Merdeka Lahir Batin; Meruntuhkan Terorisme, Membebaskan dari Radikalisme

Merdeka Lahir Batin; Meruntuhkan Terorisme, Membebaskan dari Radikalisme

- in Narasi
8
0
Merdeka Lahir Batin; Meruntuhkan Terorisme, Membebaskan dari Radikalisme

17 Agustus 2025 tahun ini Indonesia memasuki usia yang ke 80. Di usianya yang semakin matang ini, Indonesia terus tumbuh berbenah meski bergelut dengan berbagai problem bangsa. Indonesia adalah rumah besar yang dibangun dari keragaman. Tiang-tiangnya berdiri dari semangat para pahlawan yang berjuang bukan karena kesamaan suku atau keyakinan, melainkan karena cinta tulus pada tanah air. Cinta itulah yang membuat mereka menolak segala bentuk penindasan, termasuk penindasan atas nama agama atau ideologi.

Di era digital, semangat ini harus kita rawat agar jagat maya tidak berubah menjadi ladang subur bagi propaganda radikal dan terorisme, melainkan menjadi taman yang menumbuhkan benih persatuan. Sebab, kemerdekaan yang kita isi dengan literasi, toleransi, dan harmoni akan menjadi benteng paling kokoh melawan arus ekstremisme yang ingin memecah-belah bangsa.

Tanah Indonesia menjadi tempat bermula kita bangun dan akhir bagi kita merebah. Bumi pertiwi merupakan rumah terdiri oleh beragam, suku, etnis, budaya, dan agama. Indonesia adalah rumah semua anak bangsa yang memilih untuk hidup rukun dan harmonis. Para pahlawan bangsa bersatu dan berjuang memerdekakannya dari penjajah atas asas perasaan sebangsa dan setanah air. Perjuangan mereka bukan berdasarkan hubungan kesamaan budaya ataupun keyakinan agama, melainkan mereka disatukan oleh cinta tanah air Indonesia.

Kita harus menyadari bahwa kemerdekaan bukanlah akhir dari perjuangan. Kemerdekaan, tidak lain merupakan tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia, dalam menata negara melalui pembangunan. Kemerdekaan ini harus kita syukuri, kemudian kita rawat, dan kita isi. Di era transformasi digital ini juga kiranya patut mengisi kemerdekaan di ruang-ruang virtual. Spirit kemerdekaan ini harus kita gelorakan jagat maya melalui konten-konten positif penggugah kesadaran nasionalisme, aktualisasi nilai-nilai luhur Pancasila, energi persatuan dan kesatuan bangsa, serta menangkal segala bentuk neo-kolonialisme serta terbebas dari doktrin terorisme dan radikalisme. Karenanya kita harus menjadi generasi cerdas digital natives.

Demikian juga, semangat juang para pahlawan, para pejuang kemerdekaan, dan pendiri bangsa (founding father) harus senantiasa kita kobarkan di manapun kita berada, termasuk di dunia maya. Nilai-nilai keteladanan dan semangat juang para pahlawan patut kita kampanyekan lewat internet dan media sosial.

Salah satu kunci penting dalam mengisi kemerdekaan di dunia maya yaitu bagaimana menebar konten positif pemersatu bangsa dan mengubur konten negatif seperti hoax, ujaran kebencian dan provokasi, lebih-lebih doktrin terorisme atau radikalisme. Tanpa itu, kita akan sangat sulit mengatasi berbagai persoalan bangsa pasca-kemerdekaan. Kita harus hidup rukun di tengah anugrah keberagaman ini. Seperti halnya pepatah mengatakan, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Pun demikian dalam mengisi kemerdekaan. Kita harus eratkan persaudaraan kebangsaan dan satukan langkah, termasuk dalam berinteraksi di dunia maya. Dalam mengisi kemerdekaan ini, kita juga harus memegang teguh empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Kita tentu tidak ingin, spirit bangsa untuk senantiasa merawat dan mengisi kemerdekaan serta menjaga kebhinekaan memudar atau bahkan terkoyak hanya karena egoisme kelompok, sikap intoleransi, dan permusuhan yang ada di dalam masyarakat. Oleh karenanya dibutuhkan kesadaran nasional dalam meneruskan estafet perjuangan serta perang melawan berbagai bentuk tindakan anti-Pancasila. Generasi milenial yang mayoritas adalah digital natives harus lebih kreatif dalam mengisi kemerdekaan di jagat maya dengan konten-konten positif seperti ujaran kasih sayang.

Harapannya dengan kita mengisi kemerdekaan baik di dunia nyata maupun di jagat maya sebagaimana tersebut kita akan terbebas dari berbagai problem kebangsaan serta lepas dari kungkungan neo-kolonialisme. Mari kita rawat pohon kemerdekaan ini, agar terus tumbuh dan bebas dari segala bentuk kontaminasi terorisme dan radikalisme.

Harapannya, kemerdekaan yang kita isi di dunia nyata maupun di jagat maya bukan hanya membebaskan kita dari belenggu kolonialisme masa lalu, tetapi juga dari ancaman ideologi kekerasan yang membungkus diri dengan wajah agama. Terorisme dan radikalisme adalah bentuk penjajahan baru yang menggerogoti akal sehat, memecah belah bangsa, dan merampas rasa aman rakyat. Karena itu, merawat kemerdekaan berarti merawat akal sehat, menjaga hati nurani, dan mengokohkan persaudaraan kebangsaan. Saat kita memilih menyebar kasih sayang, menebar literasi, dan menolak segala ajakan kekerasan, saat itulah kita benar-benar merdeka. Merdeka lahir dan batin, merdeka dari terorisme, merdeka dari radikalisme.

Facebook Comments