Perang Semesta Melawan Wabah Adalah Ibadah

Perang Semesta Melawan Wabah Adalah Ibadah

- in Narasi
812
0
Perang Semesta Melawan Wabah Adalah Ibadah

Wabah Covid-19 yang semakin mengganas akhir-akhir ini menjadi alarm tanda bahaya bahwa kita harus senantiasa waspada dan tak memandang remeh pandemi ini. Jutaan orang di seluruh dunia terpapar virus, banyak di antaranya meninggal dunia. Bahkan di Jakarta jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia sejak Sabtu (26/6/2021) sampai Ahad pukul 12.00 WIB menembus 409 orang (kompas.com, 27/6/2021).

Merespon kondisi tersebut sudah sepatutnya kita senantiasa menaati imbauan pemerintah untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Tak sedikit juga para ulama yang akhirnya bersuara untuk senantiasa turut membantu pemerintah melawan pandemic Covid-19 ini. Bahkan dalam Islam kita mengenal koidah fiqih yang berarti menghindarkan kerusakan atau kerugian yang besar lebih diutamakan daripada upaya membawakan keuntungan atau kebaikan yang sedikit (dar’ul mafaasid muqoddam ‘alaa jalbil mashoolih).

Dalam versi lain berbunyi “dar’ul mafaasid aulaa min jalbil mashoolih”, merupakan kaidah fiqh cabang, dari kaidah pokok “adh-dhororu yuzaalu” yang artinya bahaya haruslah dihilangkan. Al-Mafaasid ialah berbagai hal yang dapat menimbulkan bahaya, dan bahaya itu sendiri, atau “dharar” atau “dhirar”, sesuatu yang melukai, menimbulkan kesulitan, kesempitan, atau berdampak buruk pada diri seseorang; atau berdampak pada masyarakat luas atau orang lain.

Karenanya, dalam Islam menekankan kepada pencegahan melalui konsep bersuci (taharah). Islam telah mengajarkan konsep bersuci tidak hanya lahir saja, akan tetapi juga batin (tazkiyatun nufus). Dan kaitannya, tradisi bersuci lahir batin inilah merupakan awal seseorang mengapa harus senantiasa menjaga kebersihan karena telah baligh dan berakal. Artinya, meskipun seandaianya virus Covid-19 tak ad akita tetap dianjurkan untuk menjaga kebersihan. Apalagi, adanya wabah Covid-19, sudah barang tentu kita turut meningkatkan protokol kesehatan dan kebersihan guna memutus rantai Covid-19.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa, kebersihan adalah sebagian dari iman. Ini membuktikan bahwa Islam bahkan mengajarkan dan mengatur untuk menjaga kebersihan tak hanya pada beberapa sisi kehidupan saja seperti di kantor, pasar, tempat ibadah, sekolah dan fasilitas publik lainnya. Namun, Islam telah mengajarkan untuk hidup bersih secara menyeluruh di segala aspek kehidupan.

Islam memerintahkan untuk menjaga kebersihan, ketika bersin menutupnya, menghindari orang batuk, dan seorang muslim dianjurkan untuk selalu menjaga wudhunya. Islam juga memerintahkan untuk menjaga lingkungan baik keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kemudian, kebersihan makanan serta makan dengan gizi yang cukup dan seimbang serta olah raga untuk menjaga imun tetap kuat.

Dalam pandangan Islam kebersihan tak hanya menyangkut aspek lahiriah saja, akan tetapi juga batiniah. Berbagai macam penyakit hati seperti iri, dengki, takabur, sombong, riya, dan lain sebagainya harus dihindari. Umat Islam harus menyadari, dalam perspektif Islam, kondisi seperti saat ini dimana wabah Covid-19 melanda, bisa jadi akibat dari kemaksiatan atau hal-hal yang bertentangan dengan perintah Allah SWT. Virus Covid-19 hanya perantara saja.

Oleh karenanya, sudah sepatutnya kita sebagai hamba senantiasa menjaga kebersihan baik lahir maupun batin. Kita harus selalu menaati imbauan pemerintah dan nasihat ulama untuk tetap senantiasa menjaga kebersihan baik aspek fisik maupun batiniah. Iman dan imun kita harus dijaga agar tetap kuat. Karena melawan wabah Covid-19 adalah ibadah. Dan kunci sukses untuk memutus mata rantai Covid-19 ini adalah sinergi kita semua untuk bahu-membahu mendukung dan menjalankan program-program pemerintah, termasuk untuk memerangi pandemic Covid-19.

Facebook Comments