Islam dalam Keanekaragaman

Islam dalam Keanekaragaman

- in Narasi
1213
0

Sebaran umat Islam di dunia tidak terbatas di satu lokasi bahkan hampir separuh dunia ini dihuni oleh umat Islam khususnya di Asia dan Afrika. Sebaran ini sudah barang tentu memiliki aneka ragam budaya, bahasa, adat istiadat, model pakaian dan lain-lain sebagainya. Indonesia misalnya yang jaraknya dari negeri asal Islam yang cukup jauh juga memiliki tradisi dan budaya serta adat istiadat yang sangat berbeda dengan kultur dan budaya serta tradisi orang-orang Arab. Demikian pula bangsa-bangsa yang ada di Afrika dan Asia selatan misalnya juga memiliki adat istiadat dan budaya serta kultur yang berbeda dengan bangsa-bangsa lainnya

Budaya dan tradisi ini adalah sebuah karakter masyarakat tertentu yang sudah mengakar dan menjadi pola dan gaya hidup masing-masing masyarakat. Tradisi dan adat istiadat orang-orang Arab misalnya dalam urusan makanan tentu sangat jauh berbeda dengan gaya dan pola orang-orang Indonesia dan bangsa lainnya dalam hal urusan makan. Orang Arab lebih senang menggunakan nampang besar di mana semua menu menjadi satu kemudian disantap secara bersama, empat atau tujuh orang dalam satu nampang. Sementara orang Indonesia menggunakan piring kecil di mana menu dihidangkan secara satu persatu dan setiap orang masing-masing memiliki piringnya sendiri . Demikian pula orang-orang Asia Selatan seperti India misalnya lebih senang mengeluarkan menunya satu persatu dalam bentuk mangkok kecil kemudian setiap orang mendapatkan bagiannya masing-masing tanpa harus menyentuh bagian orang lain.

Begitupula dalam hal pakaian setiap bangsa dan masyarakat Islam saling berbeda. Di Arab teluk misalnya hampir semuanya sama di mana mereka menggunakan gamis untuk laki laki dan kebaya panjang dan hitam tetapi di Mesir jarang sekali wanita-wanita muslim yang menggunakan seperti yang ditemukan di Arab Teluk, kecuali hanya beberapa orang saja dan masyarakat tertentu saja. Di Aljazair, Marokko, Mouritania dan Sudan serta beberapa negara Afrika lainnya juga memiliki model pakaian tersendiri yang sangat berbeda dengan pakaian orang-orang Arab Teluk. Mereka umumnya menggunakan bahan putih atau warnah lain yang memiliki motif tersendiri dilipat di seluruh badannya hingga menutupi semua auratnya mirip dengan orang-orang India namun India memiliki khas tersendiri karena agak terbuka di bagian belakang dan tengah.

Demikian pula gaya berpakaian orang Turki yang sedikit agak modis dibanding dengan pakaian orang-orang Arab lainnya di Teluk. Sama dengan di Indonesia gaya dan model pakaian umat Islam juga sangat berbeda dengan pakaian bangsa-bangsa muslim lainnya di dunia ini. Semuanya menutupi aurat sebagai sebuah ketentuan dalam Islam bahkan biasanya mereka bisa menggunakan shalat lima waktu.

Ini dalam hal pakain dan gaya makan belum lagi dalam hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial lainnya semuanya berbeda dan memiliki ciri khas tersendiri yang diyakini benar dan tidak bertentangan dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh syariat. Setiap di antara mereka masing-masing mempertahankan budayanya dan gayanya sendiri tanpa menilai budaya dan tradisi orang lain salah atau tidak sesuai dengan yang ditetapkan oleh syariat. Allah memang telah menghendaki demikian bahwa setiap di antara kalian diciptakan bersuku-suku dan berbeda agar kalian saling mengenal dan sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian adalah yang paling bertaqwa.

Berbeda adat dan budaya adalah sesuatu yang mutlak dan tidak bisa dihindari namun yang perlu dicatat bahwa setiap di antara kita baik orang-orang Arab maupun orang Afrika dan Asia lainnya serta umat Islam yang ada di belahan dunia lainnya seperti yang ada di Eropa dan Amerika memiliki satu prinsip dasar yang tidak berbeda dengan komunitas muslimnya lainnya yaitu keyakinan terhadap Tuhan yang maha kuasa dan Muhammad adalah rasulnya serta mengamalkan semua apa yang telah diperintahkan oleh agamanya dan menghindari semua larangannya.

Di masyarakat muslim manapun, sholat puasa dan zakat dan dipahami sama dengan yang dipahami oleh masyarakat lainnya di tempat lain. Yang berbeda mungkin hanya dalam masalah-masalah yang tidak mendasar namun semuanya sama bahwa sholat puasa dan zakat adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap umat Islam sebagai bagian dari kepatuhan terhadap hukum-hukum Allah. Prinsip inilah yang merupakan sangat vital dalam Islam yang harus dijaga dan dipelihara kapanpun dan di manapun kita berada sebagaimana Hadis Nabi “ Dan bertaqwalah kepada Allah di manapun anda berada, ikutilah berbuatan burukmu dengan perbuatan yang baik agar Allah menghapuskan kesalahanmu dan bergaulah sesama manusia dengan cara cara yang baik” Diriwayatkan oleh Imam Tirmizi

Jika ada satu kelompok mengklaim bahwa gaya pakainnyalah dan gaya makannyalah yang sesuai dengan ajaran dan tuntutan Nabi Muhammad Saw dan harus mengikutinya adalah sebuah kekeliruan yang sangat mendasar dalam memahami keuniversalan Islam. Islam memang mengatur cara berpakaian dan cara makan, tetapi Islam hanya mengajarkan substansinya dan tujuannya. Berpakaian yang bersih dan rapih demikian pula makan yang bergizi dan bermanfaat serta halal dan secukupnya adalah sebuah tuntutan agama yang harus diikuti. Pakaian harus bersih saat beribadah karena beribadah adalah sarana komunikasi langsung antara hamba dan Tuhannya. Demikian pula memakan makanan yang baik tujuannya agar sehat sehingga bisa melaksanakan kewajiban-kewajiban rutin bagi kehidupan dan keluarga serta untuk beribadah kepada tuhan.

Menerima dan memahami setiap budaya dan tradisi adalah sebuah kewajiban yang telah diajarkan oleh Islam agar seseorang tidak mengklaim dirinya sebagai orang yang paling baik sebagaimana dalam firman Allah Swt “ Dan janganlah kamu menganggap dirimua suci karena sesungguhnya Allah maha mengetahui siapa yang paling bertaqwa di antara kalian “ QS Annajm Ayat 32.

Facebook Comments