Menjadi Kartini Millennial yang Cerdas Tangkal Hoax dan Radikalisme

Menjadi Kartini Millennial yang Cerdas Tangkal Hoax dan Radikalisme

- in Narasi
1028
0
Menjadi Kartini Millennial yang Cerdas Tangkal Hoax dan Radikalisme

Membicarakan tentang Indonesia di era digital sekarang ini, pastinya seseorang akan menemukan kemajuan dan kemunduran di dalamnya. Kemajuan karena banyak kreasi dan inovasi yang dilahirkan oleh generasi cerdas dan kreatif. Akan tetapi, ada juga kemunduran yang cukup mengkhawatirkan kelangsungan bangsa ini, yaitu bahaya hoax dan radikalisme.

Akhir-akhir ini banyak kita jumpai kasus-kasus hoax dan radikalisme menjadi pembicaraan yang sangat serius dari berbagai kalangan. Bahkan, ada yang mengatakan pemahaman-pemahaman yang berbaur radikalisme sudah masuk di lingkungan Indonesia. Baik dalam berita cetak ataupun online, yang mengabarkan banyak sekali kebohongan yang tersebar dengan mudahnya. Pertanyaanya bagaimana Indonesia ke depan apabila dua hal ini selalu menghantui setiap generasinya? Sedangkan pada titik tertentu generasi hari ini akan menjadi penerus sekaligus harapan bagi setiap orang untuk menjadikan Indonesia lebih bermartabat dan lebih maju.

Menyikapi hal ini, sejatinya setiap orang memiliki peran yang sangat vital untuk melahirkan generasi yang kritis dan cerdas dalam menangkal hoax dan paham Radikalisme, termasuk juga perempuan. Sudah seharusnya setiap perempuan meniru perjuangan Kartini, Jika Kartini berjuang di era penjajahan, perempuan millennial harus menjadi Kartini di era Millennial. Yaitu d mampu menjadi pendobrak untuk melahirkan generasi yang siap mumpuni. Seperti misalnya, generasi yang bisa membedakan mana yang layak di konsumsi di media sosial dan bagaimana mencegah pemahaman yang sekiranya bisa melunturkan bangsa.

Baca juga :Mengawal Demokrasi

Menjadi Kartini Millennial paling sederhana ialah mendidik serta memberikan asupan pengetahuan sejak dari dini. Sebagaimana yang terdapat dalam buku Parent-Teen Guide karya Rimalia dkk. Yang mengatakan, bahasa cinta adalah cara berkomunikasi yang sesuai dengan anak agar mereka benar-benar merasa dicintai. Bahasa cinta merupakan implementasi langsung dari pola asuh yang ramah terhadap otak dan jantung. Ketika diajak berkomunikasi degan cara yang sesuai keinginannya, maka anak akan merasa benar-benar di cintai. Anak akan lebih mudah diberikan pengarahan dalam segala bidang kehidupannya. Dia juga mempunyai karakter mulai sebagai orang yang penuh cinta, sanggup melakukan berbagai pengorbanan, dan berjiwa besar.

Perlu kiranya membiasakan diri untuk menggunakan bahasa cinta dan menghilangkan kekerasan dalam bidang apapun. Selain hal ini akan melahirkan komunikasi yang intens, ini juga bisa menjadi mediasi untuk mengembangkan kemampuan seseorang. Hal ini di khususkan pada seorang ibu dan anaknya. Di mana untuk mencegah ancaman radikalisme dan hoax penerapan tentang hukum cinta dan kasih sayang sangat dibutuhkan di sini. Dan sudah seharusnya konsep ini disebarkan, agar menjadi rujukan bagaimana membangun bangsa itu harus diawali sejak dari dini, dan perempuan memiliki peran penting di dalamnya.

Peran Perempuan dalam Melahirkan Generasi Unggul

Berkaca pada data yang dirilis oleh kemetrian komunikasi dan Informatika, pada tahun 2016 hampir 800 ribu akun, baik media sosial maupun portal online yang diblokir karena mengandung konten hoax ataupun ujaran kebencian. Tahun 2017, 600 akun yang diblokir karena melakukan tindakan yang sama. Hal ini tidak jauh berbeda dengan survei Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) pada 7-9 Februari terhadap 1.116 responden di Indonesia menyatakan bahwa sebanyak 44,30 persen masyarakat menerima berita hoax setiap hari. Sementara 17,20 persen menyatakan menerima berita hoax lebih dari sekali dalam sehari.

Melihat data yang demikian, menunjukkan masyarakat Indonesia masih rawan dengan serangan hoax. Di sisi lain radikalisme juga menjadi bayang-bayang masyarakat akhir-akhir ini. Maka dari itu, sudah semestinya peran perempuan di optimalkan secara baik dan benar. Agar semua masyarakat Indonesia menjadi kesatuan untuk menjaga keindahan yang ada di dalamnya.

Sebagaimana yang sudah kita ketahui, bahwa perempuan memiliki jiwa yang sangat kuat untuk mendidik dengan kesabarannya. Maka sudah seharusnya hal ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Agar bisa memberikan asupan pendidikan kepada anak agar tidak gampang terjangkit oleh paham radikal dan hoax. Dan tentunya ini adalah salah satu upaya untuk meneruskan perjuangan Ibu Kartini. Ibu bangsa yang sudah memperjuangkan keutuhan Indonesia, martabat wanita. Untuk itu, sudah seharusnya menjadi Kartini modern untuk melahirkan generasi yang cerdas dan kritis untuk kemajuan bangsa Indonesia.

Facebook Comments