Menjaga Kemurnian Solidaritas Palestina: Waspada Agenda Khilafah yang Mengancam NKRI

Menjaga Kemurnian Solidaritas Palestina: Waspada Agenda Khilafah yang Mengancam NKRI

- in Narasi
99
0
Menjaga Kemurnian Solidaritas Palestina: Waspada Agenda Khilafah yang Mengancam NKRI

Aksi solidaritas untuk Palestina sering kali mendapat perhatian besar dari berbagai lapisan masyarakat Indonesia. Konflik yang terus berlanjut di Gaza, dengan serangan brutal yang dilakukan oleh Israel, mengundang empati dan dukungan dari masyarakat internasional, termasuk di Indonesia. Namun, di balik semangat solidaritas ini, ada kelompok yang mencoba memanfaatkan momentum untuk mengampanyekan ide Khilafah. Tindakan ini patut dipertanyakan, apakah ini murni bentuk solidaritas atau ada agenda lain yang tersembunyi untuk mengacaukan NKRI?

Solidaritas terhadap Palestina adalah sesuatu yang alami dan dapat dimengerti mengingat penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina. Namun, ketika aksi-aksi bela Palestina disusupi oleh agenda politik tertentu, khususnya yang mendorong ide Khilafah, ini menjadi masalah serius. Beberapa kelompok, seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), telah berulang kali menggunakan isu-isu internasional, termasuk Palestina, sebagai alat propaganda untuk menggalang dukungan terhadap cita-cita mereka mendirikan Khilafah.

Khilafah, sebagai konsep negara Islam yang melintasi batas-batas nasional, bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Upaya mengusung Khilafah di Indonesia dapat dianggap sebagai bentuk ancaman terhadap kedaulatan dan integritas negara.

Menggunakan isu Palestina sebagai alat untuk mempromosikan Khilafah tidak hanya mengkhianati esensi perjuangan rakyat Palestina tetapi juga berpotensi merusak stabilitas nasional. Aksi-aksi yang disusupi oleh agenda Khilafah dapat mengalihkan fokus dari masalah kemanusiaan yang sebenarnya dan mengubahnya menjadi perdebatan ideologis yang memecah belah masyarakat Indonesia.

Dalam jurnal “Transnational Islamic Networks: Responding to the Globalization of Islam” oleh Peter Mandaville, dijelaskan bahwa fenomena pemanfaatan isu-isu internasional oleh kelompok Islam transnasional adalah sebuah strategi yang telah berlangsung lama. Kelompok-kelompok ini sering kali melihat konflik dan masalah global, seperti isu Palestina, sebagai peluang untuk memobilisasi dukungan lokal.

Dengan menghubungkan perjuangan internasional dengan narasi lokal, mereka dapat memperluas pengaruh mereka dan menguatkan posisi mereka di dalam negeri. Hal ini tidak hanya memperkuat basis dukungan mereka tetapi juga memberikan legitimasi terhadap agenda mereka di mata para pengikut.

Strategi ini memungkinkan kelompok-kelompok transnasional untuk memanfaatkan empati dan solidaritas yang dirasakan oleh masyarakat terhadap isu-isu global. Misalnya, dengan menyoroti penderitaan rakyat Palestina, kelompok-kelompok ini dapat menarik perhatian dan dukungan dari individu yang mungkin sebelumnya tidak terlibat dalam kegiatan politik atau ideologis. Melalui kampanye yang cerdas dan terkoordinasi, mereka dapat mengarahkan perhatian publik dari isu kemanusiaan menuju agenda politik yang lebih luas, seperti pendirian Khilafah atau perubahan sistem pemerintahan.

Lebih lanjut, Mandaville menunjukkan bahwa penggunaan isu-isu global juga membantu kelompok-kelompok ini untuk membangun jaringan internasional yang kuat. Dengan menunjukkan solidaritas dan dukungan terhadap perjuangan internasional, mereka dapat menjalin hubungan dengan kelompok-kelompok serupa di negara lain, menciptakan aliansi yang lebih besar dan lebih berpengaruh.

Jaringan ini tidak hanya memberikan dukungan moral tetapi juga sumber daya dan strategi yang dapat digunakan untuk menguatkan posisi mereka secara lokal. Pada akhirnya, strategi ini memungkinkan kelompok-kelompok Islam transnasional untuk meningkatkan profil mereka, baik di tingkat lokal maupun global, memperluas pengaruh mereka dan memperkuat legitimasi mereka dalam upaya mencapai tujuan ideologis mereka.

Ideologi Khilafah tidak sejalan dengan Pancasila dan UUD 1945, yang menjadi dasar negara Indonesia. Upaya untuk memperkenalkan Khilafah di Indonesia dapat menimbulkan disintegrasi dan konflik internal. Pendukung Khilafah sering kali tidak segan-segan mengkritik dan menentang sistem pemerintahan yang ada, dan dalam beberapa kasus, mereka terlibat dalam kegiatan yang mengancam stabilitas negara.

Untuk mengatasi upaya pengasongan Khilafah yang menyusup dalam aksi-aksi bela Palestina, penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran dan pendidikan politik di kalangan masyarakat. Aksi bela Palestina harus tetap murni sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan tanpa disusupi agenda politik tertentu yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

Mengusung Khilafah dalam aksi bela Palestina bukanlah langkah yang bijak dan justru dapat mengacaukan NKRI. Solidaritas terhadap Palestina harus dijaga kemurniannya sebagai aksi kemanusiaan, bukan sebagai alat politik. Masyarakat Indonesia harus tetap waspada terhadap kelompok-kelompok yang mencoba memanfaatkan isu internasional untuk kepentingan ideologis yang bertentangan dengan dasar negara. Mempertahankan persatuan dan kesatuan NKRI adalah prioritas utama dalam menghadapi segala bentuk ancaman, termasuk upaya pengasongan Khilafah.

Facebook Comments