Ronda Online Cara Milenial Menata Masa Depan dengan Perdamaian

Ronda Online Cara Milenial Menata Masa Depan dengan Perdamaian

- in Narasi
1367
1
Ronda Online Cara Milenial Menata Masa Depan dengan Perdamaian

Bukan lagi manjadi rahasia bila media sosial menjadi lading orang-orang melakukan hal-hal yang keji untuk menghancurkan persatuan dan kesatuan NKRI, kasus-kasus seperti hoax dan ujaran kebencian adalah salah satu masalah yang sangat banyak bertebaran di dunia maya saat ini terumana media sosial.

Apa sebenarnya yang menjadi motif dari orang-orang yang menyebarkan konten-konten tersebut. Mungkin motif yang sudah jelas adalah menghancurkan persatuan yang telah dibentuk oleh founding father kita 73 tahun yang lalu. Jika memang benar seperti itu apakah kita juga tidak ingin berjuang untuk memendekan media sosial dari konten-konten negatif seperti hoax dan ujaran kebencian.

Hoax dan ujaran kebencian selalu membanjiri media sosial, hal ini menjadi sebuah pekerjaan rumah (PR) besar bagi semua masyarakat agar tidak mudah terjerumus untuk ikut andil menyebarkan hoax dan ujaran kebencian, ini lah yang harus disadari oleh masyarakat Indonesia seluruhnya bahwa media sosial pun dapat memberikan dampak yang buruk bagi kehiduan berbangsa dan benegara.

Meminjam perkataan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang dilansir dalam akun Instagramnya, bahwa media sosial ini berkembang tanpa bisa dibendung, membawa dampak positif dan negatifnya, memberikan manfaat dan mudaratnya.

Baca juga :Milenial Keren itu Melek Literasi dan Aktif Ronda Digital

“Yang baik-baik kita terima dengan senang hati dan tangan terbuka. Yang kurang baik – ketika media sosial menjadi ruang untuk saling hina, saling mencela, saling ejek, dan saling fitnah – akan ditepis oleh kesadaran, nilai-nilai keagamaan dan etika kita.”

“Rukun ditengah perbedaan adalah karakter asli bangsa Indonesia.”

Dalam perkataan Jokowi tersebut amat jelas bahwa media sosial memiliki dampak yang buruk seperti yang terjadi saat ini. Maka dari itu apa yang harus diperbuat oleh masyarakat Indonesia untuk membendung konten-konten media sosial yang berbau ujaran kebencian dan hoax, terkhusus bagi kaum milenial.

Karena kaum milenial merupakan pengguna media sosial terbanyak, meminjam data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bahwa sebanyak 143,26 juta dari total 262 juta penduduk Indonesia sudah dapat mengakses internet. Dari 143,26 juta orang pengguna internet di Indonesia tersebut, 49,52 persen di anataranya adalah orang muda (kaum milenial). Berdasarkan usia 13-18 tahun sebanyak 16,8%, usia 19-34 tahun 49,52%, usia 35-54 tahun 29,55% dan untuk usia di atas 54 tahun sebanyak 4,24%.

Berdasarkan data tersebut sudah jelas bahwa kaum milenial lah yang mendominasi atau bisa juga dibilang penduduk asli dunia maya salah satunya media sosial, karena memang pada dasarnya kebanyakan kaum milenial menggunakan internet untuk mengakses media sosial dan layanan chatting.

Maka dari itu ada gagasan tertentu untuk membangun sebuah strategi agar penyebaran hoax dan ujaran kebencian dapat diredam. Sudah jadi hal yang wajib kaum milenial menggunakan media sosialnya untuk hal-hal yang positif dan tentu saja juga meredam konten-konten negatif di media sosial.

Gagasan tersebuat adalah “Ronda Online”dimana kita ketahui bahwa ronda merupakan sebuah hal yang wajib juga dilakukan bagi masyarakat yang ingin tetap aman di dalam lingkungannya, ronda ini lah yang memberikan keamanan bagi masyarakatnya. Ronda biasanya dilakukan bergiliran dan memiliki jadwal yang pasti, biasanya dibuat oleh jajaran RW dan RT.

Ronda juga dapat diaplikasikan kedalam media sosial, sehingga namanya berubah menjadi “Ronda Online”dimana ronda online juga dibuat untuk memberikan rasa aman bagi penduduk media sosial agar tetap aman, tentram, damai dan sejuk guna menatata Indonesia yang lebih dewasa dalam menyikapi perbedaan.

Petugas ronda tersebut tentu saja para kaum milenial yang memiliki rasa peduli yang tinggi untuk menata Indonesia menjadi lebih damai tanpa ada narasai kebencian, hoax dan konten negatif lainnya. Media sosial bukan lagi tempat yang sekedar memberi atau mendapatkan informasi dan berkomunikasi semata tetapi melaukan patrol keliling sebagai hansip online untuk melaporkan akun dan konten negatif.

Hal ini pun menjadi sebuah hal yang baik untuk menata masa depan Indonesia agar menjadi Negara yang kuat menghadapi segala rintangan yang ada. Ada saatnya isu SARA bukan lagi menjadi isu yang dapat memecah belahkan Indonesia dan ada saatnya pula konten hoax dan ujaran kebencian hilang dari peredaran media sosial, karena kita selalu melakukan ronda online untuk menata masa depan dengan perdamaian. Bijaksana menggunakan media sosial!.

Facebook Comments