Saat membaca judul tulisan di atas, apa yang pertama kali terlintas di pikiran Anda? Sudah pasti Pemuda Pancasila, bukan? Ya, dalam tulisan ini memang akan sedikit banyak mengupas seputar Pemuda Pancasila. Karena menurut penulis, Pemuda Pancasila adalah sebuah ormas terbesar di Indonesia, semua tingkatan tersebar di setiap Provinsi dan Kabupaten yang ada di Indonesia. Selain itu, selain itu, Pemuda Pancasila pula lah yang sampai saat ini, menjadi salah satu ormas yang tetap teguh menggunakan Pancasila sebagai ideologinya.
Pemuda Pancasila menjadi kesatuan pendukung ikatan Kemerdekaan Republik Indonesia, untuk memperjuangkan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dari tangan komunisme. Sebagai sebuah organisasi, Pemuda Pancasila yang didirikan oleh IPKI (Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 28 Oktober 1959 juga memiliki sejarah yang penuh warna dan dinamik.
Organisasi Pemuda Pancasila adalah organisasi yang berjiwa besar, patriotik dan militan yang bersifat terbuka tanpa membeda-bedakan ras, agama, suku, dan golongan serta latar belakang sosial kemasyarakatan. Peran Pemuda Pancasila sangatlah penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena merekalah yang menentukan akan seperti apa bangsa dan negaranya di masa yang akan datang. Keberadaan Pemuda Pancasila diharapkan dapat menjadi karekteristik yang baik bagi Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsanya.
Selaras degan hal tersebut, tampaknya perlu untuk diterapkan pula sebuah pendidikan karakter Pancasilais sejak dini. Upaya ini tampaknya mendesak untuk segera dilakukan. Mengingat, sekarang ini paham intoleransi sudah menjamah ke ranah sekolah dasar. Dimana anak-anak cenderung mengabaikan temannya yang berbeda agama, bahkan idak jarang untuk membulynya. Miris memang, namun memang demikianlah adanya.
Anak-anak sekolah dasar yang seharusnya bisa menikmati masa kecilnya untuk belajar dan bermain harus menerima kenyataan bahwa intoleransi telah dating menjamah mereka. Dimana kelompok minoritas-beda agama akan cenderung dipojokkan dan menjadi bahan bullying teman seusianya. Untuk itulah, diperlukan sebuah solusi bersama untuk mampu meminimalisir tradisi intoleransi yang mulai menjelaga di lingkungan sekolah dasar.
“Siswa Pancasila” dan Pendidikan Karakter Pancasila
Dalam pendidikan sekolah dasar, kita sudah dikenalkan dengan beberapa ekstrakurikuler yang menarik. Seperti diantaranya Pramuka dan Dokter Kecil. Selain memberikan pengajaran secara langsung, kedua ekstrakurikuler ini juga menyajikan sebuah perlombangan adu ketangkasan dan kecerdasan peserta didik. Oleh karena itulah, seringkali kedua ekstrakurikuler ini cenderung menarik minat peserta didik untuk ikut terjun kedalamnya.
Ditengah merebaknya paham intoleransi dilingkungan sekolah dasar, tampaknya diperlukan juga sebuah kegiatan ekstrakurikuler yang mampu memberikan pengajaran, namun dikemas dengan bentuk yang menarik dan tidak membosankan. Dalam hal ini, penulis menawarkan untuk dibentuknya sebuah wadah ekstrakurikuler baru yang penulis sebut dengan “Siswa Pancasila”
Ya, “Siswa Pancasila” ini diilhami dari konsep Pemuda Pancasila yang sedikit banyak telah penulis sampaikan di atas. Dimana nantinya, dalam “Siswa Pancasila” ini pesera didik akan diberikan sebuah pembelajaran tentang Pancasila. Dimana didalamnya nanti juga memuat tentang pentingnya toleransi antar sesame teman tanpa memandang suku, agama, ras, dan adat istiadat.
Selain itu, pada perkembangannya nanti, “Siswa Pancasila” juga harus mengadakan sebuah even-even sederhana yang memacu semangat peserta didik. Seperti perlombaan cerdas cermat seputar Pancasila, atau semacam pesta siaga yang dikolaborasikan dengan “Siswa Pancasila”. Tentu saja hal-hal semacam ini akan lebih menarik minat peserta didik daripada harus mengajarkan kepada mereka secara langsung di ruang kelas.