Rabu, 21 Mei, 2025
Informasi Damai
Archives by: Ernawati Ernawati

Ernawati Ernawati

0 comments

Ernawati Ernawati Posts

Pendidikan Agama Berkualitas Mendorong Beragama yang Berkualitas

Pendidikan Agama Berkualitas Mendorong Beragama yang Berkualitas
Narasi
Kemerdekaan yang kita nikmati saat ini bukanlah hasil dari perjuangan satu kelompok atau satu golongan semata. Ia merupakan hasil dari keberagaman, kesatuan, dan semangat perjuangan bangsa Indonesia yang sejak awal dibangun oleh para pendiri bangsa. Dalam konteks ini, peran organisasi masyarakat (ormas) keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah sangat signifikan. Lahirnya dua ormas ini, tak terlepas dari pengaruh besar Boedi Oetomo yang memotivasi umat untuk bersatu dan berjuang demi ...
Read more 0

Urgensi Pendidikan Toleransi dan Kesadaran Lintas Agama

Urgensi Pendidikan Toleransi dan Kesadaran Lintas Agama
Narasi
Indonesia dikenal sebagai negara dengan keragaman budaya, suku, dan agama yang sangat kaya. Toleransi antar umat beragama menjadi fondasi penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Namun, meskipun secara teori mayoritas masyarakat Indonesia mendukung keberagaman, dalam praktiknya banyak fenomena yang menunjukkan adanya intoleransi, baik secara aktif maupun pasif. Fenomena intoleransi pasif, yang tidak secara eksplisit menentang keberagaman tetapi lebih kepada sikap eksklusif terhadap perbedaan, dapat menjadi ancaman serius terhadap keharmonisan ...
Read more 0

Narasi Kartini dalam Menghadapi Narasi Radikal

Narasi Kartini dalam Menghadapi Narasi Radikal
Narasi
R.A. Kartini, seorang perempuan yang lahir pada akhir abad ke-19, dikenal sebagai pelopor dalam perjuangan kesetaraan perempuan di Indonesia. Pemikiran dan perjuangannya tidak hanya terbatas pada hak-hak dasar perempuan, tetapi juga memperkenalkan gagasan mengenai pendidikan dan peran perempuan dalam kehidupan publik. Semangat Kartini dapat dianggap sebagai pintu gerbang menuju partisipasi aktif perempuan dalam ruang publik. Namun, lebih dari sekadar emansipasi, perjuangan Kartini kini perlu diterjemahkan ke dalam bentuk partisipasi yang ...
Read more 0

Inspirasi Kartini di Tengah Tragedi Palestina

Inspirasi Kartini di Tengah Tragedi Palestina
Narasi
Di tengah tragedi yang melanda Palestina dan peringatan Hari Kartini, sejumlah akun media sosial radikal mencoba membentuk narasi yang menilai perilaku perempuan Palestina di ruang publik, khususnya interaksi antara perempuan dan laki-laki, sebagai sesuatu yang memalukan. Mereka berargumen bahwa Indonesia seharusnya meniru model ini sebagai negara Islam yang ideal. Namun, narasi ini tidak hanya menyederhanakan kompleksitas budaya Palestina, tetapi juga mengabaikan kontribusi perempuan Indonesia, seperti R.A. Kartini, dalam memperjuangkan kesetaraan ...
Read more 0

Menguji Dampak Fatwa Aliansi Militer Negara-Negara Islam dalam Isu Palestina

Menguji Dampak Fatwa Aliansi Militer Negara-Negara Islam dalam Isu Palestina
Narasi
Konflik yang berkecamuk di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 hingga hari ini telah menjadi sorotan dunia. Keganasan agresi Israel yang menewaskan puluhan ribu nyawa sipil dan menghancurkan infrastruktur Gaza memicu kecaman luas dari umat Islam sedunia. International Union of Muslim Scholars (IUMS) pada awal April 2025 mengeluarkan fatwa yang menyuarakan jihad melawan Israel, sebagai reaksi atas genosida sistematis yang tengah berlangsung. Fatwa yang dikeluarkan oleh International Union of Muslim ...
Read more 0

