Juru Kunci Sorga

Juru Kunci Sorga

- in Narasi
1645
0

Tulisan spesialsaya persembahkan kepada penulis pada hari ulang tahunnya yang bertepatan pada tanggal 24 September

Fenomena yang tidak agamis merebak ramai dalam masyarakat yang memiliki dan menganut agama, bahkan saking beragamanya seolah muncul klaim “merasa diri,” kadang merasa diri benar, merasa amalannya yang diterima, merasa diri pembaharu, merasa diri yang paling layak diteladani, merasa diri paling sempurna bacaannya, merasa diri berjihad di jalan Allah, merasa diri memiliki hak paten menafsirkan banyak istilah dalam kitab suci, dan bahkan merasa diri pernah berjumpa dengan Tuhan, serta merasa diri sebagai juru kunci sorga. Seiring dengan sikap dan prilaku seperti itu, sorga pun dianggap miliki kelompoknya, milik jaringannya, milik firqahnya, dan yang lain bukan di sorga. Pihak lain pun digusur ke alam lain, mungkin ke dalam neraka atau mungkin pula digusur ke tempat antara sorga dan neraka.

Sangat memprihatinkan watak dan prilaku sebahagian umat Islam yang dengan mudah membuat kesimpulan sepihak, kesimpulan yang diketahui khalayak ramai seolah itulah yang paling benar,semakin diperparah lagi dengan mengalirnya pengikut watak tersebut dari masyarakat Islam Indonesia. Pada hal dunia internasional menaruh harapan besar kepada umat Islam Indonesia yang hidup damai dan tenang dalam negara yang demokratis atas nafas keagamaan. Banyak negara menyatakan rasa kagum yang begitu besar dengan Indonesia. Negara yang memiliki ribuan pulau dengan aneka ragam suku, budaya, bahasa dan tradisi, serta secara konstitusional mengakui 6 agama yang hidup rukun dan damai. Negara yang memiliki banyak penduduk yang menyebar pada puluhan ribuan pulau dalam wilayah NKRI. Kondisi geografis dan demografis itulah yang menjadikan banyak negara terkagum kagum kepada Indonesia.

Sebagai umat Islam yang hidup dalam wilayah Indonesiawajib memperhatikan tiga hal sebagai aset utama, yaitu sebagai umat Islamyang mayoritas, sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki potesi besar, dan sebagai bangsa Indonesia yang hidup dalam negara yang sangat heterogen namun selalu utuh menjaga persatuan, kesatuan dan persaudaraan. Mengurai ketiga point penting tersebut, jika diolah sebagai energi positif yang membawa manusia Indonesia menjadi penghuni sorga tanpa menjadi seorang juru kuncisorga yang telah membuat kavling lebih awal.

Jumlah umat Islam mayoritas tidak bisa berdiam diri menjadi silentmajority, tetapi harus menyuarakan nilai-nilai persatuan dan kesatuan, nilai persatuan di atas perbedaan, bukan keserangaman yang mutlak dibesarkan akan tetapi yang pasti dihadapi adalah keragaman yang bersifat alami yang Allah ciptakan.Pluralisme merupakan sunnatullah yang harus disikapi dengan bijak dan dewasa, bukan menjadi galau terhadap keragaman dan pluralisitas yang kita hadapi dalam kehidupan. Keunggulan jumlah umat Islam Indonesia harus pula unggul dalam kualitas, mutu dan bobot keberagamaan, kualitas ibadah ritual dan kualitas ibadah sosial.

Kemudian Indonesia sebagai bangsa yang memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah ruah merupakan aset yang perlu dijaga dan dilestarikan serta diberdayagunakan, agar seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati, memanfaatkan dalam kehidupan, kekayaan alam yang dimiliki Indonesia merupakan anugrah Tuhan yang Maha Kuasa, jika hal tersebut diolah dengan niat yang tulus serta keterampilan yang lebih profesional, tidak berlebihan jika diungkapkan bahwa Tuhan memberikan limpahan nikmat kepada bangsa Indonesia merupakan gambaran sorga yang biasa diilustrasikan dalam banyak riwayat, meskipun kenikmatan sorga tidak dapat dilukiskan dengan untaian kata, tak dapat pula dibayangkan dengan keterbatasan daya hayal manusia.

