Selamat, Kalian Mati Sangit

Selamat, Kalian Mati Sangit

- in Narasi
2106
0

“Jika gurumu mengajarkanmu bahwa membunuh orang yang berbeda keyakinan dengan dirimu adalah mati syahid, maka bunuhlah gurumu terlebih dahulu untuk membuktikannya”

Beberapa diantara pembaca mungkin akan bertanya, mengapa penulis mengawali tulisan ini dengan kalimat di atas? Sebelumnya penulis sampaikan bahwa kalimat tersebut merupakan salah satu diantara meme yang tanpa sengaja “mangkring” di beranda pencarian Instagram. Merasa tertarik dengan meme tersebut, akhirnya penulis mengklik unggahan tersebut dan melihat bagaimana respon yang diberikan oleh netizen.

Meme tersebut merupakan sebuah bentus sinisme yang mengecam aksi bom bunuh diri oleh pasangan suami-istri di depan Gereja Katedral Makasar (28/3/2021). Dan luar biasanya, tanggapan yang seragam diberikan oleh netizen +62. Dalam kolom komentar tersebut, hampir 90% netien +62 mengecam aksi pengeboman yang dilakukan oleh sepasang suami-istri di Makasar. Maka tidak mengherankan jika sebagian besar dari mereka mengamini meme yang bertuliskan sebagaimana kalimat yang penulis sampaikan di atas.

Aksi mengecam pengeboman di depan Gereja Katredal Makassar tidak hanya dilakukan oleh netizen saja, namun juga dilakukan oleh berbagai negara di dunia. Diawali dari pernyataan sikap Singapura. Dalam situs resmi Kementerian Luar Negeri Singapura dituliskan bahwa Tidak ada yang bisa membenarkan kekerasan seperti itu terhadap warga sipil dan tempat ibadah yang tidak bersalah.

Hal senada juga disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Turki. Dalam pernyataan resminya, Kementerian Luar Negeri Turki menyampaikan bahwa Sebagai negara yang berjuang melawan terorisme selama bertahun-tahun dan kehilangan sejumlah besar warganya di bawah serangan teroris, kami mengutuk keras serangan keji ini.

Kecaman terakhir disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Yaman Daifallah Fayez sebagaimana dilansir Ammon. Fayez menambahkan, bom bunuh diri tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan dan mengancam stabilitas Indonesia. Dia menekankan bahwa Yordania menyatakan solodaritasnya kepada Indonesia dan berharap agar para korban segera pulih. (Kompas, 30/3/2021)

Mati Sangit

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesama kalian dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kalian. Dan janganlah kalian membunuh diri kalian, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepada kalian. Dan barang siapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 29-30.)

Berdasarkan ayat Al-Qur’an di atas, Islam memandang bahwa orang yang bunuh diri apalagi sampai menganiaya dan merampas hak hidup orang lain, maka jaminan yang akan diperolehnya adalah neraka dan kekal di dalamnya. Dengan kata lain, Islam melarang keras seseorang untuk melakukan bunuh diri, terlebih membunuh orang lain.

Oleh karena itu, jika merujuk kepada ayat ini, maka tidak ada alasan dan pembenaran yang menyatakan bahwa melakukan bom bunuh diri merupakan sebuah jalan untuk mencapai kesyahidan. Sebab, konsepsi masti syahid tidaklah seperti itu. Secara sederhana, Mati syahid dapat dipahami sebagai kematian di jalan Allah SWT, sehingga memiliki banyak keistimewaan dan dijamin mendapatkan surga di akhirat kelak.

Dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim, disebutkan; “Rasulullah SAW menguji sahabatnya dengan pertanyaan, ‘Siapakah orang yang mati syahid di antara kalian?’ ‘Orang yang gugur di medan perang itulah syahid ya Rasulullah,’ jawab mereka. ‘Kalau begitu, sedikit sekali umatku yang mati syahid.’ ‘Mereka (yang lain) itu lalu siapa ya Rasul?’ ‘Orang yang gugur di medan perang itu syahid, orang yang mati di jalan Allah juga syahid, orang yang kena tha’un (wabah) pun syahid, orang yang mati karena sakit perut juga syahid, dan orang yang tenggelam adalah syahid,’

Dalam hadits riwayat Imam Muslim di atas sudah sangat gamblang dijelaskan tentang siapa saja yang dapat mencapai kesyahidan. Dan jelas, didalamnya tidak terdapat redaksional yang menyebutkan bahwa melakukan bom bunuh diri merupakan salah satu diantaranya. Maka dari itu, sudah sangat salah kaprah jika ada pihak yang memahami dan meyakini bahwa melakukan bom bunuh diri untuk menghilangkan nyawa orang lain merupakan jalan untuk mati syahid. Labelisasi yang tepat untuk menggambarkan aksi ini bukanlah mati syahid, tapi mati sangit (red:mati gosong karena terbakar oleh ledakan).

Facebook Comments