Selama 73 tahun sejak bangsa ini diproklamirkan merdeka dan lahir sebagai sebuah bangsa berdaulat, Pancasila terbukti ampuh menjadi fondasi dan dasar yang mengikat bangsa ini sehingga tetap utuh. Berbagai tantangan muncul, namun dengan spirit Pancasila, bangsa Indonesia dari generasi ke generasi, terbukti tetap teguh memegang dasar Pancasila sehingga NKRI tetap berdiri tegak hingga kini.
Sekarang, di tengah segala bentuk pengikisan nilai-nilai Pancasila yang mulai menggejala di masyarakat, sudah semestinya kita kembali merapatkan barisan untuk kembali menguatkannya. Seperti ditegaskan dalam editorial Jalandamai.org (24/9), penyebab melemahnya Pancasila dikarenakan berbagai faktor. Di antaranya trauma masa lalu di mana Pancasila pernah dimanfaatkan oleh penguasa, hingga kemunculan narasi yang menyebarkan keraguan di benak masyarakat bahwa Pancasila tidak cocok dengan spirit agama.
Di samping itu, berbagai persoalan bangsa, terutama terkait kesejahteraan masyarakat yang dinilai sebagian kalangan masih belum sesuai harapan, juga kerap menjadi senjata ampuh bagi kelompok-kelompok tertentu untuk menyebarkan keraguan-keraguan di tengah masyarakat akan dasar negara Pancasila. Kelompok tersebut menebarkan narasi bahwa dengan berbagai problem bangsa tersebut, seolah-olah itu artinya Pancasila telah gagal membawa bangsa ini menuju kesejahteraan dan kemakmuran.
Di saat bersamaan, di tengah kebimbangan tersebut, ditawarkan alternatif ideologi lain yang disuarakan sedemikian rupa sebagai jawaban atas berbagai persoalan yang melilit bangsa tersebut. Dengan kombinasi berbagai faktor tersebut, tak ayal kemudian nilai-nilai Pancasila di tengah bangsa ini mulai luntur. Ketika nilai-nilai Pancasila luntur, mulai muncul berbagai fenomena di tengah masyarakaat di mana orang-orang tak lagi berada dalam satu ikatan persatuan dan persaudaraan kebangsaan. Yang lebih dominan adalah egoisme pribadi atau kelompok, sedangkan semangat saling menghargat, kebersamaan, dan semangat musyawarah mulai langka di masyarakat. Lebih mengkhawatirkan, ketika fenomena tersebut merambah ke sikap-sikap intoleran, bahkan kekerasan dan radikalisme-terorisme.
Implementasi
Jika kita perhatikan, kemunculan peluang bagi kelompok-kelompok tertentu memunculkan keraguan atas Pancasila dan kemudian menebarkan ideologi alternatif yang tak sesuai realitas kemajemukan bangsa kita, sebenarnya tak akan mendapat ruang jika kita benar-benar mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Artinya, berbagai faktor yang dijadikan senjata kelompok-kelompok tertentu untuk menyebarkan ideologi alternatif tersebut, seperti kesejahteraan masyarakat yang belum terpenuhi hingga narasi ketidakcocokan antara Pancasila dan agama, itu semua tak akan tumbuh jika nilai-nilai Pancasila benar-benar diimplementasikan dengan baik.
Sebab, spirit Pancasila yang menjunjung tinggi keadilan sosial adalah amanat mendasar untuk menciptakan kesejahteraan sosial yang merata. Kemudian, nilai-nilai Pancasila seperti Ketuhanan, kemanusiaan, keadilan, persatuan, hingga musyawarah, juga merupakan nilai-nilai yang selaras dengan ajaran agama-agama yang di Indonesia.
Kita semua tahu jika Pancasila merupakan dasar negara yang dirancang oleh para pendiri bangsa dengan memerhatikan secara benar-benar realitas masyarakat Indonesia. Proses terbentuknya sudah melalui diskusi panjang, dengan mengakomodir berbagai ideologi dan aspirasi perwakilan berbagai kelompok dan golongan di Indonesia. Tiap butirnya digali dari nilai-nilai yang tertanam jauh dalam jiwa masyarakat Nusantara sejak zaman dahulu. Pancasila
Di saat bersamaan, Pancasila punya visi jauh ke depan, sebagai landasan bagi bangsa ini agar mampu terus bergerak secara progresif dan mengatasi berbagai tantangan bangsa. Artinya, para pendiri bangsa telah memikirkan jauh-jauh hari berbagai tantangan yang akan dihadap bangsa ini ke depan, sehingga merancang sebuah dasar yang tidak sekadar sesuai karakter bangsa, namun juga visioner. Sudah semestinya kita bangga menjadi bangsa yang memiliki Pancasila sebagai dasar negara.
Saddam Al-Jihad dalam bukunya Pancasila Idologi Dunia (2018: 183) menyebutkan bahwa Pancasila adalah genuitas kearifan bangsa yang darinya Indonesia merdeka diletakkan. Bahkan, Saddam menyebutnya sebagai satu mahakarya anak bangsa yang menjadi kebanggaan Indonesia pada khususnya, dan dunia pada umumnya.
Wujud kebanggaan terhadap Pancasila, tidak lain adalah dengan terus menanamkan, mengembangkan, menguatkan, dan menyebarkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kita. Semua elemen bangsa, baik para pemerintah maupun masyarakat luas, harus benar-benar bisa menjadikan Pancasila sebagai landasan hidup berbangsa dan bernegara. Bagi pemerintah, setiap kebijakan yang dibuat harus dipastikan tidak melenceng dari nilai-nilai dasar negara Pancasila yang menjunjung tinggi keadilan. Sedangkan bagi masyarakat luas, spirit Pancasila bisa ditumbuhkan dan terus dikuatkan lewat keseharian dalam berinteraksi dengan sesama.
Jangan sampai Pancasila hanya berhenti pada jargon dan seremoni belaka. Pengamalan dan implementasi Pancasila dalam kehidupan adalah kuncinya. Jika nilai-nilai Pancasila benar-benar diamalkan dan diimplementasikan, penulis optimis bangsa ini akan mampu menjadi bangsa yang makmur, sejahtera, damai, harmonis, sekaligus maju. Jika kondisi tersebut tercipta, berbagai ideologi alternatif dari luar yang tak sesuai masyarakat kita, jelas akan sulit mendapatkan ruang untuk berkembang.