Perkokoh Pancasila melalui Peran Perempuan

Perkokoh Pancasila melalui Peran Perempuan

- in Narasi
1677
0
Perkokoh Pancasila melalui Peran Perempuan

Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap tanggal 01 Oktober sebaiknya tidak hanya menjadi peringatan yang bersifat seremonial semata, harus lebih substansial. Mengapa? Sebab dinamika kebangsaan hari ini memperlihatkan adanya benturan antar ideologi atau pertarungan antar ideologi. Dan Pancasila sebagai ideologi negara menjadi sasaran yang ingin dilumpuhkan kesaktiannya, dikatakan tidak relevan, dan ingin diganti dengan ideologi lain oleh kelompok/golongan tertentu.

Melihat perkembangan kekinian, berbagai macam cara-pun dilakukan untuk mengganti dasar negara Pancasila, mulai dari cara yang biasa sampai cara yang paling keji, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Isu yang disebarkan-pun beragam, mulai dari isu kemiskinan, ketidakadilan sampai isu-isu sensitif seperti isu SARA dan disampaikan lewat berita bohong (hoax) sampai mempengaruhi pola pikir dan psikologi masyarakat. Lalu yang terjadi, benturan antar-masyarakat yang selama ini hidup dengan sangat harmonis.

Lalu apa yang dapat dilakukan? Apakah kita akan berdiam diri saja? Tentu tidak! Kita patut mempertanyakan dalam diri masing-masing, apakah benar Pancasila sudah tidak relevan? Jika benar Pancasila sudah tidak relevan, apakah harus diganti? Tentu tidak! Analogi sederhananya begini, ‘jika tangan sakit, yang dibuang adalah penyakitnya, bukan tangannya bukan?’ Nah dalam konteks Pancasila-pun demikian, bukan Pancasila yang harus diganti, melainkan sebab-sebab yang membuat Pancasila tidak relevan itu yang harus diperbaiki. Agar Pancasila tetap relevan sesuai dengan perkembangan dan kecenderungan zaman. Sebab Pancasila sudah final dan merupakan hasil konsensus sejarah yang harus tetap dipegang teguh. Tinggal bagaimana kita sebagai warga negara dapat menginternalisasikan Pancasila sehingga Pancasila mampu menjadi pedoman hidup berbangsa dan bernegara.

Peran Perempuan Menginternalisasikan Nilai Pancasila

Dalam rangka menjaga sekaligus menginternalisasikan nilai Pancasila penulis memandang perempuan memiliki peran yang sangat vital, sebab Pancasilais tidaknya generasi bangsa ke depan tergantung di tangan perempuan. Setidaknya ada beberapa peran dan upaya yang dapat dilakukan perempuan agar Pancasila benar-benar dapat terpatri dalam diri generasi bangsa ke depan, diantaranya:

Pertama, perempuan berperan menjadi sekolah Pancasila. Dalam keluarga perempuan (ibu) mempunyai pengaruh besar dalam mendidik anaknya. Seorang ibu menjadi pendidikan utama yang mentransfer ilmu dan nilai-nilai kearifan untuk anaknya. Apapun nilai yang kemudian ditransfer oleh seorang ibu akan menjadi dasar dan pokok acuan ynag sangat mempengaruhi seorang anak dalam bersikap maupun bertingkah laku. Di posisi inilah ibu perlu mengarus-utamakan penanaman nilai-nilai Pancasila pada anak sehingga dapat membentuk generasi yang berkarakter Pancasila.

Peran perempuan (Ibu) selanjutnya adalah agen proteksi dan pengontrol. Dalam rangka penanaman nilai Pancasila ibu berperan untuk mengontrol dan mengevaluasi sikap anaknya sejauh mana pola pikir dan tingkah laku anak mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Jika kemudian anak melenceng dari yang diharapkan, seorang ibu dapat menjadi mediator yang mendorong dan mengarahkan anak agar tetap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dalam proses ini, agar lebih optimal seorang ibu juga harus melek terhadap teknologi, khususnya media sosial, utamanya Facebook dan Instagram. Jika ibu melek teknologi akan lebih mudah dalam mengontrol anak agar tidak terjangkit paham yang bersebrangan dengan ideologi Pancasila.

Ketiga, perempuan berperan menjadi konsolidator di sektor publik. Perempuan tidak hanya berfokus pada sektor domestik melainkan juga berperan menginternalisasikan nilai Pancasila dalam sektor publik. Hal ini dapat dilakukan lewat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), komunitas, atau lokus-lokus pemerintahan sehingga memungkinkan gagasan dan upaya penginternalisasian dapat terkonsolidasikan dan tersebar luas kepada masyarakat umum. Partisipasi yang dilakukan perempuan di sektor publik selain dapat menambah wawasan dan jaringan perempuan juga mampu menjadi basis kekuatan sehingga upaya internalisasi nilai Pancasila yang dilakukan akan lebih massif dan hegemonik.

Melihat begitu urgent peran perempuan, perlu kiranya untuk mendorong perempuan untuk berpartisipasi aktif menginternalisasikan nilai Pancasila. Selain itu pemerintah dan masyarakat harus bersinergi, bersatu-padu dalam menjaga Pancasila. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila harus tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga Pancasila tidak menjadi ideologi yang mengawan melainkan Pancasila adalah kita.

Facebook Comments