Remaja Masjid dan Agen Perdamaian Kita

Remaja Masjid dan Agen Perdamaian Kita

- in Narasi
2144
0

Ada tujuh golongan yang akan Allah naungi mereka pada hari tiada naungan selain naungan-Nya. Diantaranya adalah seseorang yang terikat (hatinya) dengan masjid ketika ia keluar hingga ia kembali ke masjid. Ini sabda Nabi Muhammad yang diriwayatkan Imam Bukhori dan Imam Muslim dari Abu Hurairoh.

Sabda Nabi ini, termasuk di dalamnya adalah remaja masjid. Bahkan, remaja masjid justru menjadi target utama, karena remaja (sebagai anak muda) yang bisa menjadikan masjid semakin ramai. Kalau masjid hanya dihuni orang tua, tentu itu sudah wajar dan biasa. Tetapi kalau masjid dipenuhi anak muda, itu baru ramai dan penuh keberkahan.

Menurut HM. Jusuf Kala (2015), Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, jumlah masjid di Indonesia terbanyak di dunia. Bahkan Arab Saudi yang penduduknya 100 persen muslim, masih kalah dengan Indonesia kalau diukur dari jumlah masjidnya. Masjid di Indonesia itu milik masyarakat, sehingga proses pembangunan dan pengelolaan sepenuhnya dijalankan masyarakat. Berbeda dengan negara Arab, pengelolaan masjid langsung di bawah komando pemerintah.

Jutaan masjid di Indonesia tentu saja aset yang sangat berharga. Di sana ada jutaan remaja masjid yang sangat potensial. Kalau dikelola dan diarahkan menuju kedamaian dan keadaban bangsa, maka remaja masjid menjadi salah satu ujung tombak negara ini dalam menghalau kekerasan, konflik, dan pertikaian. Ini yang kurang disadari, sehingga remaja masjid seringkali bergerak liar, bahkan menjadi agen pergerakan terorisme di berbagai daerah di Indonesia.

Dalam Naungan Kedamaian

” … dan tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid), untuk membaca al-Qur’an dan mempelajarinya di antara mereka melainkan akan turun ketentraman kepada mereka, rahmat akan menyelimuti mereka, para malaikat menaungi mereka dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat di sisi-Nya … ”(HR. Muslim dari Abu Hurairah)

Berangkat dari hadits ini, remaja masjid adalah diantara kelompok yang secara ruhaniah mendapatkan limpahan kasih sayang dari Allah SWT. Mereka bukan kelompok biasa, karena kesehariannya terikat dan terkait (hatinya) dengan masjid. Remaja masjid menjadi gerakan kaum muda yang siap menjaga kedamaian dan ketertiban negeri ini. Semua harus sadar dengan potensi ini, sehingga pengelolaan remaja masjid sebagai agen perdamaian bangsa ini bisa bergerak dengan baik, yang kemudian akan mengantarkan masjid sebagai pusat kajian dan pusat perdamaian bagi masa depan peradaban bangsa.

Ada beberapa tantangan yang dihadapi remaja masjid. Pertama, restrukturisasi tatanan ekonomi dan politik telah membuka tantangan dan kesempatan baru dalam berbagai bidang kehidupan. Kedua, kemajuan teknologi informasi akan berpengaruh terhadap cepatnya perkembangan informasi. Informasi menjadi semakin cepat berubah dan perencanaan menjadi semakin sulit dilakukan. Ketiga, manusia menjadi aset (modal) yang paling berharga dan akan menggeseraset sarana dan dana. Intelektualitas dan kematangan kejiwaan menjadi unsur utama penghargaan terhadap manusia. Keempat, persaingan hidup akan semakin tajam. Dengan diberlakukannya “pasar bebas” (free market), maka tidak ada lagi proteksi dan deskriminasi, sehingga persaingan terjadi dengan prinsip “survival of the fittest” (yang bertahan adalah mereka yang menang).

Di tengah tantangan ini, kondisi masjid kita memang masih dalam lintasan problem. Mulai kepengurusan, program kerja, sarana-prasarana, pendanaan, partisipasi publik, dan managemen administrasi. Tantangan ini juga dihadapi remaja masjid, sehingga seringkali remaja masjid tidak mempunyai gerakan yang berarti, bahkan seringkali remaja justru semakin menjauhkan dirinya dengan masjid.

Kembali kepada garis perjuangan yang dijalankan Nabi Muhammad. Ketika Nabi Muhammad mendirikan masjid di Madinah, baik Masjid Quba dan Masjid Nabawi, yang dilakukan Nabi adalah pembinaan terhadap para remaja. Salah satu yang mendapatkan pembinaan itu adalah Abdullah Ibnu Abbas, remaja yang juga keponakan Nabi sendiri. Berkah keistiqomahan dan semangat Ibnu Abbas, disertai dengan berkah pendidikan langsung dari Nabi Muhamma, jadilah remaja Ibnu Abbas sebagai anak muda yang brilian, pejuang Islam, dan ilmunya dikenal sangat luas.

Iya, jaman Nabi Muhammad, masjid menjadi pusat pendidikan yang sangat mengagumkan bagi kaum muda dan remaja. Sekarang, masjid harus dikembalikan kepada khittahnya bagi anak muda. Masjid harus menjadi tempat yang menyenangkan dalam belajar. Makanya, masjid Zahrotun di tempat kami, menyelenggarakan pendidikan bahasa Inggris dan bahasa Arab. Bahasa Inggris seminggu dua kali, demikian juga bahasa Arab. Dengan bahasa, remaja akan mendapatkan bekal dalam menjawab persoalan kehidupan. Disamping itu, masjid kami juga menyelenggarakan kajian khusus remaja.

Dari sini, remaja masjid akan terikat hatinya dengan ruh masjid. Mereka akan menjadi agen perdamaian di masa depan.

Facebook Comments