Sejak bom bunuh diri di Kampung Melayu tanggal 25 Mei 2017 yang dilakukan oleh salah seorang kelompok teroris atas nama Solihin dan Ikhwan Nurulsalam yang diduga keras sebagai jaringan Jamaah Anshor Daulah (JAD) yang berafiliasi ke Islamic State for Iraq and Syria beredar ayat di media sosial yang seakan-akan dijadikan sebagai pendukung atas tindakan tersebut, padahal ayat tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan perintah bunuh diri untuk sebuah tujuan tertentu. Ayat itu, sama sekali tidak ada kaitannya dengan pembolehan bunuh diri atau membunuh orang lain atas nama agama.
Interpretasi yang dikemukan oleh kelompok tersebut membenarkan persepsi ulama selama ini bahwa kelompok-kelompok radikal selain telah mengatasnamakan agama sebagai pembenaran atas tindakannya juga telah menginterpretasi ayat-ayat Alqur’an secara tekstual. Bukan saja itu, tetapi mereka juga telah menodai agama itu sendiri. Kelompok radikal terorisme menggunakan semua kitab suci untuk kepentingannya. Oleh karenanya tidak mengherankan jika mereka memilih ayat-ayat dari Alquran yang dapat mempengaruhi opini masyarakat untuk mendukung dan membenarkan apa yang mereka lakukan.
Ayat 207 Surah Al Baqarah yang disebar mereka yang bunyinya demikian “ ومن الناس من يشري نفسه أبتغاء مرضات الله والله رؤوف بالعباد” Artinya: Dan diantara manusia ada yang rela mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah dan Allah maha Penyantun kepada hamba-hambaNya” adalah turun kepada seseorang yang rela meninggalkan harta dan kekayaannya untuk masuk Islam dan hijrah bersama Nabi Muhammad Saw ke Madinah.
Dalam sejarah Islam kita mengenal sejumlah orang yang bukan orang Arab tetapi mereka sangat mencintai dan mengimani secara utuh apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw adalah sebuah kebenaran. Bilal dari Habsyah, Salman Alfarisi dari Persia dan Suhaeb bin Sanan El Rumi dari bangsa Rowawi , ketiga orang ini adalah termasuk orang-orang asing yang pertama masuk Islam dan mempercayai sepenuhnya risalah yang disampaikan oleh Rasulullah Saw.
Suhaeb bin Sanan El Roumy adalah anak bangsawan yang memiliki istana di sepanjang sungai Efrat , Iraq yang dulu sebelum Islam datang menjadi salah satu wilayah otoritas Emperium Romawi. Suhaeb bin Sanan hidup layaknya anak-anak bangsawan yang penuh kemewahan dan harta yang melimpah tetapi ia mendapat karuniah dan hidayah dari Allah untuk pergi menemui sang pembawa risalah di Mekkah dan mengikuti jejak Rasulullah untuk berhijrah ke Madinah. Teman-temannya sangat menyesalkan sikap Suhaeb bin Sanan yang meninggalkan kemewahan itu dan bergabung dengan pengikut-pengikut Nabi Muhammad Saw tapi petunjuk Allah Swt yang jatuh kepada anak bangswan itu tidak satupun yang mampu menghalanginya. Ia membelanjakan hartanya di jalan Allah dan meninggalkan kemewahannya guna mendukung sepenuhnya dakwah Nabi Muhammad Saw. Oleh karena itu, Nabi selalu mendoakannya agar Allah selalu memberikan keberuntungan dalam usahanya.
Berkorban di jalan Allah sebagaimana dimaksud pada ayat ini bukanlah melakukan bom bunuh diri akan tetapi membelanjakan harta yang dimiliki dan meninggalkan keyakinan-keyakinan yang tidak sesuai dengan petunjuk Allah Swt seperti meninggalkan kemusyrikan adalah inti perjuangan kepada Allah sebagaimana yang dilakukan oleh sahabat Rasulullah Saw Suhaeb bin Sanan, ia meninggalkan kemewahan dalam istana ayahnya dan meninggalkan keyakinannya menuju keyakinan yang lebih komprehensif lagi yaitu Islam.
Jika ayat itu, digunakan dalam menyampaikan pesan-pesan jihad seperti yang dilakukan oleh Suhaeb bin Sanan dengan membelanjakan harta yang dimiliki untuk kepentingan agama dan menyerahkan diri sepenuhnya untuk kepentingan agama maka itulah makna ayat tersebut sebenarnya. Apa yang dilakukan sahabat Nabi itu juga sama dengan yang dilakukan oleh saudara-saudara kita di masjid-mesjid yang melayani kepentingan masyarakat seperti imam masjid, khatib , muazzin dan marbot yang menyerahkan hidupnya untuk melayani masyarakat setiap hari dan setiap waktu adalah jihad yang sesungguhnya sebagaimana yang dilakukan oleh sahabat-sahabat nabi itu. Namun jika ayat-ayat tersebut digunakan untuk mengajak orang berjihad dengan asumsi melakukan bom bunuh diri di tengah-tengah umat Islam sendiri dan melukai sesama bahkan mengorbankan hidup sesama muslim adalah kekeliruan yang sangat fatal dalam memahami ayat ini.