Kamis, 6 November, 2025
Informasi Damai
Archives by: susi rukmini

susi rukmini

0 comments

susi rukmini Posts

Dari Khilafah ke Psywar; Pergeseran Propaganda ISIS yang Harus Diwaspadai

Dari Khilafah ke Psywar; Pergeseran Propaganda ISIS yang Harus Diwaspadai
Narasi
Gelombang propaganda kelompok teror ISIS tampaknya belum benar-benar surut. Meski kekuasaan teritorial mereka di Suriah dan Irak sudah lama runtuh, sisa-sisa pengaruh ideologinya terus menyusup secara halus melalui dunia maya. Jika pada 2014 propaganda ISIS berfokus pada perekrutan “mujahid” untuk memperjuangkan berdirinya khilafah global, kini mereka lebih banyak mengarahkan serangannya pada upaya menciptakan kekacauan sosial dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah serta lembaga keagamaan yang sah di Indonesia. Propaganda yang disebarkan kini ...
Read more 0

Menerjemahkan Semangat Hari Kesaktian Pancasila dalam Diplomasi Mendukung Kemerdekaan Palestina

Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober merupakan momen penting bagi bangsa Indonesia untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap ideologi negara. Peringatan ini tidak hanya berfungsi sebagai kilas balik sejarah untuk mengenang ketangguhan Pancasila menghadapi ancaman ideologi yang ingin menggantikannya, tetapi juga sebagai refleksi akan peran Pancasila dalam menjawab tantangan global yang ada. Kesaktian Pancasila, yang dipahami sebagai daya tahan dan relevansinya menghadapi berbagai ujian zaman, dapat diterjemahkan tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga dalam arena internasional. Salah satu bentuk paling nyata penerjemahan semangat ini ialah bagaimana Indonesia menempatkan Pancasila sebagai kompas dalam mendukung Palestina. Sejak awal berdirinya negara, Indonesia telah menegaskan posisinya menolak segala bentuk penjajahan. Hal ini selaras dengan Pembukaan UUD 1945 yang menegaskan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan rinsip tersebut bersumber langsung dari sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, sekaligus menjadi dasar moral dan konstitusional bagi Indonesia untuk menentang kolonialisme dalam bentuk apa pun. Maka, sikap Indonesia dalam mendukung Palestina bukanlah semata-mata pilihan politik luar negeri yang bersifat pragmatis, melainkan panggilan sejarah, ideologis, dan moral yang mengakar dalam jati diri bangsa. Hari Kesaktian Pancasila 2025 yang mengusung tema “Pancasila Perekat Bangsa Menuju Indonesia Raya” juga memberi pesan penting tentang diplomasi. Jika di dalam negeri Pancasila menjadi perekat keberagaman, maka dalam politik luar negeri ia menjadi penuntun etika yang memastikan Indonesia berdiri di sisi keadilan dan kemanusiaan. Dalam konteks Palestina, Pancasila menjadi dapat pedoman dan sekaligus penuntun agar Indonesia konsisten mendukung hak rakyat Palestina untuk merdeka dari penjajahan Israel. Kesaktian Pancasila diuji bukan hanya ketika menghadapi ancaman ideologi di tanah air, melainkan juga ketika bangsa Indonesia ditantang untuk tetap konsisten memperjuangkan nilai universal: kemerdekaan, keadilan, dan perdamaian bangsa-bangsa. Dukungan Indonesia terhadap Palestina selama ini tercermin dalam berbagai forum internasional. Mulai dari sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), hingga Gerakan Non-Blok, Indonesia selalu menyuarakan pentingnya pengakuan atas kedaulatan Palestina. Bahkan, dalam pidato di PBB beberapa waktu lalu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia akan mengakui Israel apabila Palestina lebih dahulu diakui sebagai negara merdeka. Pernyataan ini bukan berarti mengurangi dukungan terhadap Palestina, melainkan justru menegaskan prinsip Pancasila, bahwa perdamaian sejati hanya mungkin tercapai melalui penghapusan penjajahan dan pengakuan kedaulatan. Keberpihakan tersebut menjadi bukti bahwa Pancasila tidak berhenti pada tataran retorika, tetapi hadir dalam kebijakan nyata. Kesaktian Pancasila justru terbukti ketika mampu diterjemahkan dalam aksi kolektif bangsa untuk menegakkan prinsip kemanusiaan universal. Jadi, pada dasarnya, Hari Kesaktian Pancasila bukan hanya tentang mengenang peristiwa 1965, melainkan juga tentang bagaimana Pancasila terus hidup dan relevan. Dukungan terhadap Palestina adalah cermin dari semangat itu, sebuah bentuk nyata bahwa Pancasila bukan hanya milik Indonesia, tetapi juga sumbangan bagi kemanusiaan universal. Pancasila, Palestina, dan Cita-Cita Indonesia Raya Memperingati Hari Kesaktian Pancasila 2025 dengan tema “Pancasila Perekat Bangsa Menuju Indonesia Raya” seharusnya mendorong kesadaran bahwa cita-cita Indonesia Raya tidak akan pernah terlepas dari perjuangan kemanusiaan global. Indonesia hanya bisa menjadi bangsa besar jika mampu menjadikan Pancasila sebagai pedoman tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga dalam hubungan internasional. Dukungan terhadap Palestina adalah bukti nyata bagaimana semangat Hari Kesaktian Pancasila diterjemahkan dalam diplomasi. Dengan tetap berpijak pada prinsip kemanusiaan, keadilan, dan anti-penjajahan, Indonesia dapat berdiri tegak di antara bangsa-bangsa dunia, sekaligus mengukuhkan Pancasila sebagai ideologi yang benar-benar sakti.
Narasi
Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober merupakan momen penting bagi bangsa Indonesia untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap ideologi negara. Peringatan ini tidak hanya berfungsi sebagai kilas balik sejarah untuk mengenang ketangguhan Pancasila menghadapi ancaman ideologi yang ingin menggantikannya, tetapi juga sebagai refleksi akan peran Pancasila dalam menjawab tantangan global yang ada. Kesaktian Pancasila, yang dipahami sebagai daya tahan dan relevansinya menghadapi berbagai ujian zaman, dapat diterjemahkan tidak hanya ...
Read more 0

