Beberapa hari terakhir aksi terorisme menjadi perbincangan yang sangat serius. Hal ini sesuai dengan fakta yang terjadi di Surabaya, di mana banyak aksi pengeboman di beberapa gereja yang berada di Surabaya. Naasnya, salah satu dari pengeboman itu dilakukan seluruh anggota keluarga. Di mana mereka terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya. Seorang anak yang sebenarnya masih terbilang dini, dan masih butuh asupan kasih sayang dari orang tuanya.
Dari hal inilah banyak yang menyimpulkan, mengapa anak kecil yang tidak mengerti apa-apa harus ikut dalam pengeboman, bukankah dia masih membutuhkan asupan kasih sayang, seharusnya dia menikmati bangku pendidikan dan bersenang-senang dengan teman sebayanya. Ketika memahami hal ini, seharusnya kita sebagai manusia yang sadar logika, memperhitungkan. Bahwa anak adalah titipan Tuhan yang harus dijaga dan diberikan kasih sayang, serta perlindungan dalam kesehariannya.
Duka yang menimpa tanah Surabaya ini menjadikan banyak orang menjadi trauma/takut. Banyak yang mempertanyakan ada apa dengan negeri ini, apakah sistem keamanan yang ada di Indonesia sudah memadai, atau mungkin ada beberapa kelalaian yang menyebabkan peristiwa pengeboman ini terjadi.
Polemik ini semakin memanas ketika identitas salah satu pelaku pengeboman sudah diketahui. Ketika dilihat dari luarnya dan cara berpakaiannya, ia adalah bagian dari orang Islam yang taat. Lantas pertanyaanya, apabila ia adalah orang yang taat, mengapa harus melakukan pengeboman. Suatu kekerasan yang bisa merugikan orang lain dan dirinya sendiri. Sedangkan, ketika seseorang memahami Islam dengan benar, Islam adalah agama yang mengajarkan kebaikan. Tidak hanya itu, sejatinya ketika kita memahami agama mana pun, pasti tujuan dari agama tersebut ialah mengajarkan kasih sayang, tidak ada yang mengajarkan kebencian.
Perihal inilah yang harus dipahami serius, sebagai seorang yang menganut paham demokrasi. Negara yang terdiri banyak perbedaan, baik dari suku, ras, agama dan kebudayaan. Harus bisa menimang-nimang, bahwa setiap perdamaian hanya bisa tercapai apabila kita bisa toleran terhadap sesama manusia.
Dalam hidup ini, yang perlu kita gunakan terlebih dahulu ialah akal kita. Karena akan yang sehat akan mengantarkan pikiran yang positif pula. Dan pikiran yang positif, maka akan melahirkan perbuatan-perbuatan yang baik pula. Sebagaimana yang diungkapkan oleh pepatah orang dahulu, jika kamu ingin dicintai orang di sekitarmu/lingkunganmu, maka dirimu sendiri harus pandai-pandai juga mencintai orang lain. Karena mereka yang mencintai pasti akan mendapatkan cinta tersebut.
Di lain sisi, beberapa hari ke depan umat muslim juga akan dihadapkan dengan suatu kewajiban yang ada dalam rukun Islam ke empat, yaitu menjalankan puasa di bulan Ramadhan. Bulan yang diyakini sebagai bulan yang penuh berkah. Barang siapa yang melakukan kebaikan di bulan ini, maka akan dilipatgandakan kebaikannya.
Hadirnya bulan Ramadhan di tengah-tengah aksi terorisme menjadi pesan damai bagi setiap orang yang berpikiran negatif terhadap agama Islam. Lewat puasa ini sejatinya Islam menyampaikan, bahwa agama Islam tidak menyebarkan paham radikalisme, Islam tidak menyebarkan paham kekerasan. Tetapi, Islam mengajarkan kebaikan untuk sesama. Hal ini dikuatkan, barang siapa yang mengerjakan puasa harus menahan diri. Baik dalam ruhani maupun jasmani. Dirinya harus menjaga hatinya, lisannya, hingga tingkah lakunya.
Jadi bisa disimpulkan, tidak ada paham kekerasan dalam hal ini. Islam mengajarkan kebaikan. Kalaupun ada sebagian orang yang mengenakan pakaian yang sesuai dengan apa yang dipakai oleh orang Islam. Tidak menutup kemungkinan, mereka adalah orang-orang yang awam dengan agama Islam, atau ingin mengadu domba keagamaan yang ada di Indonesia.
Memahami Islam sebagai Agama yang Rahmatal Lil Alamin
Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta termasuk hewan, tumbuhan dan sesama manusia. Dalam al-Quran surat Al-Anbiya, yang mengatakan “ Dan tidaklah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”.
Ini menunjukkan Islam melarang manusia berlaku semena-mena terhadap makhluk Allah. Semua terlihat sama, hanya akhlak yang akan mengantarkan kebaikan untuk dirinya sendiri. Sesuai dengan apa yang disabdakan oleh Rasulullah dan hadits yang diriwayatkan al-iman dan al-hakim. Beliau mengatakan, “Siapa yang dengan sewenang-wenang membunuh burung, atau hewan lain yang lebih kecil darinya, maka Allah akan meminta pertanggungjawaban kepadanya.
Bisa dibayangkan, jika manusia bisa memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam dengan benar. Akan dirinya akan paham keindahan dan kedamaian, sama dengan agama lainnya. Islam adalah rahamatal lil ‘alamin, Islam adalah rahmat bagi seluruh manusia. Rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba, atau dalam bahasa lain rahmat sering diartikan sebagai dengan kasih sayang.
Lahirnya tulisan ini sejatinya bertujuan, bahwa tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan. Semua agama mengajarkan kebaikan, kasih sayang, dan menjunjung nilai kemanusiaan. Apabila ada pembunuhan, teror, serta kekerasan mengatasnamakan agama. Ia adalah manusia yang memiliki pemahaman yang rendah dan pemikiran yang dangkal. Akhirnya ia mudah tergoyang dalam pendirian hidupnya.