Di tengah dinamika dunia yang terus berubah, Indonesia sebagai negara yang kaya akan keberagaman etnis, agama, dan budaya menghadapi berbagai tantangan besar. Salah satunya adalah munculnya ideologi radikalisasi dan terorisme yang merusak kedamaian, persatuan, dan harmoni bangsa. Konsep hijrah sebagai perjalanan spiritual individu maupun perubahan sosial dapat direnungkan sebagai salah satu jalan menuju bangsa yang lebih madani dan berbudi pekerti luhur.
Hijrah dalam tradisi Islam dipahami sebagai perjalanan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat dari Mekkah ke Madinah. Lebih dari sekedar perjalanan fisik, hijrah adalah simbol perubahan besar, baik dari segi spiritual, moral, dan sosial. Pesan hijrah mengajarkan pentingnya perubahan menuju kehidupan yang lebih baik, lebih adil, dan lebih bermanfaat bagi umat manusia. Hijrah mengajarkan setiap individu untuk meninggalkan keburukan dan kejahatan untuk menuju kebaikan dan kedamaian.
Konsep hijrah dapat diterjemahkan sebagai perubahan dalam pola pikir dan sikap hidup yang lebih positif, menjauhi segala bentuk kekerasan dan radikalisasi, serta merangkul perbedaan. Indonesia yang multi-etnis dan multi-agama, hijrah dapat diartikan sebagai perubahan mentalitas dan cara pandang, yang lebih inklusif dan toleran terhadap keberagaman. Proses hijrah ini menuntut adanya transformasi di tingkat individu maupun masyarakat dalam membangun rasa saling menghargai dan menjaga kerukunan.
Ditilik dalam hal kebangsaan, hijrah bukan hanya sebuah fenomena individu tetapi juga menjadi momentum kolektif yang dapat mengarahkan bangsa Indonesia menuju kemajuan dan peradaban yang lebih tinggi. Hijrah kebangsaan adalah sebuah proses perubahan dalam sistem sosial-politik yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika yang luhur, seperti keadilan, kemanusiaan, dan persatuan. Pesan hijrah seharusnya mendorong masyarakat untuk menghindari segala bentuk intoleransi, korupsi, dan kekerasan yang dapat merusak integritas bangsa.
Pembangunan bangsa yang madani tidak hanya diukur dengan kemajuan ekonomi atau teknologi, tetapi juga dengan kualitas moral dan kebudayaan yang dimiliki. Oleh karena itu, hijrah kebangsaan harus mengarah pada terciptanya masyarakat yang berbudi pekerti luhur, yang mampu saling menjaga harkat dan martabat, serta menghargai hak asasi setiap individu. Menghidupkan semangat hijrah dalam konteks kebangsaan adalah upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang damai, adil, dan makmur, tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan yang universal.
Radikalisasi dan terorisme adalah dua masalah besar yang semakin meresahkan dunia, termasuk Indonesia. Menurut laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Indonesia masih menghadapi ancaman serius dari kelompok-kelompok yang mengusung ideologi radikal dan menghalalkan kekerasan untuk mencapai tujuannya. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah kelompok teroris di Indonesia terus berusaha memanfaatkan isu agama untuk merekrut anggota dan menyebarkan ideologi radikal.
Radikalisasi tidak hanya terjadi dalam konteks geopolitik internasional, tetapi juga di dalam negeri. Kelompok-kelompok yang terlibat dalam tindakan terorisme sering kali mengklaim bahwa mereka berjuang demi agama, padahal tindakan mereka bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran agama yang sebenarnya. Hijrah mengajarkan untuk menjauhi segala bentuk kekerasan, menjunjung tinggi prinsip keadilan, dan memperjuangkan kedamaian. Jika hijrah diterjemahkan dengan benar, maka ideologi radikal yang mengarah pada terorisme akan dapat dikikis.
Lebih jauh, radikalisasi sering kali dimulai dengan ketidakpuasan terhadap kondisi sosial dan politik. Dalam banyak kasus, kelompok-kelompok teroris ini memanfaatkan kelemahan sosial dan ekonomi sebagai alat untuk menarik perhatian masyarakat, terutama generasi muda yang rentan terhadap ideologi ekstrem. Oleh karena itu, hijrah kebangsaan yang mengedepankan keadilan sosial, pemberdayaan ekonomi, dan pendidikan yang berkualitas menjadi kunci penting dalam menanggulangi radikalisasi. Masyarakat yang sejahtera dan cerdas akan lebih mampu berpikir kritis dan menolak segala bentuk ideologi yang merusak.
Tantangan kontemporer berupa konflik geo-politik dan radikalisasi membutuhkan solusi yang bersifat komprehensif dan holistik. Hijrah mengajarkan pentingnya perubahan yang berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan, kedamaian, dan persatuan. Oleh karena itu, untuk menghadapi ancaman radikalisasi dan terorisme, kita perlu mengedepankan pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai kebangsaan yang luhur, yang mampu membentengi generasi muda dari pengaruh ideologi ekstrem.
Selain itu, penting untuk memperkuat kerjasama antar negara dalam mengatasi konflik geo-politik yang sering kali memicu ketegangan dan kekerasan. Hijrah kebangsaan harus mengarah pada diplomasi yang penuh kebijaksanaan dan komitmen terhadap perdamaian dunia. Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, memiliki peran strategis untuk menjadi agen perubahan, baik dalam tataran domestik maupun internasional. Menegakkan nilai-nilai hijrah di tengah berbagai tantangan ini akan membawa Indonesia menuju bangsa yang lebih madani, penuh kedamaian, dan berbudi pekerti luhur.
Pesan hijrah memiliki makna yang sangat dalam dan luas. Baik hijrah umat maupun hijrah kebangsaan, keduanya dapat menjadi pendorong untuk membangun bangsa Indonesia yang lebih baik. Dalam menghadapi ancaman radikalisasi dan terorisme, penting bagi kita untuk menginternalisasi pesan hijrah yang sesungguhnya: perubahan menuju kebaikan, kedamaian, dan persatuan. Dengan mengedepankan nilai-nilai moral dan kebangsaan yang luhur, Indonesia dapat mengatasi tantangan kontemporer ini dan menjadikan hijrah sebagai jalan menuju bangsa yang madani dan berbudi pekerti luhur.