Jurnalisme Damai, Pancasila dan Spirit Gerakan Anti Radikalisme

Jurnalisme Damai, Pancasila dan Spirit Gerakan Anti Radikalisme

- in Narasi
1669
0

Dalam setiap pidatonya Ir. Sukarno selalu menyelipkan pesan perdamaian dan persaudaraan. Pesan Presiden pertama Indonesia di atas salah satunya, bangunlah suatu dunia dimana semua bangsa dalam damai dan persaudaraan. Ir. Sukarno paham betul bahwa bangsa Indonesia yang kaya akan perbedaan suku, ras, agama dan antar golongan jika tidak memiliki dasar atau konsep yang jelas maka akan mudah terjadi perpecahan dan merusak perdamaian. Melalui konsep Pancasila yang digagas oleh Ir. Sukarno sendiri, ia ingin menjadikan Pancasila sebagai salah satu solusi untuk persatuan dan perdamaian Indonesia bahkan dunia. Sehingga dijadikanlah Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan terbukti dalam menjaga keutuhan dan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari ancaman perpecahan hingga saat ini.

Jurnalisme merupakan salah satu hal yang amat penting dalam menjaga media dari informasi yang mengandung hoax, provokatif, agitatif dan manipulatif. Pada ujungnya nanti akan menggiring masyarakat untuk saling benci dan adu domba yang akan menimbulkan perpecahan. Jurnalisme sendiri merupakan sebuah aliran yang berkaitan dengan aktivitas mencari, mengumpulkan, mengolah, dan menyebarluaskan informasi kepada khalayak. Sementara damai memiliki arti aman dan tentram. Dari kedua susunan kata tersebut dapat kita simpulkan jika jurnalisme damai adalah sebuah paham dalam jurnalistik yang dalam pelaksanaanya menerapkan konsep perdamaian.

Jurnalisme damai juga merupakan sebuah kritik langsung terhadap jurnalisme perang yang fokus terhadap konflik dan kejadian kekerasan. Jurnalisme perang sangat mudah memicu konflik antar golongan karena berita yang tidak sesuai akan merugikan salah satu pihak tertentu dan akhirnya timbul konflik baru. Disinilah peran jurnalisme damai dalam melawan jurnalisme perang untuk menebarkan berita-berita perdamaian kepada masyarakat.

Menurut Jake Lynch dari Associate Proffessor and Director of the Centre for Peace and Conflict Studies, University of Sydney, jurnalisme damai atau peace journalism adalah situasi ketika para editor dan reporter membuat pilihan mengenai apa yang akan dilaporkan dan bagaimana melaporkannya, yang menciptakan kesempatan bagi masyarakat luas untuk mempertimbangkan dan menilai tanggapan non-kekerasan terhadap konflik.

Indonesia sendiri sangat berpotensi terjadinya konflik. Kemajemukan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia tentu akan menimbulkan perbedaan yang akan berujung konflik antar golongan. Ditambah lagi dengan ujaran kebencian, adu domba serta maraknya berita hoax menghiasi jurnalisme di dunia maya. Peran jurnalisme damai sangat dipertaruhkan disini, untuk selalu menjaga dan menebarkan berita yang benar dan sesuai kejadian sehingga masyarakat akan tenang dalam menyikapi suatu konflik yang muncul. Pancasila harus dijadikan pondasi awal dalam mewujudkan jurnalisme damai untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Kesadaran Kolektif

Bagi bangsa yang besar seperti Indonesia kesadaran kolektif harus di bangun disetiap lapisan masyarakat. Berbagai ancamana akan banyak bemunculan baik dari dalam diri bangsa ini sendiri maupun ancaman dari luar. Lebih jauh lagi ancaman dari luar adalah ancaman radikalisme dan terorisme yang sangat berbahaya. Selain itu banyaknya berita hoax dan adu domba juga sangat mengancam persatuan dan kesatuan NKRI. Jurnalisme damai sangat dibutuhkan untuk mensterilkan media dari kepungan jurnalisme perang yang dapat memicu konflik dan perpecahan.

Semangat dan spirit gerakan anti radikalisme dan terorisme terus dan selalu dikampanyekan kepada masyarakat, agar mereka mampu memfilter arus akulturasi budaya yang masuk tanpa batas ini. Pondasi yang kuat harus dibangun untuk menjaga diri kita dan bangsa ini dari ancaman tersebut. Sudah saatnya kita sadar bahwa persatuan yang telah dibangun oleh para pendiri bangsa melalui tetesan darah merupakan sesuatu yang amat penting untuk di jaga dan dipertahankan. Demi terwujudnya Indonesia yang damai, aman, tentram dan sejahtera. Mari bersama kita sebarkan perdamaian melalui jurnalisme damai, pers yang sehat akan mampu mempengaruhi masyarakat untuk selalu menjaga perdamaian dan tidak mudah percaya terhadap informasi yang berbau provokatif, agitatif dan manipulatif.

Facebook Comments