam memerangi nafsu selama sebulan penuh di bulan ramadhan. Karenanya idul fitri disambut secara meriah.

Perayaan Idul fitri diawali dengan sholat ied. Umat muslim dihimbau untuk makan dan minum terlebih dahulu sebelum melaksanakan sholat ied, dikarenakan di hari ini umat Islam dilarang melaksanakan puasa. Umat Islam juga sangat disarankan untuk bangun pagi-pagi dan segera membersihkan diri lalu mengenakan pakaian terbaik (bukan terbaru) karena hari raya adalah hari kemenangan yang akan harus dirayakan.

Beberapa pakar menyatakan bahwa Idul fitri merupakan momen dimana seluruh umat islam berada pada posisi setara. Di barisan sholat ied, tidak ada lagi jarak antara si miskin dan si kaya. Mereka yang sebelumnya kekurangan telah terbantu dengan zakat yang telah dibagikan sebelum sholat ied dilaksanakan. Umat muslim yang telah secara bersama-sama berjuang melawan nafsu melalui puasa kini telah tiba di garis kemenangan. Semua orang memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk merayakan kemenangan ini.

Tradisi yang berkembang dalam masyarakat adalah mengisi momen kemenangan ini dengan saling memaafkan. Hari raya idul fitri adalah moment terbaik untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dengan sesama manusia. Perjuangan melawan nafsu yang sesungguhnya baru akan dimulai setelah perayaan kemenangan ini, sehingga perlu jiwa yang bersih dari dosa sebagai bekal utama untuk mengawalinya.

Muslim yang tersebar di banyak budaya dan tradisi yang berbeda memiliki cara-cara tersendiri dalam merayakan hari raya idul fitri. Di Indonesia, hari raya dirayakan dengan berbagai cara, namun pulang kampung (bagi yang sedang merantau) dan berkumpul dengan seluruh sanak saudara merupakan pokok dari seluruh rangkaian perayaan ini. Masyarakat terbiasa untuk menyambut kedatangan sanak saudara dengan masakan-masakan terlezat yang dapat mereka hidangkan. Ketupat, opor ayam, cemilan, dan minuman sirup, merupakan sedikit jenis makanan yang paling mudah dijumpai selama hari raya berlangsung.

Meski bukan merupakan tanah kelahiran Islam, namun Indonesia, dan beberapa negara berpenduduk muslim di asia tenggara, seperti malaysia dan Brunei Darussalam, menyambut hari raya idul fitri dengan perayaan yang sangat meriah. Meski biasanya pemerintah hanya memberi libur nasional selama 2 hari, namun perayaan idul fitri bisa berjalan hingga seminggu lebih. Sementara di negara-negara lain, terutama dimana muslim menjadi minoritas, hari raya idul fitri tidak dirayakan secara meriah.

Namun dengan cara apapun hari raya ini dirayakan, idul fitri harus tetap disyukuri bersama sebagai bagian dari kemenangan yang telah dicapai setelah melalui perjuangan panjang selama sebulan penuh.

Selamat hari raya idul fitri, mohon maaf lahir dan batin.

Facebook Comments