Khutbah Jumat dan Arus Utama Islam Progresif

Khutbah Jumat dan Arus Utama Islam Progresif

- in Narasi
4369
0

Khutbah jumat adalah ritual pasti dalam shalat jumat. Shalat jumat adalah kewajiban setiap muslim laki-laki baligh dan berakal. Shalat jumat dilaksanakan sekali dalam seminggu. Jika rata-rata setiap bulan ada empat kali jumat, maka dalam satu tahun khutbah jumat setidaknya akan terdengar sebanyak 48 kali di setiap masjid.

Dilihat dari jumlah dan frekuensinya yang teratur, maka tampak sekali bahwa khutbah jumat adalah media yang sangat efektif sebagai tempat untuk mengarusutamakan sebuah gagasan. Selain frekuensi di atas, efektifitas khutbah jumat didukung oleh sistem dan situasinya, dimana khotib (pengkhutbah) adalah seorang komunikator monolog dengan suasana yang sakral.

Proyek terbesar yang harus segera dilakukan umat Islam adalah memanfaatkan momentum shalat jumat secara maksimal. Kaum progressive harus dapat menjadikan khutbah jumat sebagai media untuk menyebarkan gagasan-gagasan progressive demi kemaslahatan umat. Potensi besar ini akan sia-sia jika dibiarkan lewat begitu saja. Lebih dari itu, jika kaum progressive tidak segera mengambil kesempatan ini, maka bukan tidak mungkin khutbah malah akan menjadi ajang provokasi yang tidak hanya merusak kualitas rangkaian ritual shalat jumat, bahkan justru meracuni umat Islam.

Maka wajib hukumnya bagi khotib untuk memiliki kepekaan terhadap isu-isu sosial, agar khutbah yang diberikan tidak sebatas menggugurkan kewajiban memenuhi syarat sah sholat jumat. Khutbah harus mampu menggugah kesadaran jamaah tentang pentingnya pengaplikasian tuntunan agama untuk kebaikan bersama. Khutbah jumat, karenanya, harus menjadi sarana peng-arus-utama-an gagasan Islam yang progresif.

Setiap masjid dan khotib memiliki kecenderungan dan selera khutbah yang beragam. Dari sekian banyak ragam khutbah, terdapat setidaknya tiga ragam yang cukup menonjol. Pertama, khutbah yang dilakukan sebatas menjadi bagian dari ritual, dilakukan dengan menggunakan bahasa Arab, tidak memiliki pesan khusus, dan tidak lebih dari sekedar memenuhi syarat sah sebuah khutbah. Model khutbah jenis ini biasanya untuk menghindari khutbah yang berlebihan atau khutbah yang dalam tataran tertentu dapat mengurangi keutamaan shalat jumat. Khutbah jenis ini memang baik, namun harus diakui pesan penting yang dapat diterima jamaah minim.

Kedua, model khutbah jumat ‘agresif’ untuk menjejalkan pesan-pesan propaganda. Khutbah diisi dengan pesan-pesan khusus yang sesuai dengan isu terkini untuk kepentingan propaganda, misalnya dengan memberikan kritik pedas terhadap pemerintah ataupun respon terhadap persoalan global. Khutbah model ini membuat khotib (yang mungkin tanpa sengaja) menebar berita rasa amarah atau kebencian kepada jamaah. Alih-alih mendapat pencerahan selepas ibadah sholat jumat, para jamaah malah memiliki referensi apa atau siapa yang dianggap ‘musuh’ Islam.

Khutbah metode kedua ini tentu saja khutbah yang penuh dengan resiko merusak keutamaan shalat jumat. Mengingat bahwa khutbah jumat merupakan salah satu forum terbaik dalam upaya menebar gagasan Islam. Maka beberapa khotib menyampaikan khutbah dalam ragam ketiga, dimana khutbah berisi pesan-pesan aktual dan relevan untuk menumbuhkan kesalehan pada jamaah. Jamaah diajak untuk mempelajari, merenungi, dan kemudian memahami tuntunan agama. Sehingga jamaah mendapat semacam pencerahan untuk lebih meningkatkan kesalehan (baik kesalehan agama maupun sosial). Metode ketiga inilah yang dalam tulisan ini direkomendasikan sebagai media penyebaran dan pengarus utamaan gagasan progressive (kemajuan Islam).

Sebagai agama yang dipeluk oleh mayoritas penduduk Indonesia, Islam memiliki potensi besar untuk menampilkan diri dalam bentuk ajaran yang sesungguhnya; penuh perdamaian dan berorientasi pada kemajuan bersama. Karenanya, umat Islam perlu diperkuat, khususnya dalam bidang pengetahuan dan sensitifitas sosial, agar mereka mampu menampilkan Islam sebagai agama yang damai dan mendamaikan.

Khutbah jumat memiliki potensi besar dalam upaya penyebaran gagasan Islam yang progresif. Dalam khutbah jumat, umat Islam datang dan berkumpul menjadi satu. Maksimalisasi potensi khutbah jumat dapat dilakukan dengan mengembangkan Inisiatif Islam progresif untuk kemudian ditebar dari atas mimbar jumat. khotib juga diharapkan lebih kreatif dalam menyampaikan khutbah, agar perhatian jamaah tertuju penuh pada isi khutbah, sehingga pesan dalam khutbah dapat disampaikan secara maksimal.

Facebook Comments