Waspada Pandemi, Waspadai Provokasi!

Waspada Pandemi, Waspadai Provokasi!

- in Narasi
1033
0
Waspada Pandemi, Waspadai Provokasi!

Presiden Jokowi resmi memperpanjang PPKM level 4 sampai 2 Agustus mendatang setelah sebelumnya diperpanjang dari 20 -25 Juli. Menurut Jokowi hal itu dilakukan karena situasi pandemi korona yang belum terkendali.

Keputusan ini memang memberatkan, terutama bila kita ingat dampak ekonominya. Akan tetapi, demi keselamatan bersama, karena keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi, dengan berat keputusan ini diambil.

Kondisinya memanglah sangat tak menentu. Oleh karena itu, kebijakan untuk memperpanjang PPKM level 4 ini sudah tepat. Pertimbangan utamanya adalah “demi keselamatan bersama”.

Setiap hari orang-orang yang terinfeksi, dan yang meninggal karena pandemi korona terus berjatuhan. Duka demi duka berselancar begitu masif di jagat sosial kehidupan kita.

Tak tebang pilih. Tak memandang kedudukan dan trah, ia menyasar semua kalangan. Karena itu, tak salah jika kita menamakan pandemi korona ini sebagai masalah bersama yang mesti diselesaikan secara bersama-sama.

Kendati demikian, sungguh sangat disayangkan. Di tengah situasi darurat karena pandemi korona ini, masih saja ada orang-orang dan kelompok berkepentingan yang menyebar provokasi, hasutan dan kebencian.

Seakan tak mengenal lelah dan waktu, kebencian, hasutan, dan provokasi-provokasi yang memantik kegaduhan publik terus diproduksi. Di media sosial, dengan sangat mudahnya hal ini bisa kita jumpai.

Bagaikan bah, ia mengalir deras dalam kehidupan kita yang sedang dilanda krisis karena pandemi korona ini. Tak etis, tentu saja iya. Di masa krisis, tindakan-tindakan provokatif semacam itu melukai rasa kemanusian kita.

Karena itu, bersikap waspada, dan selalu bersikap kritis agar tidak terpancing dan termakan oleh isu provokatif yang memuat hasutan dan kebencian harus menjadi budaya hidup kita di masa pandemi korona ini. Dalam kondisi semacam apa pun, provokasi dalam segala macam bentuknya tetaplah musuh kita bersama.

Sebenarnya, pentingnya untuk selalu waspada akan provokasi ini bukan hanya karena pertimbangan keadaan yang darurat. Melainkan, juga karena provokasi, dan hasutan-hasutan kebencian di panggung publik sangatlah berpotensi merusak pilinan kerukunan kebangsaan kita.

Provokasi memecah belah dan merusak kohesi jalinan kebangsaan kita. Seperti pandemi korona, ia harus kita lawan sampai titik darah penghabisan. Jangan biarkan ia berkembang.

Situasi dan kondisi darurat akibat pandemi korona ini menuntut kita semua untuk rukun, harmonis, saling bahu-membahu dan bersatu melawan pandemi. PR kebangsaan yang mendesak untuk kita selesaikan adalah merawat kerukunan dan fokus menanggulangi bencana korona.

Jika kerukunan dan harmonisasi kebangsaan itu bisa kita rawat, tanpa harus termakan oleh provokasi-provokasi murahan itu, penanggulangan pandemi korona ini akan lebih mudah kita selesaikan.

Dan sebaliknya, jika kita tidak rukun, termakan oleh isu-isu provokatif yang memuat konten kebencian itu, perjuangan menanggulangi pandemi ini akan susah kita selesaikan. Karena, dengan hal itu kita tidak akan fokus, terpecah-pecah menjadi bagian-bagian.

Merawat Kerukunan, Menanggulangi Pandemi

Karena itu, kerukunan kebangsaan yang kita punya, yang merupakan warisan dari para founding fahers kita ini harus kita rawat, kita pelihara hingga mengkristal jadi kekuatan tak terkalahkan. Yang kemudian bisa kita jadikan modal untuk menanggulangi pandemi ini.

Terus waspadai provokasi. Jangan biarkan ia berkembang biak dalam otak dan pikiran kita. Akal sehat dan kritisisme harus selalu kita kedepankan. Semata agar kerukunan yang kita punya tetap bisa terpelihara hingga kita bisa fokus secara bersama-sama untuk melawan bencana korona yang telah banyak memakan korban dan memorak-porandakan kehidupan kita ini. Kita ingin lekas bebas dari pandemi korona ini, bukan?

Facebook Comments