Piagam Madinah vs Formalisasi Syariat; Belajar Cara Nabi Membangun Masyarakat Plural

Piagam Madinah vs Formalisasi Syariat; Belajar Cara Nabi Membangun Masyarakat Plural
Narasi
Gagasan soal formalisasi syariat dalam sistem negara seperti tak ada habisnya. Pelan-pelan, ia terus didengungkan oleh sebagian kalangan yang meyakini bahwa syariat hanya bisa ditegakkan secara paripurna bila dijadikan hukum positif yang mengikat seluruh warga negara. Mereka memimpikan sebuah negara Islam, dengan hukum Islam sebagai dasar konstitusinya. Namun, bila kita menengok langsung pada sejarah Rasulullah SAW, khususnya ketika beliau membangun masyarakat Madinah, terlihat jelas bahwa Nabi justru tidak pernah memaksakan ...
Read more 0

Lone Wolf Terorism : Bukti Kerentanan Gen Z yang Harus Diantisipasi Sejak Dini

Photo 2025 09 19 13.52.19
Narasi
Fenomena terorisme tidak lagi selalu berbentuk jaringan besar yang terorganisir dengan rapi. Dalam beberapa tahun terakhir, dunia menyaksikan meningkatnya kasus terorisme berbasis individu yang dikenal dengan istilah lone wolf terrorism. Pelaku tunggal ini sering kali bergerak secara independen, tanpa instruksi langsung dari organisasi besar, namun dipengaruhi oleh propaganda ideologi radikal yang mereka konsumsi secara daring. Fenomena ini merupakan bukti nyata bahwa Gen Z, generasi yang hidup di tengah arus digital ...
Read more 0

Strategi Mendekatkan Ajaran Agama Cinta dengan Generasi Muda

Strategi Mendekatkan Ajaran Agama Cinta dengan Generasi Muda
Narasi
Di tengah pesatnya arus globalisasi dan digitalisasi, generasi muda saat ini hidup dalam era yang penuh distraksi, banjir informasi, dan perubahan nilai sosial yang cepat. Dalam situasi ini, ajaran agama yang sarat dengan nilai cinta, kasih sayang, dan perdamaian sering kali tenggelam oleh narasi yang lebih keras, sensasional, atau bahkan oleh ajaran ekstrem. Padahal, ajaran agama cinta adalah fondasi penting dalam membentuk pribadi yang berempati, toleran, dan berakhlak mulia. Oleh ...
Read more 0