Membebaskan Agama dari Pemahaman Ekstrem dan Perilaku Ekslusif

Membebaskan Agama dari Pemahaman Ekstrem dan Perilaku Ekslusif
Keagamaan
Pemahaman syariat sering kali menjadi subjek diskusi yang hangat dalam masyarakat terutama media sosial. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa interpretasi syariat yang sempit kerap menjadi akar dari berbagai permasalahan sosial dan konflik. Pandangan interpretasi syariat yang sempit sering kali berujung pada penghakiman sepihak, diskriminasi, bahkan tindakan radikal. Untuk mengatasi masalah tersebut, dekonstruksi pemahaman syariat menjadi langkah penting untuk menciptakan ruang interpretasi yang lebih inklusif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat modern. ...
Read more 0

Tantangan Propaganda Digital : Tantangan Baru dengan Wajah Lama

Photo 2025 01 07 14.46.03
Narasi
Tahun baru seharusnya menjadi momen refleksi dan harapan. Namun, di tengah semangat optimisme pergantian tahun, ancaman radikalisme dan ekstremisme terus menjadi bayang-bayang nyata bagi Indonesia. Salah satu kelompok yang menjadi perhatian global adalah ISIS, yang meskipun kekhalifahan fisiknya runtuh pada tahun 2019, tetap aktif melalui jaringan patron-patronnya di berbagai belahan dunia. Militansi mereka, termasuk di Indonesia, menjadi ancaman serius yang menguji kemampuan bangsa ini untuk melawan ideologi yang menyimpang dari ...
Read more 0

Mengukir Harapan Baru di Tahun 2025 Tanpa Diskriminasi Minoritas

Optimisme 2025 dan Tantangan Mempertahankan Status Zero Attack
Narasi
Menjelang pergantian tahun 2024, refleksi terhadap perjalanan bangsa dalam merawat kerukunan antar umat beragama semakin relevan. Tahun yang baru menyuguhkan tantangan dan peluang baru bagi negara yang menganut keberagaman sebagai salah satu dasar berbangsa. Meskipun kita menyaksikan adanya peningkatan diskriminasi terhadap kelompok minoritas dan kebangkitan ormas radikal ekstremis yang mengancam kerukunan, 2024 juga meninggalkan jejak harapan untuk masa depan yang lebih baik, di mana upaya harmonisasi antar umat beragama dapat ...
Read more 0

Natal dan Spirit Harmoni Sosial

Natal dan Pesan Cinta di Tahun Politik
Keagamaan
Diskusi mengenai hukum seorang Muslim mengucapkan “Selamat Natal” sering kali menjadi topik yang memicu perdebatan di tengah masyarakat. Tidak jarang, diskusi ini berkembang menjadi debat yang kosong substansi, memecah kerukunan, dan justru menjauhkan kita dari semangat kebersamaan yang diamanatkan agama. Dalam konteks keberagaman Indonesia, isu ini menjadi lebih kompleks karena sering kali dicampuradukkan dengan konsep toleransi dan kewajiban sosial. KH Yahya Zainul Ma’arif, atau yang akrab dikenal sebagai Buya Yahya, ...
Read more 0

