Maulid, Natal, dan Tahun Baru Damai

Maulid, Natal, dan Tahun Baru Damai

- in Narasi
1160
0

Bulan maulid bersamaan dengan bulan kelahiran Nabi Isa yang diyakini oleh orang-orang Kristiani. Kedua bulan ini selalu dihormati, dirayakan, dirindukan kedatangannya di setiap tahunnya. Semua pengikutinya ingin merayakan penuh meriah dengan berbagai kegiatan yang sudah direncanakan. Bagi umat islam, merayakan maulid nabi dengan membaca sholawat berzinji, siap dengan berbagai hidangan dan buah-buahan. Hal yang sama dilakukan oleh umat kristiani, merayakan kelahiran Isa al-Masih (Yesus Kristus) dengan perayaan hari Natal lengkap dengan pohon natal. Jika Maulid nabi dirayakan pada tanggal 12 bulan robiul awal atau setiap bulan maulid. Maka perayaan natal dilaksanakan setiap tanggal 25 Desember.

Umat islam menjunjung tinggi nabi Muhammad dan selalu mengharap syafaat darinya. Kecintaan umat islam pada nabi Muhammad salah satunya ditunjukkan dengan selalu mengumandangkan sholawat baik di masjid, di musallah, di rumah, dan tempat-tempat lainnya selalu dibacakan sholawat. Begitu juga dengan umat Kristen, kecintaan mereka dibuktikan dengan menaruh pohon natal lengkap dengan pernak-perniknya, memakai topi sinterklas sebagai bukti cinta kepada Yesus Kristus, sang juru selamat. Suasana pada saat maulid dan natal selalu membawa kedamaian dan ketentraman bagi para pengikutinya. Semua pengikutinya bahagia menyambut dan merayakan hari kelahiran nabi-nabi mereka.

Perayaan maulid dan natal tahun ini, kedua hampir bersamaan di bulan yang sama. Tentunya, ke dua perayaan ini membawa pesan-pesan perdamaian dan kedamaian dalam hidup yang selalu dijunjung tinggi oleh nabi masing-masing. Umat islam merayakan maulid sambil membacakan sholawat berzinji dengan berdiri. Hal ini memberi pesan bahwa dihadapan tuhan dan dihadapan nabinya semua umatnya sama. Baik yang miskin, yang kaya, yang tua yang mudah, yang berkulit hitam atau yang berkulit putih, status sosial, gaya bahasa, dan lain-lain tidak ada yang mempermasalahkan saat sama-sama menghormati sang nabi. Bukankan al-Qur’an telah menjelaskan bahwa “Sesunggunya Allah dan para malaikatnya juga sama bersholawat pada nabi (Surah Al-Ahzab ayat 56)”. Toh, walaupun sholawat dari Allah berarti rahmat dan sholawat dari malaikat adalah pengampunan (maghfiroh), dan sholawat dari umatnya adalah doa untuk memohon pertolongan dan pengampunan. Umat islam sama-sama merayakan hari kelahiran nabi Muhammad SAW. Selain itu Nabi Muhammad SAW, membawa risalah kenabian dan pembentukan akhlak umatnya agar menjadi orang yang baik,

Begitu juga dengan perayaan natal memberi pesan bahwa dihadapan Yesus, semua akan mendapatkan syafaat, pertolongan dan peleburan dosa. Baik yang kaya, yang miskin, yang muda, yang tua, yang berkulit hitam, yang berkulit putih, dan lain sebagainya juga sama merayakan natal untuk mendapatkan syafaat dari Yesus, sang pembawa pesan perdamaian dan juru selamat.

INDONESIA RINDU AKHIR TAHUN DAMAI

Negeri kita tercinta, Indonesia selalu diwarnai kasus-kasus radikalisme. Mulai dari aksi bom bunuh diri, penemuan bom diberbagai tempat seperti di Bekasi, Bali, dan lain-lain. Setiap tahun selalu diwarnai isu-isu radikal dan aksi radikal. Rakyat Indonesia selalu diwarnai rasa takut dengan aksi bom bunuh diri yang biasa dilakukan pada malam pergantian tahun baru sebagai targetnya. Sasarannya dalah rakyat yang tidak berdosa. Padahal akhir tahun ini merupakan akhir keberkahan karena pada akhir tahun ini perayaan nabi besar dengan jumah pengikut yang banyak sama-sama dirayakan. Idealnya. Sebagai pengikut setianya, tentu saja dapat mengambil ibroh, suri tauladan yang baik sebagai pedoman dalam bermuamalah dengan sesama manusia. Pertanyaan mendasar adalah adakah nabi yang mengajarkan untuk membunuh orang lain, menghancurkan orang lain, dan memusuhi orang lain yang tidak se-aliran, seagama, se-pemikiran dan lain-lain? Tentu saja jawabanya tidak. Setiap nabi pasti membawa risalah kebaikan dan risalah kedamaian untuk setiap pengikutnya dan untuk umat manusia pada umumnya. Memberi petunjuk pada pengikutnya kepada jalan yang benar, memberikan kesejahteraan dalam hidup baik di dunia terlebih di akhirat.

Jika demikain sudah selayaknya bangsa ini penuh dengan kedamaian dan ketentraman hidup, karena pengikutnya yang ratusan juta orang. Sudah selayaknya bangsa kita merayakan akhir tahun dengan penuh keceriaan dan kenyamanan karena sama-sama berpedoman pada nabi yang membawa keselamatan dan kedamaian. Bangsa kita rindu akhir tahun damai. Bangsa rindu akhir tahun dengan penuh keceriaan, tanpa ada intimidasi, tanpa ada diskriminasi.

Oleh Sebab itu, sudah selayaknya seluruh element masyarakat turut serta untuk menciptakan bangsa Indonesia yang damai, tenang dan aman bagi semua kalangan sehingga akhir tahun di tutup dengan kebaikan (khusnul khotimah) dan menetap tahun baru dengan permulaan yang baik. Selamat tahun baru.

Facebook Comments