Jaga Anak dari Virus Intoleransi: Menuju Indonesia Emas 2045

Jaga Anak dari Virus Intoleransi: Menuju Indonesia Emas 2045
Narasi
Peringatan Hari Anak Nasional bukan sekadar seremoni tahunan yang dirayakan dengan lomba mewarnai atau parade budaya. Ia adalah momen reflektif, sekaligus titik tolak untuk menatap masa depan bangsa melalui mata dan harapan anak-anak. Dalam bayangan Indonesia Emas 2045—saat negara ini genap berusia satu abad—anak-anak hari ini akan menjadi pemimpin, pengambil kebijakan, pembuat perubahan. Namun pertanyaan besarnya adalah: masa depan seperti apa yang sedang kita wariskan kepada mereka? Apakah masa depan ...
Read more 0

Menghidupkan Kembali Dakwah Nusantara yang Akulturatif dan Akomodatif di Tengah Gempuran Dakwah Transnasional

Menghidupkan Kembali Dakwah Nusantara yang Akulturatif dan Akomodatif di Tengah Gempuran Dakwah Transnasional
Narasi
Dakwah Islam di Nusantara memiliki sejarah panjang yang khas dan membedakan diri dari banyak model dakwah di belahan dunia lain. Sejak awal penyebarannya, Islam hadir bukan dalam bentuk ekspansi militer atau penaklukan paksa, melainkan melalui pendekatan kultural yang akomodatif. Para masa silam meramu dakwah dengan kearifan lokal, memadukan ajaran Islam dengan budaya setempat tanpa menanggalkan esensi keimanan. Inilah warisan dakwah Nusantara—sebuah model dakwah yang menjunjung tinggi toleransi, menerima keberagaman, serta ...
Read more 0

Zero Attack; Benarkah Terorisme Telah Berakhir?

Zero Attack; Benarkah Terorisme Telah Berakhir?
Narasi
Dalam beberapa tahun terakhir, dunia tampak lebih tenang dari bayang-bayang terorisme yang pernah begitu dominan di pemberitaan. Jika kita menengok ke awal abad ke-21, terutama pasca-serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat, terorisme menjadi momok yang mengglobal. Hampir setiap sudut dunia mengalami dampaknya, baik secara langsung melalui aksi kekerasan, maupun secara tidak langsung lewat ketakutan, Namun, kini kita jarang mendengar serangan besar. Beberapa bahkan menyebut era ini sebagai masa “Zero ...
Read more 0

Agama Sumbu Pendek; Habitus Keagamaan yang Harus Diperangi!

Agama Sumbu Pendek; Habitus Keagamaan yang Harus Diperangi!
Narasi
Indonesia dikenal sebagai negara religius. Mayoritas penduduknya mengaku beragama dan menjalankan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dalam kenyataannya, ekspresi keberagamaan tidak selalu mencerminkan nilai-nilai kedamaian yang seharusnya menjadi inti dari ajaran agama. Fenomena “agama sumbu pendek” muncul sebagai gambaran tentang bagaimana sebagian orang menjalankan agama secara reaktif dan emosional tanpa kedalaman pemahaman. Agama sumbu pendek bukanlah istilah resmi dalam teologi ataupun sosiologi, melainkan frasa populer untuk menggambarkan perilaku sebagian ...
Read more 0

Makna Jumat Agung dan Relevansinya dalam Mengakhiri Penjajahan di Palestina

Makna Jumat Agung dan Relevansinya dalam Mengakhiri Penjajahan di Palestina
Narasi
Jumat Agung, yang diperingati oleh umat Kristiani sebagai hari wafatnya Yesus Kristus di kayu salib, bukan sekadar momentum keagamaan yang sarat ritual dan simbolisme. Lebih dari itu, Jumat Agung mengandung nilai-nilai mendalam tentang penderitaan, pengorbanan, keadilan, dan harapan akan kebangkitan dari penindasan yang menimpa umat manusia. Di tengah dunia yang masih diliputi ketidakadilan dan penjajahan, seperti yang dialami oleh rakyat Palestina, makna Jumat Agung menjadi sangat relevan. Penderitaan Yesus ...
Read more 0