Hak Kebebasan Beribadah dalam Agama dan Pancasila

Memang ada segelintir orang yang memiliki warisan paham yang menganggap Indonesia sebagai negara kafir, thagut dan tidak Islami. Narasi ini sangat berbahaya karena implikasinya mendudukkan negara ini sebagai negeri perang. Tidak jarang pada akhirnya muncul terorisme dengan cita-cita ideologis mengganti dasar negara. Mungkin tidak perlu saya debatkan secara ideologis tentang dasar negara ini islami atau tidak. Pentolan mantan ideologi kelompok radikal terorisme, Abu Bakar Ba’asyir, ada akhirnya mengakuti keselarasan antara Pancasila dengan tauhid. Namun, fakta tak terbantahkan adalah kondisi sosiologis keislaman di Indonesia. Indonesia menjadi negara dengan jumlah masjid terbanyak di dunia. Dengan jumlah penduduk muslim di Indonesia sebanyak 237,53 juta jiwa per 31 Desember 2021, Indonesia memiliki kurang lebih 800.000 masjid di berbagai daerah. Lima provinsi dengan masjid terbanyak sebagai berikut Lampung (12.000 masjid), Sulawesi Selatan (14.313 masjid), Jawa Timur (48.947 masjid), Jawa Tengah (50.549 masjid) dan Jawa Barat (58.979 masjid). Selain itu, ditinjau dari sisi kebijakan pemerintah, tidak ada rekayasa yang menyulitkan umat Islam di Indonesia untuk mendirikan masjid. Bahkan bisa jadi masjid yang dibangun tidak berizin pun atas nama pribadi, keluarga dan masyarakat di kampung-kampung juga banyak ditemukan. Dan bayangkan hampir seluruh provinsi dan kabupaten di Indonesia memiliki masjid agung sebagai penanda sebuah wilayah. Lepas dari penjajahan, apa yang dipikirkan oleh pemimpin bangsa ini salah satunya adalah berdirinya sebuah masjid. Masjid Istiqlal diprakarsai oleh negara sebagai simbol implementasi Indonesia yang berdasarkan kepada Ketuhanan. Bayangkan ada masjid negara yang dibuat langsung oleh Presiden. Lalu, Indonesia dianggap negara kafir? Dalam aspek kebijakan lainnya, tidak pernah ada larangan dalam perayaan keagamaan khususnya Islam. Bahkan hari-hari besar Islam diperingati sebagai hari libur nasional. Bahkan beberapa peritsiwa penting seperti Maulid Nabi, Israk Mikraj dan Tahun baru Islam menjadi peringatan yang tidak hanya diperingati di tengah masyarakat tetapi peringatan di Istana Negara. Negara mana yang menyelenggarakan secara nasional dan diresmikan oleh negara beberapa kegiatan keislaman yang tidak hanya hari raya besar keisalaman saja? Bahkan nuzulul quran saja diperingati secara nasional dan diselenggarakan oleh negara. Negara juga memberikan kesempatan yang seluas-luasnya tidak hanya pada aspek hari-hari besar, bahkan pengajian, majlis taklim dan tabligh akbar bebas menguasai ruang-ruang publik di Indonesia. Kemeriahan dzikir juga banyak bertebaran di berbagai pelosok negeri yang sejatinya tidak akan pernah ditemukan di negara Islam seperti Timur Tengah sekalipun. Karena itulah, menjadi tidak logis bahkan sangat menyesatkan jika Indonesia dianggap negara kafir. Negara kafir berarti negara yang tidak memberikan ruang dan kebebasan kepada umat Islam. Negara kafir berarti negara yang secara nyata ingin memerangi umat Islam. Sebutan ini sejatinya akan melukai umat Islam itu sendiri yang secara nyata telah menjadi bagian dari negara ini. Dengan melihat kebebasan dan kenyamanan yang ada, sungguh negara ini sejatinya adalah negara Islam dengan label Pancasila. Pancasila menjadi perekat bagi keragaman dengan nafas Islam yang sangat kental. Islam menjadi ruh dari negara ini dalam merawat perdamaian.
Narasi
Kebebasan beribadah adalah hak asasi yang dijamin oleh negara dalam konstitusi dan nilai-nilai luhur Pancasila. Sebagai negara yang majemuk dengan beragam suku, agama, dan budaya, Indonesia memiliki tantangan tersendiri dalam menjaga kebebasan beribadah. Namun, kebebasan ini bukan hanya soal pemenuhan hak individu, tetapi juga mencerminkan komitmen kita sebagai bangsa dalam menjaga kerukunan antar umat beragama, yang pada gilirannya berkontribusi pada kemajuan sosial dan politik negara. Merawat hak kebebasan beribadah bukan ...
Read more 0