Adanya zakat fitrah menjadi simbol bahwa ada konsep perdamaian di dunia ini. Zakat fitrah mengajarkan kepada setiap orang untuk senantiasa berempati kepada tetangga dan lingkungan sekitar. Karena berangkat dari zakat fitrah ini, seseorang di dorong untuk mengakrabkan diri dan saling tolong menolong, serta senantiasa menjaga kerukunan.
Ada banyak hikmah yang bisa dipetik bagi pelaku zakat ataupun yang menerimanya. Salah satunya ialah kedekatan, kebersamaan, yang kemudian menjadi komunikasi yang baik di antara keduanya. Dan, dari hal-hal sederhana inilah, kemudian muncul benih-benih sikap saling menghormati dan menghargai antara satu dengan yang lainnya.
Hal ini sesuai dengan makna zakat itu sendiri, yang sering diartikan sebagai zaka yang berarti tumbuh, subur, suci, dan penuh kebaikan. Sejatinya zakat ini adalah salah satu bentuk dari diri kita yang berusaha untuk membersihkan benih-benih perbuatan buruk yang pernah dilakukan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan hari dalam melakukan zakat Fitrah tersebut, yaitu hari raya Idul Fitri, hari yang suci dan penuh keberkahan untuk setiap orang, dan sering diartikan masyarakat muslim sebagai hari saling bermaaf-maafan atas segala kesalahan yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Sejalan dengan itu, zakat juga akan mengantarkan seseorang pada titik yang sangat mulia. Selain zakat adalah bagian dari kewajiban dalam rukun iman Islam, berzakat akan mengantarkan kita pada titik yang sangat memadai, yaitu pentingnya berbagi dan berdamai dengan keadaan dan lingkungan. Dan, yang harus ditekankan barang siapa yang berzakat, tidak akan kurang rezekinya. Karena barang siapa yang berzakat, maka ia akan dilipatgandakan pahalanya. Percayalah, bahwa setiap kebaikan pasti akan mengantarkan kebaikan untuk dirinya sendiri. Untuk itu, janganlah pernah ragu untuk berbuat baik kepada orang lain, meskipun itu hanya sebuah senyuman. Karena terkadang senyuman bisa melahirkan perdamaian untuk bersama.
Dalam al-Quran surat Ar-Rum:39 sendiri dijelaskan dalam firman-Nya. “Dan apa yang kalian berikan berupa zakat yang kalian maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan pahalanya”. Surat ini kemudian dikuatkan dengan Surat At-Taubah:103. “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka”.
Dua ayat ini sejatinya sudah sangat jelas dan seharusnya sudah mewakili seseorang untuk melaksanakan zakat fitrah. Di mana zakat fitrah tidak diperuntukkan untuk berbuat baik saja, melainkan untuk menyucikan diri. Yang membawa dirinya pada fitrah yang baik lahir batin dan jasmaninya.
Dalam hal ini, dapat diartikan zakat fitrah sebagai solusi, sekaligus media yang tepat untuk membangun kebaikan, sekaligus menjadi jembatan untuk saling berpegangan tangan atas nama kebaikan dan saling berbagi. Dan, sudah seharusnya hal ini dilakukan bersama-sama untuk mengukuhkan solidaritas yang merakyat. Yang kemudian menguatkan perdamaian yang sudah ada dilingkungan tersebut.
Menerapkan Zakat Fitrah sebagai Media Tolong-Menolong
Pada faktanya zakat fitrah menjadi media sebagai tolong menolong. Membagikan sebagian hartanya kepada saudara yang membutuhkan menjadi salah satu bukti yang konkret bahwa berzakat akan mengokohkan persaudaraan dan menjadi budaya untuk memanusiakan-manusia. Yang kemudian bisa menghadirkan keakraban yang menyejukkan dan menenangkan dalam hidup berdampingan.
Konsep perdamaian semacam inilah yang harus dijadikan landasan hidup. Dengan tujuan seseorang bisa mengikat tali persaudaraan dengan baik, selalu hidup rukun dengan tetangga. Sehingga kasih sayang akan senantiasa tercurahkan untuk sesama. Sikap, merakyat juga akan senantiasa menyelimuti perilaku yang demikian. Karena dirinya memahami betul keadaan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Untuk itu, sudah seharusnya zakat fitrah dijadikan sebagai jalan untuk menempuh kebahagiaan yang hakiki. Kebahagiaan yang akan mengantarkan seseorang pada perdamaian untuk hidup berdampingan, dan senantiasa saling membantu. Hingga dirinya bisa memahami bagaimana memberikan empati terhadap sesama, dan mampu menumbuhkan simpati hidup berdampingan yang sejahtera dan bahagia.