Jangan Takut! Tuhan Tidak Melarang Berbuat Baik kepada Non Muslim

Jangan Takut! Tuhan Tidak Melarang Berbuat Baik kepada Non Muslim

- in Keagamaan
131
0
Jangan Takut! Tuhan Tidak Melarang Berbuat Baik kepada Non Muslim

Perbedaan agama bukan faktor penting yang menyebabkan orang tidak boleh berbuat baik kepada yang berbeda. Faktor penting yang menyebabkan larangan berinteraksi dengan yang berbeda agama, bukan pada perbedaan agamanya, tetapi karena sikap permusuhan yang dimunculkan. Penegasan ini harus diingat baik-baik oleh umat Islam agar tidak mudah alergi terhadap perbedaan agama.

”Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusirmu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (QS Al-Mumtahanah : 8).

Ayat ini sejatinya mewakili dalil yang cukup tegas bagaimana sebaiknya bergaul dalam pergaulan lintas iman seperti di Indonesia. Seolah perbedaan agama itu menjadi penghalang. Ternyata, yang menjadi penghalang dalam pergaulan lintas agama adalah sikap permusuhan, bukan karena agamanya. Karena itulah, Nabi membangun selalu membangun kesepakatan damai dengan yang berbeda agar menghapus kebencian, bukan menghapus perbedaan agama.

Dalam prakteknya, tentu saja membantu yang berbeda, melindungi yang berbeda dan saling tukar salam dan hadiah bukan halangan. Bukan suatu perbuatan dosa untuk saling membangun kerukunan lintas agama. Tidak ada dalil satu pun yang menegaskan kita harus mengisolir diri hanya berkawan, bertetangga dan bersosialisasi dengan seagama dan sekeyakinan saja.

Ayat ini menunjukkan kelas Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin. Perbedaan agama bukan halangan untuk selalu berbuat baik dan berbuat adil. Faktor utama dalam larangan lintas agama karena sikap permusuhan dan berkomplot dengan orang kafir dalam memerangi Islam. Selama faktor itu tidak ada, perbedaan agama sejatinya tidak menjadi variable larangan dalam pergaulan lintas agama.

Pertanyaan selanjutnya, apakah boleh memberikan hadiah kepada non muslim atau mengucapkan sesuatu yang dapat merekatkan silaturrahmi seperti perayaan Natal dan hari besar lainnya. Jika kita anggap hal itu sebagai suatu kebaikan dan keadilan dalam memperlakukan non muslim kenapa hal itu diributkan. Allah tidak melarang berbuat baik kepada yang berbeda.

Jangan mengucapkan Selamat Natal, Nabi Muhammad bahkan menjamin para pendeta dan gereja untuk dilindungi. Bahkan, memberikan nasehat kepada umat Islam agar membantu memperbaiki rumah ibadah yang rusak. Bukankah itu melebihi dari sekedar mengucapkan Selamat Natal.

Dalam konteks kehidupan di Indonesia, ayat ini menjadi cukup tegas bagi umat Islam untuk tidak takut berbuat baik kepada non muslim. Ingat faktor utamanya adalah bukan karena perbedaan agamanya, tetapi sikap permusuhan. Karena itulah, tidak ada halangan dan alasan untuk berbuat baik dalam keragaman. Jangan jadikan alasan perbedaan agama sebagai ketakutan untuk berbuat baik kepada non muslim.

Masih sangat ingat bagaimana Rasulullah berdiri melihat iring-iringan sekelompok orang menyertai jenazah seorang Yahudi. Sahabat sedikit memberitahu bahwa jenazah tersebut jenazah orang Yahudi. Nabi tidak mempersoalkan agamanya, tetapi Nabi menghormati karena kemanusiaannya. Sekali lagi, perbedaan agama bukan alasan untuk tidak berbuat baik kepada manusia.

Agama bukan penyekat kebaikan kepada yang berbeda. Jangan jadikan agama selalu jadi alasan untuk berbuat buruk kepada yang berbeda. Islam tidak pernah alergi perbedaan. Tetapi Islam sangat tegas terhadap musuh yang merusak perdamaian. Islam adalah jalan keselamatan sekaligus jalan perdamaian.

Facebook Comments