Menjadikan Pancasila sebagai Vaksin Ideologi di Tengah Pandemi

Menjadikan Pancasila sebagai Vaksin Ideologi di Tengah Pandemi

- in Narasi
184
0
Menjadikan Pancasila sebagai Vaksin Ideologi di Tengah Pandemi

Meskipun tidak secara eksplisit menyebutkan corona (covid-19), Pendiri Microsoft, Bill Gates telah meramalkan munculnya wabah yang berasal dari hewan namun bermutasi menyerang manusia yang kelak akan menginfeksi ribuan bahkan jutaan manusia di dunia. Pandemi itu menurutnya akan membuat dunia lumpuh yang lebih parah dari bencana perang. Prediksi ini telah ia lontarkan pada tahun 2015 silam. Di samping memberikan warning, Gates juga memprediksi ketidaksiapan global dalam menghadapi pandemi tersebut.

Prediksi Gates ternyata terwujud melalui corona. Penyebaran covid-19 saat ini begitu menghebohkan secara global. Namun, penting segera ditegaskan bahwa covid-19 merupakan bagian dari bencana yang bisa diprediksi dan ditanggulangi. Tidak ada tafsir lain yang boleh berkeliaran untuk mengatakan kejadian ini dalam perspektif lain yang tidak produktif semisal azab atau hukuman.

Pemerintah Indonesia sudah tepat dengan meletakkan ini sebagai musibah dengan pembentukan Gugus Tugas Penanggulangan covid-19 dalam koordinasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pemahaman covid-19 sebagai bencana ini penting agar memberikan wawasan ke depan untuk mengantisipasi dengan lebih baik dengan kesiapsiagaan yang memadai.

Kita melihat dalam menghadapi musibah pandemi covid-19 masyarakat belum sepenuhnya memiliki kesiapan yang memadai baik secara infrastruktur, teknologi maupun yang sangat penting pemahaman masyarakat. Pemahaman, pengetahuan dan pendidikan masyarakat ketika dan saat menghadapi bencana itu juga tidak kalah pentingnya daripada mengobati mereka yang terpapar virus corona.

Sebenarnya, dalam kasus pandemi kita melihat dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, aspek kesehatan, kita melihat korban yang terpapar virus corona dan ditangapi secara medis. Kedua, pada aspek sosial kita melihat jutaan orang yang rentan terpapar dampak sosial dari corona. Dan itu lebih mengkhawatirkan bahkan bisa merusak perdamaian jika tidak ditangani secara serius. Ada penyakit panik, frustasi, provokasi, sentimentasi, dan mungkin anarki sebagai dampak sosial dari covid-19.

Karena itulah, selain aspek penanganan medis, penanganan penyakit sosial sebagai dampak dari virus ini juga penting ditanggulangi. Indonesia menjadi sangat beruntung karena bangsa ini mempunya falsafah bernegara yang begitu mengakar dalam kehidupan berbangsa. Pancasila menjadi pandangan hidup bangsa yang menjadi sangat hidup ketika persoalan kebangsaan muncul.

Semangat solidaritas, empati dan gotong yang dimunculkan masyarakat secara spontan adalah laku Pancasila di tengah musibah. Sikap masyarakat yang saling bergotong royong tersebut adalah karakter khas masyarakat Indonesia sebagai aktualisasi nilai Pancasila di tengah pandemi. Semangat ini harus terus dirawat dan dikuatkan sehingga penyakit sosial yang ditimbulkan dari bencana covid-19 ini bisa diminimalisir.

Bukan saatnya saling menyalahkan di tengah musibah apalagi memanfaatkan kesempatan dengan cara memprovokasi dan mengganggu stabilitas keamanan masyarakat dan kedaulatan negara. Masyarakat harus tetap merawat solidaritas dan tidak mudah terprovokasi di tengah pandemi ini dengan cara selalu membumikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Facebook Comments