Memelihara ketiga aspek tersebut di atas, pada hakekatnya bangsa Indonesia telah diberikan gambaran kehidupan sorga oleh Allah swt, tanpa perlu merasa pemegang kunci sorga atau menjadi juru kunci pintusorga yang tahunya hanya memahami agama sebatas dosa dan pahala, sorga dan neraka.Allah swt menciptakan manusia sebagai wakil Tuhan di atas bumi ini dengan segala limpahan nikmat di dalamnya, agar setiap umat manusia dapat menjadi agen-agen utama dan distributor dari sifat-sifat Allah yang digambarkan dalam asma al-Husna atau nama-nama yang terpuji yang Allah miliki. Manusialah yang diberikan kewenangan untuk menjadikan cermin nama-nama tersebut, Tuhan tidak menciptakan manusia untuk saling mengkafirkan dan menjadikan sorga untuk dikavling oleh yang merasa benar.

Apalah makna kehidupan ini, jika kita hanya hidup menghabiskan begitu banyak limpahan nikmat dari Allahswt, yang ternyata hanya ingin merebut kunci sorga dan menjadi juru kunci sorga, mungkinkah Tuhan menggandakan kunci sorga untuk diberikan kepada manusia yang menghajar sesamanya, menghancurkan ciptaan Tuhan lainnya serta membunuh banyak manusia yang tidak berdosa dengan nama Tuhan, dengan nama agama. Tuhan tidak akan pernah menghembuskan angin sorga kepada manusia bejat seperti itu, apalagi memberikan kunci serep sorga. Gambaran sorga di dunia ini kita akan rasakan saat kita berprilaku terpuji kepada sesama manusia ciptaan Tuhan. Namun jika ada manusia yang memiliki pikiran dan prilakuyang selalu ingin menciptakan kerusakan, perbuatan anarkis, sesungguhnya orang seperti itu telah menempatkan dirinya dalam kehidupan neraka dengan menyiksa dirinya sendiri.

Bukan utama menjadi juru kunci sorgadalam hidup di dunia, namun yang lebih utama adalah menjadi hamba Allah swt, yang mengabdikan diri, bersyukur atas segala nikmat dan taufiq-Nya serta menjadi wakil Tuhan yang menebarkan kasih sayang, kedamaian bagi seluruh ciptaan Tuhan terutama kepada sesama manusia walau berbeda pandangan dan keyakinan. Namun yang utama adalah menjadi hamba Allah swt yang berupaya meraih ridho dan magfirah-nya, jika hal tersebut kita dapat raih dengan lancar, jangankan kunci sorga, bahkan sorga sekalian pun Allah swt, persiapkan buat manusia yang demikian tersebut. Sebaliknya jika yang terjadi hanya pertumpahan darah, anarkisme sesama manusia yang terjadi seperti yang kita saksikan bersama setiap saat, jangan kan sorga yang dapat diraih, kunci palsunya pun – jika ada –tidak akan diperoleh dari OB (officeboy) sorgayang ditunjuka oleh Tuhan. Penting meraih kunci sorga, namun lebih utama menjadi penghuni sorga, menjadi penduduk sorga menjadi impian dan harapan setiap hamba Tuhan, namun lebih penting adalah menghadirkan suasankehidipansorga di dunia ini, agar nantinya Tuhan tidak menitipkan kunci sorga kepada kita akan tetapi sorga beserta isinya dan semua tingkatannya akan disedikan oleh Allah bagi orang yang patuh dan tunduk pada segala aturan-Nya serta tidak mengambil sebahagian hak dan kewenangan Tuhan dalam menghakimi sesama saudara dan sesama hamba dan ciptaan Tuhan. Jakarta 24 September 2016

Facebook Comments