Bangun Mental Nasionalisme Menuju Indonesia Baru Tanpa Radikalisme

Bangun Mental Nasionalisme Menuju Indonesia Baru Tanpa Radikalisme

- in Narasi
1319
0

Tahun baru sebentar lagi menyapa dan bergaul dengan kita dalam waktu yang cukup lama, dan tahun ini pun akan kita tinggalkan dengan penuh suka cita semoga tahun depan akan lebih baik dari pada tahun ini. Banyak cerita yang mengisahkan hiruk pikuknya bangsa kita, cerita hitam dan putih mewarnai perjalanan ibu pertiwi. Cerita itu menjadi modal dan pembelajaran penting untuk membangun indonesia baru tanpa radikalisme hingga terwujud perdamaian global. Indonesia adalah bangsa yang besar, tentunya memiliki pengaruh yang cukup besar bagi dunia.

Langkah yang diambil oleh bangsa kita untuk ikut andil dalam pemberantasan segala bentuk kekerasan “dunia” adalah satu dari sekian hal yang menjadi prioritas utama pemerintah.

Dalam pembukaan Undang-Undang 1945, Republik Indonesia menegaskan bahwanya bangsa kita memiliki komitmen untuk ikut menertibkan perdamaian dunia yang berbunyi,”kemudian dari pada itu untuk membangun suatu pemerintah negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah ke merdekaan kebangsaan indoenesia itu dalam suatu dasar negara indonesia”…

Potongan UUD di atas sangat singkron untuk kita praktekkan sekarang dan juga poin penting untuk membangun bangsa yang besar, yaitu: ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasar pada kemerdekaan suatu bangsa, merdeka dari segala bentuk penjajahan dan penindasan baik diluar maupun didalam negeri, lanjutnya, perdamaian menjadi hal yang sentral didalam negeri tanpa ada perdamaian negara itu akan kacau dan tidak mungkin akan bersatu, dan akhirnya keadilan sosial menjadi puncak menuju perdamaian abadi.

Ketiga poin penting itu jika tidak dibangun dengan mental nasionalis maka tujuan kita untuk sejahtera akan sedikit terhambat, bisa jadi Bhinneka Tunggal Ika tidak akan pernah diakui sebagai simbol dari persatuan bangsa.

Spirit Tahun (2018) Untuk Indonesia

Di tahun 2017 ini, indonesia masih “menyimpan” teroris yang terus mengemuka. Namun demikian, kebobrokan moral para pelaku teror pun sedikit demi sedikit dapat dibuktikan oleh beragam kenyataan lapangan. Kabar baiknya, banyak dari masyarakat kita menyadari bahwa sekelompok orang yang tergabung dalam aksi teror dengan mengatasnamakan agama (islam) ternyata adalah para pengadu domba hingga pemuja hawa nafsu. Sehingga, banyak masyarakat kita yang hingga dipenghujung tahun 2017 ini sudah sadar betapa aksi kekerasan yang mengatasnamakan jihad adalah kebohongan.(jalandamai:2017)

Sangat masuk akal jika tahun 2018 kekuatan kita sebagai bangsa yang besar harus diuji, jangan sampai kita terkecoh kembali oleh aksi-aksi teroris seperti pada tahun 2017 ini. Spirit persatuan untuk menumpas kejahatan memang bukan hal yang mudah, tetapi bukan tidak mungkin bangsa kita mampu melakukannya. Meskipun kebobrokan dari segi keamanan masih sering dipertanyakan dan keamanan masih perlu di tingkatkan, terlihat beberapa hari yang lalu, seorang pria berhasil masuk kedalam istana negara dengan tujuan ingin membunuh presiden Joko Widodo, hal seperti ini adalah bentuk pemberontakan terhadap pemerintah yang sah, maka pihak yang berwajib jangan sampai lengah menghadapi permainan kotor teroris.

Di tahun 2018 peran indonesia akan sangat dibutuhkan oleh negera-negara tetangga, kasus penindasan yang melatarbelakangi agama (islam) adalah tanggungjawab besar bagi bangsa yang mayoritas rakyatnya pemeluk agama islam terbesar di dunia. Disinilah peran indonesia dibutuhkan untuk merajut kedamaian dunia dengan islam nusantara yang toleran, ramah, dan berani melawan penindasan. Islam indonesia berubah maenset kita, bahwa islam itu adalah kedamaian, ketenangan, dan rahmat bagi seluruh alam “rahmatan lil alamin” dan islam indonesia mempunyai ciri-ciri itu. Bukan seperti apa yang dikatakan oleh orang-orang barat bahwa islam adalah teroris.

Kesimpulan yang dapat diambil selama tahun 2017 adalah indonesia harus bangun dari tidur panjangnya (mati suri), sadar bahwa negara kita terancam bahasa yang sangat besar, kelompok-kelompok sparatis sudah lama manggagas negera sendiri didalam NKRI.

Facebook Comments