Lima Strategi Menangkal Radikalisasi Online Jelang Pemilu 2024

Lima Strategi Menangkal Radikalisasi Online Jelang Pemilu 2024

- in Narasi
698
0
Lima Strategi Menangkal Radikalisasi Online Jelang Pemilu 2024

Wakil Presiden (Wapres) Kiai Ma’ruf Amin mengingatkan agar masyarakat terus waspada akan bahaya dan ancaman radikal-terorisme (baik radikalisme offline ataupun online) menjelang pemilu 2024. Menurut Kiai Ma’ruf, segala bentuk risiko mesti dipahami agar tidak dimanfaatkan kaum intoleran untuk memengaruhi dan memecah belah umat. Sejauh ini, kondisi dalam negeri memang masih aman dan tidak ada indikasi gerakan radikal terorisme sehingga masyarakat dapat mempersiapkan pemilu dengan aman dan nyaman (Kompas.id, 28 Juli 2023).

Mengacu pada data Global Terrorism Index yang dirilis tahun 2023 oleh Institute for Economic and Peace, Indonesia menempati peringkat ke-24 untuk negara paling terdampak terorisme secara global. Sepanjang 2022, Indonesia mencatat jumlah serangan terendah sejak 2014, yakni tujuh serangan teror. Jumlah tersebut 56 persen lebih rendah dibandingkan 2021 yang tercatat sebanyak 24 serangan teror.

Namun demikian, menurut Kiai Ma’ruf masyarakat harus tetap selalu waspada. Sebab, sebagaimana juga pernah disinggung oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, berdasarkan pengalaman sebelumnya, aksi teror meningkat menjelang Pemilu. Pada 2019, misalnya, tercatat ada 11 kali serangan teror dan 15 perencanaan serangan teror yang berhasil digagalkan oleh aparat keamanan (Kompas.id, 6 Juli 2023).

3 Alasan Mengapa Kita Harus Waspada Radikalisme Jelang Pemilu 2024

Ada beberapa alasan penting mengapa kita harus waspada gerakan Radikal terorisme jelang pemilu 2024: Pertama-tama, untuk melindungi demokrasi. Demokrasi merupakan pilar utama dalam sistem pemerintahan Indonesia. Ancaman radikalisme dapat merusak proses demokrasi dengan mencoba mengganggu kebebasan berpendapat, menciptakan ketegangan sosial, dan mengancam partisipasi masyarakat dalam pemilu. Waspada terhadap radikalisme menjadi kunci untuk melindungi demokrasi dari upaya-upaya yang mengancam keadilan dan keseimbangan politik kita.

Kedua, untuk menjaga persatuan dan kerukunan. Radikalisme bisa menciptakan perpecahan dan ketidakharmonisan di antara kelompok masyarakat. Dalam menghadapi pemilu, penting bagi seluruh warga negara untuk bersatu dan menghormati perbedaan pendapat serta keyakinan. Waspada terhadap radikalisme membantu mempertahankan persatuan dan kerukunan sebagai pondasi kuat bagi Indonesia dalam mencapai kemajuan dan stabilitas.

Ketiga, untuk menghindari ancaman kekerasan: Radikalisme seringkali berkaitan dengan kekerasan dan terorisme. Ancaman kekerasan tersebut bisa membahayakan keselamatan dan keamanan masyarakat. Dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman, negara dapat mencegah aksi kekerasan yang berdampak negatif bagi seluruh lapisan masyarakat.

Lima Strategi Pencegahan Radikalisme Jelang Pemilu 2024

Ancaman radikalisme menjelang pemilu 2024 adalah ancaman nyata. Karena itu, masyarakat dan seluruh komponen bangsa harus saling bahu-membahu untuk mengantisipasi ancaman radikal terorisme jelang pemilu 2024. Sebab, jika dibiarkan, khawatir demokrasi dan kerukunan bangsa akan akan hancur dan terkoyak-koyak tanpa sisa. Lalu, apa yang harus kita lakukan?

Pertama-tama, hal yang harus kita lakukan adalah menguatkan pendidikan dan literasi. Yakni, pendidikan tentang nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika menjadi fondasi utama dalam pencegahan radikalisme. Sementara pada saat yang sama juga meningkatkan literasi politik dan sosial di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda, agar dapat membantu masyarakat menjadi lebih kritis terhadap informasi yang diterima dan tidak mudah terpengaruh oleh propaganda radikal dan provokasi.

Kedua, maksimalisasi kampanye anti-radikalisme. Pemerintah dan lembaga masyarakat sipil perlu bekerja sama dalam mengkampanyekan pesan anti-radikalisme. Kampanye tersebut dapat dilakukan melalui media massa, media sosial, dan kegiatan-kegiatan pencerahan yang menekankan pentingnya perdamaian, toleransi, dan persatuan dalam menghadapi pemilu.

Ketiga, meningkatkan peran tokoh agama dan pemuka masyarakat. Tokoh agama dan pemuka masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah penyebaran ideologi radikal. Dengan memberikan contoh yang baik dan menerangkan nilai-nilai kemanusiaan, mereka dapat menjadi garda terdepan dalam mengajak masyarakat untuk menghindari radikalisme.

Keempat, peningkatan pengawasan dan keamanan. Untuk mengantisipasi serangan Radikal terorisme, Pemerintah melalui penegak hukum juga perlu meningkatkan pengawasan terhadap organisasi-organisasi radikal dan mengambil tindakan tegas terhadap pelaku-pelaku yang mencoba merusak kedamaian dalam masyarakat. Selain itu, upaya untuk memperkuat keamanan dalam negeri perlu ditingkatkan guna mengantisipasi potensi ancaman keamanan yang dapat muncul menjelang pemilu.

Kelima, kolaborasi dan pelibatan masyarakat secara aktif. Selain empat hal di atas, satu hal yang tidak boleh dilupakan untuk mengantisipasi serangan Radikal terorisme jelang pemilu adalah kolaborasi dengan masyarakat. Masyarakat juga harus dilibatkan secara aktif untuk berpartisipasi dalam pencegahan radikal terorisme. Laporan dan informasi dari masyarakat tentang aktivitas atau gerakan yang mencurigakan dapat membantu aparat keamanan dalam mengatasi potensi ancaman radikalisme di akar rumput.

Facebook Comments