Hijrah Kebangsaan: Membangun Peradaban dan Persaudaran

Hijrah Kebangsaan: Membangun Peradaban dan Persaudaran

- in Narasi
1106
0
Hijrah Kebangsaan: Membangun Peradaban dan Persaudaran

Hijrah tidak sekedar menjadi tindakan kolektif personal yang memberikan kesadaran terhadap pentingnya agama dalam kehidupan manusia. Kini, hijrah menjadi gerakan dakwah secara komunal. Gerakan yang mendorong seseorang tidak hanya memperbaiki akhlak, tetapi menjadi gerakan mengarah kepada ideologi tertentu. Gerakan hijrah ini banyak digerakan para kalangan generasi milenial, yang kemudian menjadi melahirkan puluhan komunitas hijrah tingkat nasional dan lokal. Fenomena ini juga diikuti beberapa tokoh figur para artis dan selebritis yang ikut dalam gerakan hijrah.

Gerakan keagamaan berupa hijrah menjadi salah satu bentuk transformasi agama yang diimplementasikan dalam perubahan perilaku agama dalam wadah aktvitas kelompok. Kehadiran gerakan hijrah secara tidak langsung menjadi agensi yang dianggap efektif sebagai transformasi dengan menjadikan aspek agama sebagai wadah perubahan.

Gerakan keagamaan memiliki agensi yang kuat, yang mana Marx mengungkapkan bahwa agama menjadi candu atau inspirasi, sehingga peran agama sangat kuat dalam menciptakan perubahan dalam masyarakat. Fenomena gerakan hijrah, cukup populer di kalangan generasi muda yang lekat dengan migrasi dari gaya hidup non-Islam ke Islam. Peranan dan posisi aktor milineal dalam gerakan hijrah secara kolektif telah membangun identitas baru sebagai sebagai umat beragama yang taat pada aturan islam.

***

Hijrah semestinya tidak hanya diterjemahkan secara fisik semata, misalnya berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain, atau dimaknai dengan mengubah penampilan dari busana satu ke busana yang lainnya. Akan tetapi hijrah merupakan perpindahan yang lebih substansial. Dalam konteks bernegara, hijrah semestinya dimaknai sebagai perubahan perilaku untuk menuju masyarakat yang madani, rukun dalam menerima perbedaan.

Menengok pada masa Nabi Muhammad, Hijrah peratama kali dilakukan. Beliau dan bersama sahabat melakukan hijrah dari Makkah ke Yasrib –atau yang lebih dikenal dengan Madinah, merupakan proses perpindahan dari satu tempat ketempat lain. Perpindahan tersebut diiringi dengan proses mengubah jalan kehidupan dari sistem dunia yang tertindas dan terbelakang menuju fase baru yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan.

Inilahyang dinarasikan Tuhan dalam Alquran sebagai takhrij min al-dhu-lumat ila al-nur(QS Al-Baqarah: 257), mengeluarkan umat manusia dari kegelapan atau kejahiliyahan menuju kehidupan yang bercahaya. Hijrah tidak hanya sekeder mengubah pakaikan atau busana, tetapi harus mengubah sifat, perilaku yang lebih baik. Serta harus menjadi seseorang yang bisa bermanfaat terhadap lingkungan sekitarnya.

Perubahan prilaku melalui hijrah seharusnya menjadi cerminan mengenai sifat yang menerima perbedaan yang ada. Spirit ini dilihat dari hijrah pertama kali, dimana Nabi Muhammad saat hijrah bisa menyatukan perbedaan antara kaum Ansor dan Muhajirin di Madinah. Awal mula yang dilakukan Nabi adalah menyatuhkan persaudaran. Tanpa adanya persaudaraan hijrah akan menjadi sia-sia belakang saja.

Setelah persaudaraan dan persatuan pasca hijrah, Nabi Muhammad baru membangun fasilitas umum yang bermanfaat. Pertama adalah masjid; masjid tidak hanya sebatas sebagai tempat ibadah, tetapi sebagai tempat pendidikan, pertemuan dan silaturahmi. Kemudian membangun perekonomian melalui berdirinya pasar. Komponen ini cukup penting dalam perjalan hijrah setiap orang.

***

Spirit hijrah yang semakin meluas dikalangan milenia merupakan angin segar, tetapi juga harus diwaspadai. Hal ini dikarenakan hijrah tidak lagi mengubah sifat seseorang dari buruk kebaik, tetapi sudah mengarah kepada politik praktis. Hijrah mengarah kepada gerakan yang ingin mengubah ideologi Indonesia dan Pancasila harus diubah.

Melihat fenomena hijrah seperti ini, memperlihatkan bahwa mereka tidak menghayati dan mendalami hijrah secara keseluruhan. Atau mereka hanya ingin mengambil sisi-sisi hijrah yang memuaskan nafsu mereka. Seharusnya, hijrah menjadikan seseorang menerima perbedaan, menjadikan lingkungannya lebih damai serta membangun masyarakat yang Madani, tanpa melihat latar belakang masyarakat.

Dan yang terpenting, dalam hijrah seseorang tidak akan melunturkan kecintaannya kepada bangsanya. Nabi Sudah mencontohkan dalam hijrahnya pertama, beliau tidak mengubah sosial-kulur masyarakatnya, tetapi beliau menjadi inisiasi membangun peradaban yang baru yang harmonis dan penuh dengan kedamaian. Dengan kata lain, hijrah mengatarkan kita menjadi sosok yang lebih religius, nasionalis dan menjadi agen perdamaian dalam kehidupan sehari-hari.

Sudahkah kita hijrah dengan benar?

Facebook Comments