Suatu ketika, seseorang berjalan melintasi tempat Rasulullah SAW.. orang itu terlihat sedang bekerja dengan sangat giat dan tangkas, para sahabat berkomentar, “Ya Rasulullah, andai kata bekerja semacam orang itu dapat digolongkan fi sabilillah, alangkah baiknya.” Lalu, Rasulullah menjawab, “Ketika dia itu bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, maka itu adalah fi sabilillah, kalau dia bekerja untuk membela kedua orangtuanya yang sudah lanjut usia, maka itu pun fi sabilillah; bahkan kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, maka itu adalah fi sabilillah.” (HR At-Tabrani)
Bahaya “Kuasa Mayoritas” dalam Relasi Umat Beragama
Abdul Malik 14 Mei 2024 Dalam relasi sosial, tidak terbantahkan ada klaim yang disadari atau tidak bernama mayoritas. Mayoritas merujuk pada kuantitas dan kualitas. Kelompok mayoritas bisa ...