Kampanye Indonesia Damai Berbasis DuMay

Kampanye Indonesia Damai Berbasis DuMay

- in Narasi
1187
0

Era kekinian disebut pula era teknologi dan informasi. Salah satunya ditandai oleh pesatnya perkembangan dan pengaruh media internet atau jamak dikenal dengan dunia maya (dumay). Indonesia menduduki peringkat ke-6 terbesar di dunia dalam hal jumlah penjelajah dumay. Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menjelaskan pengguna internet atau dumay di Indonesia telah mencapai 88,1 juta. Dimana, 48 persen di antaranya merupakan pengguna internet harian dan 79 juta merupakan pengguna aktif media sosial.

eMarketer memperkirakan pejelajah dumay ataunetterIndonesia bakal mencapai 112 juta orang pada 2017. Angka ini akan mengalahkan Jepang di peringkat ke-5 yang pertumbuhan jumlah pengguna internetnya lebih lamban.

Perkembangan konten dan akses dumay memberikan dilema tersendiri. Di satu sisi positif bagi perkembangan informasi dan pengetahuan. Di sisi lain mengkhawatirkan terkait konten negatif dan kampanye hitam. Pengaruh dumay tentu tergantung pada penyikapan pengguna disertai dengan perbaikan kualitas konten yang positif dan bertanggung jawab.

Don Tapscott (2008) menguatkan bagaimana pengaruh dunia maya dalam menggerakkan gerakan dan perubahan. Tapscott memaparkan dalam bukunya ” Grown Up Digital”. Buku tersebut berlatar belakang pada pengalamannya dalam pemilihan presiden di Amerika Serikat. Buku ini merupakan hasil dari proyek penelitian untuk mempelajari fenomena The Net Generation, generasi kaum muda yang sadar akan internet di 12 negara dalam tiga benua.

World Economic Forumbekerja sama dengan INSEAD juga telah mengeluarkan hasilNetwork Readiness Index (NRI). NRI merupakan pengukuran sejauh mana pengaruh Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terhadap daya saing ekonomi suatu negara. Indonesia berada pada peringkat 79 dari 143 negara yang diukur pada tahun 2015. Sedangkan Singapura menduduki peringkat pertama, Malaysia menduduki peringkat ke 32, Thailand ke 67, dan Vietnam ke 85.

Dumay juga memiliki pengaruh terhadap penciptaan dan perawatan iklim kedamaian, termasuk di Indonesia. Kampanye yang menggerakkan perilaku dan dinimika menuju Indonesia damai dapat dilakukan. Sebaliknya kampanye atau propaganda yang berniat merusak perdamaian juga mudah dijumpai.

Strategi mengoptimalkan dumai untuk kampanye Indonesia damai tentunya dengan mendorong konten positif dan mencegah hingga memerangi propaganda negatif. Keduanya butuh energi besar. Dalam teologi Islam upaya ini masuk dalam amar ma’ruf nahi munkar. Dalam konteks dumay maka praktiknya dapat disebut dengan jihad virtual.

Inti dari kampanye dumay ini adalah sama dengan di dunia nyata yaitu merawat perdamaian dengan menjaga kerukunan. Kaitanya dengan kerukunan keagamaan, Indonesia mengenal konsep Trilogi kerukunan umat beragama, terdiri dari kerukunan intern umat beragama, kerukunan antar umat beragama, dan kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah.

Muslim (2015) menjelaskan bahwa kerukunan intern umat beragama berarti adanya kesepahaman dan kesatuan untuk melakukan amalan dan ajaran agama yang dipeluk dengan menghormati adanya perbedaan yang masih bisa ditolerir. Kerukunan antar umat beragama adalah menciptakan persatuan antar agama agar tidak terjadi saling merendahkan dan menganggap agama yang dianutnya paling baik. Sedangkan, dalam kehidupan beragama masyarakat selain mentaati aturan dalam agamanya masing-masing, juga harus mentaati hukum yang berlaku di negara Indonesia.

Kerukunan mesti diterus dikampanyekan, salah satunya melalui dumay. Pesan kerukunan dan perdamaian dapat ditampilkan melalui website atau melalui media sosial personil maupun instansional. Penting pula melihat dan mempelajari sepak terjang propaganda negatif yang ingin merusak keutuhan NKRI. Kontra propaganda mesti dilakukan guna perimbangan dan melawan segala argumentasinya.

Edukasi bagi penjelajah dumay mesti terus ditingkatkan. Kemampuan membaca pesan serta menyaring infomasi mesti dimiliki setiap penjelajah. Tujuannya agar tidak mudah diadu domba, dibohongi dengan berita hoax, dan lainnya. Sesekali perlu dilakukan diskusi atau klarifikasi di dunia nyata. Sifatnya dapat konfirmasi, menyerap lebih mendalam, hingga debat atau bantahan.

Jika konten-konten tertentu sudah dirasa melanggar peraturan perundangan, maka jalur hukum penting ditempuh. Pemerintah dan aparat keamanan mesti tanggap dan konsisten menegakkan aturan secara berkeadilan. Penegakan hukum tentunya dengan tetap menjunjung kebebasan berekspresi dan berpendapat termasuk di dumay. Batasan-batasan kebebasan yang diatur perundangan mesti menjadi pedoman.

Dorongan pembuat atau pelaksana propaganda bervariasi. Ada yang karena murni ideologi. Ada yang terdorong karena mengeruk profit melalui ekonomi digital. Ada yang tidak tahu atau hanya ikut-ikutan, dan lainnya. Solusinya mesti komprehensif menyentuh semua faktor pendorong tersebut.

Indonesia bisa dikatan surga bagi penjelajah dumay. Iklim kebebasan mesti dijaga dan diarahkan agar tidak merusak perdamaian. Konflik-konflik akibat pengaruh dumay di negeri ini masih minim. Bibit-bibit kecil yang muncul telah terlebih dahulu ditemukan solusinya oleh seluruh komponen.

Indonesia juga diharapkan dunia menjadi teladan perdamaian. Kesuksesan merajut perdamaian dengan strategi optimalisasi dumay dapat ditularkan guna mewujudkan kedamaian global.

Facebook Comments