Pesantren sebagai Pencetak Pahlawan Sepanjang Masa

Pesantren sebagai Pencetak Pahlawan Sepanjang Masa

- in Narasi
1385
0
Pesantren sebagai Pencetak Pahlawan Sepanjang Masa

Dalam catatan sejarah, pesantren tidak pernah berhenti untuk melahirkan sosok berpengaruh dalam bangsa Indonesia. Perannya dalam melahirkan generasi yang nasionalisme sangatlah besar. Hal ini bisa di tengok dalam masa perjuangan kemerdekaan, sosok K. H Hasyim Asyari ikut ambil andil dalam memotori perjuangan rakyat Indonesia, khususnya para santri. Bahkan dalam film sang kiai, beliau digambarkan sebagai salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam perlawanan terhadap tentara Jepang, yang kemudian membuat dirinya diasingkan untuk beberapa waktu.

Selain K.H Hasyim Ayari juga ada sosok KH. Abdul Wahab Chasbullah yang mampu mengkolaborasikan antara Islam dan kebangsaan, yang sekarang akrab dengan Hubbul Watton Minal Iman. Sebuah syair atau lagu yang mampu melahirkan spirit dalam membangun sebuah landasan dalam menguatkan semangat nasionalisme pemuda atau orang-orang yang ada di pesantren untuk bersatu dalam memperjuangkan kebebasan bangsa Indonesia dalam penjajahan. Dan, pada masa itu lagu ini hanya diketahui orang-orang Indonesia, sedangkan tentara Belanda tidak memahaminya.

Jauh beranjak setelah kemerdekaan, kita juga memiliki sosok yang sangat berpengaruh dalam dunia, yaitu Abdurrahman Wahid atau seringkali disapa Gus Dur. Beliau merupakan bapak bangsa, sekaligus tokoh kemanusiaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Kiprahnya dalam menjaga perbedaan yang ada di Indonesia sangatlah besar. Beliau mampu merangkul sebuah perbedaan, agama, suku, sampai dengan ras menjadi jalan utama dalam membangun Indonesia yang menyenangkan dan mendamaikan.

Dalam buku Wisdom of Gus Dur. Beliau mengatakan bahwa berdialog dapat menciptakan wajah manusia yang tidak memandang perbedaan suku, budaya, dan latar belakang sejarah, serta membuka jalan untuk mengangkat nilai-nilai universal dan komitmen budaya perdamaian dan kerukunan umat beragama. Sejalan dengan itu, agama itu inspiratif, kekuatan moral. Maka, dari itu agama harus membentuk etika dari masyarakat

Dengan berbagai pengalamannya dalam menyuarakan perdamaian dan pentingnya toleransi inilah kemudian beliau sangat terkenal tidak hanya di Indonesia semata, melainkan dunia. Dirinya terkenal tidak hanya dalam lingkup Islam, tetapi dalam agama lain. Sebab, menurut Gus Dur, merawat toleransi merupakan proses penting untuk menciptakan keharmonisan dalam bersosialisasi dan beragama. Baginya toleransi itu tidak hanya menciptakan, tetapi juga harus merawat.

Sebenarnya masih banyak lagi tokoh-tokoh besar yang berpengaruh dan senantiasa siap menjaga kebersamaan dan keutuhan NKRI. Seperti Gus Mus, K.H Maimun Zubair dan lain sebagainya. Sampai sekarang pasti akan selalu melahirkan generasi yang arif dan santun dalam menjaga keragaman yang ada di Indonesia. Sejalan dengan itu, tiga tokoh besar yang digambarkan di atas seharusnya sudah mewakili bahwa pesantren memang selalu melahirkan generasi yang berperan dalam menjadi pahlawan sepanjang masa. Sebab, sampai sekarang tokoh-tokoh besar yang lahir dari pesantren masih senantiasa menjadi panutan bagi generasi sekarang ini.

Selain pesantren tempat dalam menimba ilmu, pesantren juga memberikan pengajaran tentang pentingnya norma-norma kemanusiaan. Untuk itu, sudah seharusnya pesantren menjadi sebuah jembatan untuk mengembangkan potensi generasi bang. Hal ini ditopang, dengan keadaan yang memang mengkiblatkan bahwa pesantren menjadi salah wadah untuk setiap orang dalam menimba ilmu. Kemudian dikembangkan menjadi sebuah alternatif untuk menata bangsa yang arif dan negara yang penuh kedamaian. Hingga kemudian Indonesia menjadi negara yang terkenal dengan kesantunan serta kearifan budayanya . Sebuah kebudayaan yang mengedepankan nilai-nilai tradisional yang memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia.

Ada norma-norma kemanusiaan yang terkandung dalam pesantren. Selain sebagai tolak ukur memahami ideologi kemanusiaan, pesantren juga menjadi alternatif dalam penanaman nilai pengetahuan dan pemahaman yang klasik. Pemahaman yang sebenarnya bisa dijadikan alas untuk mengembangkan potensi pemikiran dan kepribadian seseorang dalam bertindak serta bertingkah laku. Hingga asupan pendidikan yang diberikan tidak hanya tentang ilmu klasik semata. Tetapi juga ada pemahaman baru, yang bertujuan membangun keutuhan bangsa ini. Yaitu menjaga kerukunan yang sudah berjalan dengan sedemikian baiknya.

Ketika nilai-nilai pesantren sudah melekat dalam diri setiap orang. Maka, nilai-nilai kemanusiaan akan selalu menjalar dengan baik. Pastinya akan memberikan hal yang positif pula dalam menghayati dan menikmati hidup. Hingga dalam setiap hembusan nafas akan senantiasa menjalar norma-norma kebaikan yang mengantarkan perdamaian dalam setiap tingkah laku serta pemikirannya. Dan, sudah sepantasnya apabila gelar pencetak generasi pahlawan disematkan dalam jantung pesantren.

Facebook Comments